Bercinta bukan sekadar bereproduksi, melakmkan juga merupakan rekreasi bagi pasangan suami istri. Salah satu triknya adalah menggunakan pelumas agar bercinta kian bisa dinikmati. Tapi, beneran enggak ya, pelumas malah mengganggu kesuburan? Buat pejuang garis dua, berikut infonya.

 

Kenapa Wanita Butuh Foreplay?

Berencana untuk hamil bisa sangat menyenangkan, karena Mums dan Dads sangat disarankan untuk bercinta secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi apa pun. Namun terkadang, peningkatan frekuensi berhubungan seksual juga bisa menjadi sebuah beban. Apalagi pada pasangan suami istri yang sibuk dan tidak punya cukup waktu untuk melakukan foreplay terlebih dulu sebelum sampai ke tahap penetrasi.

 

Kenapa foreplay penting? Bukan hanya untuk membangun suasana intim, foreplay memiliki fungsi fisiologis yang cukup penting wanita. Selama foreplay, klitoris wanita akan menegang, leher rahim naik ke atas, saluran vagina memanjang untuk memberi ruang bagi saat penetrasi nanti, dan vagina akan dilumasi. 

 

Bagi wanita, pelumasan vagina merupakan bagian penting dari gairah seksual. Ini menyiapkan vagina untuk penetrasi, sehingga penis lebih mudah masuk dan mengurangi gesekan atau iritasi. Bukan rahasia lagi, nyeri saat berhubungan seksual seringkali disebabkan oleh pelumasan yang tidak memadai.

 

Secara umum, dibutuhkan sekitar 20 menit untuk membangkitkan gairah wanita, yang dapat melepaskan pelumas alami wanita di leher rahim dan vagina. Namun karena frekuensi seks meningkat ketika mencoba untuk hamil, waktu menjadi masalah dan kebanyakan pasangan menggunakan beberapa jenis pelumas untuk mempercepat proses ini. Pelumasan juga bisa menjadi masalah preferensi. Beberapa wanita merasa bahwa seks lebih baik ketika mereka lebih dilumasi.

 

Baca juga: Tidak Cuma pada Wanita, Usia Ternyata Memengaruhi Kesuburan Pria Juga!

 

 

Pelumas Ganggu Kesuburan?

Sayangnya, menggunakan pelumas ternyata punya dampak negatif untuk program hamil. Pelumas vagina yang umum digunakan telah terbukti berdampak negatif pada motilitas (pergerakan) sperma. Dari beberapa penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa pelumas yang dijual bebas memengaruhi motilitas sperma pada berbagai konsentrasi. Satu studi menunjukkan sperma menjadi tidak bergerak setelah 15 menit terpapar pelumas. 

 

Hal ini sedikit banyak dipengaruhi oleh kandungan bahan-bahan di dalam pelumas, seperti minyak bumi (petroleum), propilen glikol, gliserin, paraben, silikon, dan Nonoxynol-9 (yang biasa disingkat N-9). Semua bahan ini dapat memengaruhi kemampuan sperma untuk melewati pelumas sintetis dan masuk ke leher rahim untuk bertemu sel telur. Di samping itu, juga dapat menurunkan viabilitas sperma, sehingga bahkan sperma yang sudah bisa melewati pelumas buatan tersebut, tidak dapat bertahan hidup ketika bertemu dengan sel telur.

 

Berdasarkan pengamatan tersebut, maka disimpulkan bahwa ada kemungkinan bahwa penggunaan pelumas vagina selama hubungan seksual dapat berdampak negatif pada kesuburan alami karena bisa menghambat pembuahan. Untuk alasan ini, pasangan yang mencoba untuk hamil disarankan untuk tidak menggunakan pelumas vagina saat bercinta.

 

Baca juga: Wanita Sulit Orgasme, Apa yang Salah, Ya?

 

Tips Sukses Hamil

Selain mempraktikkan ritual bercinta yang benar, ada beberapa tips dasar yang patut Mums coba jika sedang mencoba untuk hamil. Beberapa di antaranya adalah:

 

1. Minum vitamin pranatal

 

Mengonsumsi vitamin pranatal tiga bulan sebelum mulai mencoba untuk hamil, sangat dianjurkan oleh para dokter kandungan. Vitamin berfungsi memenuhi kebutuhan nutrisi mikro (vitamin dan mineral), sehingga menciptakan lingkungan yang sehat bagi janin yang sedang tumbuh jika sewaktu-waktu Mums hamil.

 


2. Hindari menggunakan produk di area vagina

Bakteri baik pada vagina seperti Lactobacillus dan Corynebacterium, hanya dapat hidup di suasana asam. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kadar keasaman (pH) vagina di angka 3,5-4,5. Menggunakan produk pembersih vagina terlalu sering dan hingga ke area vagina bagian dalam, dapat menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat untuk kehamilan.

 

 

3. Gunakan alat ovulasi

Secara teori, masa subur (ovulasi) terjadi pada hari ke-14 di siklus menstruasi dan bisa dikenali dengan beberapa gejala khas. Namun, tidak semua wanita dapat menghitung atau mengenali masa suburnya, sehingga bisa membuat pasangan suami istri berhubungan seks di hari yang salah.

 

Untuk memastikan apakah Mums benar-benar sedang subur atau belum, Mums bisa menggunakan alat uji ovulasi yang dijual bebas di apotek. Bukan hanya agar tepat tujuan, bercinta di sekitar waktu ovulasi akan membuat sesi intim lebih nyaman karena vagina menghasilkan lebih banyak cairan daripada waktu-waktu lainnya.

 

Pelepasan estrogen yang normal dalam fase folikular dari siklus menstruasi, menghasilkan pelepasan lendir vagina yang melimpah dan membantu sperma sampai ke sel telur. Cairan vagina di sekitar ovulasi memiliki konsistensi tipis, licin, dan berwarna bening seperti putih telur.

 

4. Bersenang-senang

 

Para dokter menunjukkan bahwa stres yang dialami pasangan suami-istri ketika mencoba untuk hamil, dapat memengaruhi ketidaksuburan. Maka dari itu, hal terbaik untuk meningkatkan kesuburan adalah menjaga pikiran agar tidak stres, sehingga seks tetap menyenangkan. Ketika Mums stres secara fisik atau mental, bahkan jika tidak ada gejala fisik stres sekalipun, kadar kortisol nyatanya tinggi dan bisa mengakibatkan peradangan (inflamasi) dan hal itu telah terbukti menurunkan kesuburan. (IS)

 

Baca juga: Vagina Kering? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

 

Referensi:

Healthline. Using Lube

Boston Medical Group. Foreplay

NCBI. Effect of Vaginal Lubricants on Natural Fertility