Sudah sejak zaman dahulu bahan alam, termasuk tanaman, digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Dari situlah para peneliti berusaha mencari tahu, zat manakah dalam bahan alam tersebut yang paling memberikan efek terapi. Proses ini disebut dengan isolasi zat aktif. Jadi dari sekian banyak senyawa yang ada dalam bahan alam, bisa didapat suatu senyawa spesifik yang berperan dalam pengobatan.

 

Obat-obatan di bawah ini adalah contoh senyawa yang berhasil diisolasi dari tanaman penghasilnya. Kemudian, dikembangkan menjadi obat-obatan ‘modern’ yang hingga saat ini masih sangat penting kehadirannya di dunia kesehatan.

 

Sebagian dari obat ini berhasil disintesis, sehingga untuk mendapatkannya tidak perlu lagi dari ekstraksi tanaman penghasilnya. Namun, sebagian lainnya masih bergantung dari hasil budidaya tanaman penghasilnya. Yuk, cek ketujuh obat yang ternyata berasal dari tanaman!

 

1. Digoksin

Digoksin adalah obat yang digunakan pada kondisi gagal jantung kronis dan atrial fibrillation. Digoksin bekerja meningkatkan denyut nadi seseorang. Namun dalam dosis yang toksik, ini dapat menyebabkan kematian. Digoksin berasal dari sebuah tanaman berbunga bernama Digitalis purpurea.

Baca juga: Kemenyan yang 'Seram' Ternyata Banyak Manfaatnya!

 

Sejak zaman dahulu, tanaman ini memang digunakan sebagai racun, karena efek peningkatan denyut nadinya tersebut. Saat ini, spesies digitalis yang digunakan sebagai sumber digoksin adalah Digitalis lanata.

 

2. Ekstrak belladona

Tanaman Atropa belladona adalah sumber dari ekstrak belladona, yang digunakan untuk mengurangi sekresi alias pengeluaran mukus di saluran cerna. Meskipun dewasa ini ekstrak belladona sudah jarang digunakan, dalam beberapa kasus ekstrak belladona tetap memiliki peranan dalam dunia medis. Salah satu contohnya untuk mengurangi sekresi mukus di saluran pernapasan saat dilakukan tindakan diagnostik bernama bronskoskopi.

 

3. Atropin

Selain menghasilkan ekstrak belladona untuk mengurangi sekresi mukus, tanaman Atropa belladona juga merupakan sumber dari obat bernama atropin. Di pasaran, tersedia dalam bentuk garamnya yakni atropin sulfat. Atropin penting sekali dalam dunia medis, karena merupakan salah satu obat yang digunakan pada saat seseorang mengalami henti jantung (cardiac arrest).

 

Tepatnya, pada kondisi bradysystolic cardiac arrest, yakni untuk akan meningkatkan denyut nadi pasien.
Selain itu, atropin digunakan sebagai pertolongan pertama pada kasus keracunan senyawa organofosfat, yang ada dalam pupuk, dan sebagai premedikasi sebelum dilakukan proses anestesi atau pembiusan.

 

 

Obat Hipertensi - GueSehat.com

 

4. Efedrin dan pseudoefedrin

Baik efedrin maupun pseudoefedrin dihasilkan oleh tanaman bernama latin Ephedra sinica. Tanaman ini sejak berabad-abad lalu sudah digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok dan dikenal dengan nama ma huang.

 

Efedrin dari tanaman Ephedra sinica memiliki efek melegakan bronkus alias batang paru, sehingga dapat digunakan pada terapi asma. Kedua obat ini juga memiliki efek vasokonstriksi dan stimulasi sistem saraf pusat. Pseudoefedrin juga dapat digunakan sebagai pelega hidung tersumbat atau dekongestan.

 

Yang menarik dari kedua senyawa ini, selain bersifat sebagai obat yang memiliki efek terapi, keduanya juga prekusor atau zat pemula untuk pembuatan narkotika dan psikotropika! Oleh karena itu, kedua zat ini tidak tersedia dalam sediaan tunggal sebab rentan sekali disalahgunakan. Efedrin dan pseudoefedrin tersedia dalam bentuk kombinasi dengan obat lainnya, biasanya untuk indikasi batuk dan flu.

 

5. Morfin dan kodein

Jika mendengar kata morfin, pasti Kamu akan berpikir tentang narkotika dan zat adiktif terlarang. Yup, benar sekali, morfin memang termasuk ke dalam golongan obat narkotika, baik di Indonesia maupun di dunia.

 

Meskipun erat sekali dengan isu penyalahgunaan, morfin sendiri penting dalam dunia terapi medis sebagai analgesik atau pengurang rasa sakit dengan potensi tinggi. Biasanya, ini digunakan untuk nyeri karena kanker atau setelah tindakan operasi.

 

Morfin sendiri berasal dari tanaman bunga poppy atau Papaver somniferum. Morfin diisolasi dari getah berwarna putih pada kapsul biji bunga poppy. Morfin memiliki berbagai derivat atau turunan, di antaranya kodein yang digunakan untuk menekan pusat batuk serta analgesik tetapi dalam potensi yang lebih kecil.

Baca juga: Tidak Semua Obat Hipertensi Valsartan Ditarik dari Peredaran

 

6. Vinkristin dan vinblastin

Vinkristin dan vinblastin adalah obat yang hingga kini berperan penting dalam terapi penyakit kanker atau kemoterapi. Vinkristin digunakan dalam terapi leukemia (kanker darah) dan limfoma (kanker kelenjar getah bening). Sedangkan vinblastin digunakan dalam Hodgkin’s disease (salah satu tipe limfoma), kanker testikular advanced, dan kanker payudara advanced.

 

Kedua zat ini juga diisolasi dari tanaman, yakni bunga Catharanthus roseus atau yang sebelumnya disebut Vinca rosea. Bunga ini berasal dari Madagascar, dan sudah sejak zaman dahulu kala digunakan oleh masyarakat setempat untuk mengobati diabetes.

 

Sejak tahun 1950-an, para peneliti mulai mengisolasi senyawa-senyawa penting dalam bunga ini, dan menemukan bahwa zat vinkristin dan vinblastin memiliki efek menurunkan jumlah sel darah putih atau leukosit. Oleh karena itu, keduanya dikembangkan menjadi obat kanker, terutama kanker darah.

 

7. Kinin

Senyawa kinin (quinine) digunakan sebagai obat untuk penyakit malaria. Ini bekerja untuk menghambat perkembangan Plasmodium falciparum, yang menjadi salah satu penyebab malaria. Kinin dihasilkan dari isolasi kulit batang pohon kina atau Cinchona sp. Kinin pertama kali diisolasi dari kulit batang pohon kina pada tahun 1820.

 

Selain sebagai terapi pada penyakit malaria, kinin juga digunakan untuk mengatasi nocturnal leg cramps atau kram kaki pada malam hari. Namun, penggunaan untuk indikasi ini dilakukan harus dengan pengawasan dokter. Pasalnya, kinin berisiko membuat efek samping trombositopenia.

 

Itulah dia tujuh obat yang hingga kini masih digunakan, bahkan memiliki peranan yang krusial di dunia medis. Siapa sangka bahwa obat-obatan modern pun masih ada yang dihasilkan dari tanaman, ya! Tentunya setelah melalui berbagai proses pemurnian dan isolasi, barulah zat aktif dalam tanaman dapat digunakan sebagai obat. Salam sehat!

Baca juga: 5 Penemuan Obat Paling Penting di Dunia