Sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik. Apapun itu, termasuk berlebihan dalam hal bekerja. Tidak salah memang jika melakukan pekerjaan dengan tekun dan optimal. Namun, jangan sampai Anda terlalu keras dalam bekerja sampai tidak memerhatikan kesehatan, kehidupan sosial, serta kebutuhan hidup lainnya.

Dampak Buruk Bekerja Terlalu Keras Sudah Memakan Korban

Belum lama ini, salah seorang karyawan di sebuah perusahaan asing yang berkantor di Jakarta meninggal dan diperkirakan disebabkan karena terlalu lelah bekerja. Hampir setiap hari dirinya lembur, bahkan masih bekerja di sabtu dan minggu. Kurangnya waktu istirahat membuat sistem kekebalan tubuhnya tidak dapat bekerja dengan baik dan akhirnya mengalami autoimun. Kejadian seperti ini mungkin menjadi sangat biasa di negara maju. Di Jepang, tercatat sudah ada ratusan orang meninggal akibat bekerja terlalu keras atau dikenal dengan istilah karoshi. Jika dilihat dari rutinitas harian warga Jepang, kematian karena bekerja terlalu keras wajar terjadi melihat rata-rata waktu bekerja di sana selama 14 jam sehari selama seminggu penuh. Sebuah survei yang dilakukan International Labour Organization pada 2004 mengungkapkan bahwa lebih dari enam juta orang Jepang bekerja rata-rata lebih dari 60 jam per minggu. Bahkan ditemukan pula warga Jepang yang kemudian meninggal karena karoshi karena selama 80 hari berturut-turut bekerja dalam rentan waktu tersebut.

Bekerja Terlalu Keras Bisa Berujung pada Bunuh Diri

Dilansir dari Nextshark (02/08), Koji Morioka, profesor dari Universitas Kansai mengatakan kepada Washington Post, jika seseorang terus menerus bekerja dan tidak memerhatikan tubuhnya, baik secara fisik dan mental maka akan sangat berisiko mengalami gangguan jantung, masalah otak, stoke, dan stres yang berujung pada bunuh diri. "Dalam dunia kerja di Jepang, tidak pernah ada hari tanpa lembur. Itu hampir seperti jam kerja yang memang dijadwalkan. Itu memang tidak dipaksakan, tapi pekerja merasa lembur menjadi sesuatu yang wajib dilakukan," kata Morioka. Di Jepang sendiri, karoshi biasanya lebih banyak menyerang pekerja laki-laki. Akan tetapi mulai tahun 1970 hingga saat ini sudah mulai menyebar pada perempuan. Korban dari karoshi rata-rata berusia 20 tahun dengan tenaga yang masih sangat produktif.

Meningkatnya Angka Bunuh Diri di Jepang Akibat Lelah Bekerja

Karoshi pun turut menjadi penyumbang terbesar meningkatnya angka kematian akibat bunuh diri di Jepang. Melihat fakta ini, pemerintah setempat akhirnya membuat kebijakan bagi seseorang yang meninggal akibat bunuh diri untuk bisa mengajukan klaim kompensasi karoshi jika sebelumnya bekerja lebih dari 160 jam dalam satu bulan atau lebih dari 100 jam melakukan lembur selama tiga bulan berturut-turut. Kebanyakan kasus ini muncul pada karyawan yang bekerja di sektor kesehatan, layanan sosial, perkapalan, dan konstruksi. Berbagai faktor pun diyakini menjadi pemicu tingginya kasus karoshi seperti masa kerja yang semakin pendek, buruknya perundang-undangan tenaga kerja, dan budaya hirarkis yang membuat karyawan junior merasa segan untuk pulang lebih dulu dari atasannya. Berkaitan dengan klaim atas bunuh diri akibat karoshi, sebuah restoran ternama di Jepang harus membayar kompensasi sebesar 130 juta yen untuk karyawannya yang bunuh diri karena terlalu banyak bekerja lembur. Korban tersebut diketahui melakukan bunuh diri setelah dua bulan bekerja di restoran tersebut. Dalam masa kerjanya, dia dipaksa untuk bekerja dengan waktu yang panjang dan hanya memiliki sedikit waktu untuk beristirahat. Tidak hanya fisik saja yang tertekan, namun kesehatan mentalnya pun terganggu dan membuatnya stres kemudian memutuskan untuk bunuh diri. Bagaimana dengan Anda sendiri? Mengejar target pekerjaan memang sangat penting untuk dilakukan tetapi jangan sampai kesehatan Anda harus dipertaruhkan. Luangkan waktu untuk beristirahat dan mengambil cuti untuk liburan. Hal ini menjadi catatan penting bagi Anda yang dicap sebagai ‘workaholic’.