Merawat kulit bayi memang gampang-gampang susah. Pasalnya, kulit bayi yang baru lahir cenderung masih sangat sensitif. Tak jarang, kondisi kulit bayi dikaitkan dengan beragam mitos. Kira-kira apa saja ya mitos perawatan kulit bayi yang sering beredar? Telusuri yuk satu per satu!

 

Baca juga: Atopik Dermatitis Bukan Penyakit Kulit Biasa

 

Fakta di Balik 5 Mitos Perawatan Kulit Bayi

Mitos 1: Semua sabun bayi pasti aman untuk merawat kulit bayi.

Fakta: Belum tentu. Sabun bayi yang baik harus memiliki pH 5,5 untuk menjaga kelembapan kulit bayi. Selain itu, zat-zat yang terkandung di dalamnya harus sealami mungkin, ringan, serta bebas dari zat kimia yang berbahaya.

 

Jika sabun bayi memiliki kandungan zat kimia yang berlebihan, dapat menyebabkan kulit kering, gatal-gatal, juga ruam. Jadi, perhatikan komposisi bahan pada sabun bayi sebelum membelinya, ya.

 

Mitos 2: Air merupakan satu-satunya yang dibutuhkan untuk membersihkan kulit bayi. 

Fakta: Salah. Di masyarakat, masih ada yang menyarankan air saja sudah cukup untuk membersihkan kulit bayi. Saran ini hadir bisa jadi dikarenakan kecemasan terhadap kandungan bahan-bahan kimia di dalam produk akan melukai kulit bayi yang masih tipis dan sensitif.

 

Padahal, sebagaimana dilansir dari parentlane.com, kotoran dan kuman tidak bisa hilang begitu saja dengan air. Dibutuhkan sabun untuk membersihkan kotoran dan bakteri dari kulit bayi. Mums bisa memilih produk sabun yang kandungannya alami untuk mempertahankan kebersihan kulit bayi.

 

Mitos 3: Antiseptik sangat diperlukan untuk mencegah infeksi.

Fakta: Salah. Untuk menjaga kebersihan kulit bayi, Mums cukup menggunakan sabun bayi dan air saja. Tidak perlu menambahkan antiseptik ya, Mums. Jika si Kecil mengalami infeksi, konsultasikan kepada dokter kulit untuk mengetahui pengobatan yang tepat untuk bayi Mums.

 

Baca juga: Selain Eksem, Ini 6 Jenis Gangguan Kulit pada Anak

 

Mitos 4: Popok, kain ataupun sekali pakai, bisa menyebabkan ruam.

Fakta: Benar. Popok, mau itu yang sekali pakai ataupun yang kain, keduanya rentan memicu ruam pada kulit bayi. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam buku What to Expect The First Year karya Arlene Eisenberg, dkk.

 

Kenapa? Karena penentu si Kecil aman dan bebas dari risiko ruam kulit terletak pada kondisi popoknya. Popok basah yang dibiarkan berjam-jam menempel di kulit bayi merupakan ladang subur untuk memicu munculnya ruam.

 

Karenanya, Mums dianjurkan untuk mengganti popok setiap 3-4 jam sekali agar kulit bayi tetap bersih dan sehat. Selain itu, saat mengganti popok, cobalah mengikuti tata cara berikut ini:

  • Bersihkan area genital dan bokong bayi menggunakan lap basah.
  • Jangan langsung memakaikan popok baru pada bayi. Biarkan sebentar selama beberapa menit agar kulit pada area paha dan bokongnya bisa "bernapas".
  • Oleskan pelembap khusus bayi untuk mencegah terjadinya ruam kemerahan pada kulit bayi.

 

Dulu, orang tua sering memberikan bedak tabur di kulit bayi saat mengganti popok. Namun, tips perawatan tersebut sudah tidak dianjurkan lagi oleh dokter spesialis anak dan badan kesehatan seperti American Academy of Pediatrics di masa sekarang.

 

Mitos 5: Warna kulit bayi cenderung berubah dan hal tersebut lumrah.

Fakta: Benar. Kebanyakan bayi yang baru lahir warna kulitnya putih kemerahan. Beberapa bulan kemudian, warna kulit bayi akan mengalami perubahan. Meski begitu, ada pula beberapa bayi yang tidak mengalami perubahan warna kulit sama sekali.

 

Warna kulit bayi yang putih sejak lahir biasanya bertahan hingga bulan ke-2. Bulan berikutnya akan mulai berubah menjadi agak gelap. Demikian pula pada bayi yang terlahir dengan warna kulit gelap. Warna kulitnya kemungkinan besar akan berubah menjadi lebih terang. Dilansir dari babyskinwhiteningncare.com, fase perubahan warna kulit ini berlangsung sekitar 6 bulan pertama usia bayi. Setelah itu, warna kulit akan menjadi permanen.

 

Perubahan normal warna kulit bayi biasanya tidak terlalu jauh perbedaannya dari warna kulit sebelumnya. Perubahan ini masih terbilang wajar. Namun jika perubahan warna kulit si Kecil terjadi begitu kontras dalam waktu singkat, misalnya dari warna putih berubah menjadi hitam, maka sebaiknya Mums mengingat kembali perawatan apa yang sudah pernah diberikan. Kadang-kadang, ada bayi yang tidak cocok dengan jenis sabun tertentu, sehingga dapat membuat kulitnya jadi kering dan kusam. Segera konsultasikan dengan dokter jika hal ini terjadi.

 

Hal terpenting yang tidak boleh luput dari perhatian untuk merawat kulit bayi tetap sehat adalah memastikan agar bayi selalu mendapatkan asupan makanan dan cairan yang cukup. Dengan demikian, kelembapan tubuh si Kecil tidak hanya terjaga dari luar, melainkan juga dari dalam. (TA/AS)

 

Baca juga: 11 Masalah Kulit yang sering Menyerang Bayi Baru Lahir