Ribuan obat disita oleh polisi dari sebuah toko di Pasar Pramuka, Jakarta Timur karena diketahui telah dipalsukan tanggal kedaluwarsanya. Pelaku mengaku telah mengganti tanggal kedaluwarsa pada bungkus obat-obatan tersebut dengan menggunakan penghapus cat kuku dan cutton buds. Setelah menggantinya, pelaku menjualnya kembali melalui tokoknya yang bernama Toko Mamar Guci yang terletak di lantai dasar Pasar Pramuka. Berdasarkan keterangan pelaku yang dikutip dari Kompas.com, selama kurang lebih setahun terakhir, obat kedaluwarsa yang telah diedarkan dan diperjualkan antara lain Flavin untuk obat alergi, Sohobal untuk pencahar darah, Scopamin Plusobat untuk sakit perut, Zincare dan Lodia untuk diare, Forbetes dan Padonil untuk obat diabeter, Lipitor untuk kolesterol, Acran untuk obat maag, Cindala untuk antibiotik, Mersikol untuk obat nyeri tulang, Biosanbe untuk vitamin zat besi, Imudator sebagai vitamin untuk daya tahan tubuh, serta Nutrichol untuk vitamin. Sungguh mencengangkan bukan? Obat yang seharusnya digunakan untuk menyembuhkan suatu penyakit, justru dipalsukan tanggal kedaluwarsanya dan menjadi berbahaya bagi yang menggunakannya. Namun, bagaimana jika sudah terlanjur mengonsumsi obat yang sudah melewati tanggal kedaluwara? Apa bahaya obat kadaluwarsa dan dampaknya?

Bahaya Obat Kedaluwarsa

Dokter penyakit dalam dan asistem profesor obat di Unibersitas Emory, Atlanta, Sharon Bergquist memberikan penjelasan mengenai obat dan tanggal kedaluwarsa tersebut. Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat sejak 1979 memang telah mewajibkan produsen obat untuk mencantumkan tanggal kedaluwarsa, baik obat generik, bermerek, ataupun paten. Namun sebenarnya, tanggal yang tercantum tersebut merupakan batas waktu yang produsen jamin ketika obat tersebut masih ampuh. Jadi, jika sudah lewat tanggalnya, bukan berarti obat langsung tidak manjur atau berbahaya. “Umumnya, tanggal kedaluwarsa tersebut 12 hingga 60 bulan sejak diproduksi. Bahkan sangat mungkin, jika ada obat yang masih bisa diminum setelah 10 tahun lebih,” jelas Bergquist. Meski demikian, Berquist mengatakan tidak menganjurkan pasiennya mengonsumsi obat kedaluwarsa. Ada 2 hal yang bisa terjadi terkait obat kedaluwarsa. Pertama, bila orang tersebut harus minum onat secara rutin seperti insulin atau nitroglisering, maka obat tersebut harus dijaga kualitasnya dan jelas harus menghindari obat kedaluwarsa. Kedua, jika seseorang sakit ringan, seperti demam, sakit kepala, atau sakit pinggang dikatakan, “Tidak apa-apa bila memang hanya ada obat kedaluwarsa di rumah. Masih aman untuk dikonsumsi walau keampuhannya sudah tidak 100 persen lagi.”

Menjaga Kualitas Obat

Pada beberapa bentuk obat lebih awet dibanding dengan yang lain. Seperti obat bentuk tablet dan kapsul, lebih awet dari obat cair. Selain itu, pada obat cair atau yang harus dimasukkan ke lemari es akan lebih cepat rusak dan harus dihindari pemakaiannya setelah tanggal kedaluwarsa. Anda juga sebaiknya harus menghindari penggunaan obat yang sudah rusak. Tanda-tanda yang bisa terlihat seperti berbau kuat, ada obat yang merembes keluar, serta terkristalisasi. Untuk itu, penyimpanan obat juga harus diperhatikan untuk menjaga daya tahan obat, setidaknya hingga tanggal kedaluwarsa lewat. Simpanlah di tempat yang kering, sejuk, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Pastikan pula jika botolnya sudah tertutup rapat.

Membuang Obat Kedaluwarasa

Selain memerhatikan obat kedaluwarsa yang diperjualkan di pasaran, Anda juga perlu untuk mengetahui bagaimana cara membuang obat kedaluwarsa yang ada di rumah. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:

- Baca dalam kemasan apakah ada petunjuk khusus penanganan obat yang sudah kedaluwarsa. Jika ada, tinggal diikuti.

- Bila tidak ada petunjuk di kemasan, Anda bisa membuangnya ke tempat sampah atau ke toilet. Menurut Food and Drug Administration (FDA), ada beberapa jenis obat tablet dan sirup yang sebaiknya dibuang ke toilet, misalnya aspirin dan asetaminofen.

- Sebelum membuangnya ke dalam tempat sampah, sebaiknya keluarkan obat dari kemasan dan campurkan dengan sampah supaya tidak menarik perhatian.

- Untuk obat sirup, tuangkan ke dalam kaleng kosong atau plastik yang rapat supaya cairannya tidak mencemari tanah.

- Sebelum membuang obat, cabut label kemasan obat untuk melindungi informasi kesehatan Anda yang mungkin sifatnya pribadi.

Berhati-hatilah pada bahaya obat kedaluwarsa yang akan Anda konsumsi. Jangan sampai obat yang seharusnya menyembuhkan Anda dari penyakit, justru menimbulkan dampak bahaya bagi tubuh. Anda perlu bertindak cerdas dalam menggunakan obat yang akan dikonsumsi.