Saat seseorang mengalami infeksi saluran kencing atau biasa disingkat ISK, gejala yang dirasakan memang sangat khas. Misalnya nyeri saat buang air kecil, anyang-anyangan alias selalu merasa ingin buang air kecil, serta nyeri di area perut bagian bawah. Hasil pemeriksaan dokter dapat membantu menegakkan diagnosis tersebut.

 

Infeksi saluran kencing atau ISK memang salah satu jenis penyakit infeksi yang paling sering menyerang wanita. Karena angka kejadiannya yang cukup tinggi, maka buat Kamu para wanita wajib untuk mengetahui dan memperhatikan 7 fakta ISK berikut ini!

 

1. ISK lebih rentan menyerang wanita

Menurut situs American Urological Association, angka kejadian ISK pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada pria. Sepuluh dari 25 wanita akan mengalami kejadian ISK dalam hidup mereka, dibandingkan dengan pada pria yang hanya berkisar 3 dari 25.

 

Baca juga: Infeksi Saluran Kemih pada Anak

 

Mengapa bisa begitu? Karena anatomi tubuh wanita berbeda dengan pria. Pada wanita, jarak dari uretra (ujung saluran kencing) ke vagina dan rektum (ujung saluran pencernaan) berdekatan, sehingga bakteri dari saluran pencernaan akan lebih mudah berpindah ke saluran kencing. Bandingkan dengan anatomi tubuh pria dengan jarak uretra dan rektum yang cukup berjauhan!

 

2. Membasuh dari depan ke belakang

Berbicara tentang anatomi tubuh wanita, maka salah satu kunci terpenting untuk mencegah terjadinya ISK adalah dengan melakukan pembasuhan area genital dengan baik dan benar setelah buang air kecil maupun besar. Arah pembasuhan yang benar adalah dari arah depan ke belakang, bukan sebaliknya.

 

Jika Kamu melakukan pembasuhan dari arah belakang ke depan, hal tersebut justru akan membawa bakteri dari anus ke arah saluran kencing. Ini juga berlaku ketika menggunakan tisu, lakukan pula dengan arah yang sama. Selain itu, satu tisu hanya digunakan untuk sekali usap saja, jangan berulang kali.

 

3. Ada dua bakteri yang paling sering menyebabkan ISK pada wanita

Dari fakta nomor 1 dan 2, disebutkan bahwa ISK pada wanita umumnya terjadi karena bakteri dari saluran pencernaan masuk ke saluran kencing. Bakteri saluran pencernaan yang sering menyebabkan ISK salah satunya Eschericia coli.

 

Di saluran pencernaan, terutama di rektum, Eschericia coli adalah bakteri yang bersifat komensal alias tidak merugikan. Namun pada saat bakteri ini memasuki saluran kencing, ia akan membentuk koloni dan menginvasi sel-sel epitel yang ada di kandung kemih, sehingga menyebabkan infeksi.

 

Baca juga: Cegah Infeksi Saluran Kencing dengan 7 Cara Ini!

 

Bakteri lain yang sering menyebabkan ISK pada wanita adalah spesies Staphylococcus saprophyticus. Bakteri ini khususnya merupakan patogen pada wanita usia muda. Delapan puluh persen kasus ISK di komunitas diduga disebabkan oleh kedua jenis bakteri ini.

 

4. Kehamilan dapat meningkatkan risiko terkena ISK

Kondisi hamil juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya ISK pada wanita. Apalagi jika wanita tersebut sebelumnya sudah memiliki sejarah ISK berulang, diabetes melitus, serta kelainan anatomis di saluran kencing. Pada kehamilan, ukuran rahim yang semakin membesar secara anatomis dapat menghalangi saluran kencing, sehingga ada urine yang tertahan di dalam kandung kemih. Hal inilah yang menyebabkan rentan terjadinya infeksi.

 

 

5. Wanita yang sudah menopause lebih rentan terkena ISK

Kejadian ISK pada wanita semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pada saat menopause, terjadi penurunan yang signifikan pada produksi hormon estrogen. Padahal, hormon estrogen berfungsi untuk membantu perkembangan bakteri 'baik' bernama Lactobacillus di sel epitel vagina. Bakteri baik ini berperan dalam mencegah kolonisasi alias pertumbuhan bakteri penyebab ISK seperti Enterobacteriaceae.

 

Baca juga: 5 Cara Menahan Pipis Saat Perjalanan Mudik

 

Untuk mencegah terjadinya ISK pada wanita yang sudah menopause, terutama jika wanita tersebut memang pernah memiliki sejarah mengalami ISK pada masa pramenopause, dapat diberikan terapi salep berisi hormon estrogen untuk mencegah pertumbuhan bakteri patogen di saluran kencing.

 

6. Hubungan seksual adalah salah satu faktor risiko utama terjadinya ISK pada wanita

Dari sekian banyak faktor risiko yang menyebabkan seorang wanita rentan terkena ISK, hubungan seksual adalah faktor risiko terbesar yang wajib diperhatikan. Gerakan-gerakan yang terjadi selama berhubungan seksual membuat transfer bakteri dari ujung saluran pencernaan ke saluran kencing mudah sekali terjadi.

 

Karenanya, buang air kecil setelah selesai berhubungan seksual menjadi wajib hukumnya bagi seorang wanita! Dengan buang air kecil, maka bakteri yang berada di uretra akan terbilas keluar sebelum ia sempat masuk lebih dalam ke saluran kencing.

 

7. Sari buah cranberry dapat membantu mencegah ISK pada wanita

Jika ISK sudah terjadi, terapi yang biasanya diberikan oleh dokter adalah antibiotik. Setelah infeksi berhasil ditangani, pekerjaan rumah berikutnya adalah untuk mencegah agar ISK tidak terjadi lagi. Sebagai cara pencegahan, dapat digunakan terapi non-obat. Salah satu terapi non-obat untuk mencegah terjadinya ISK adalah dengan mengonsumsi sari buah cranberry.

 

Sari buah cranberry (Vaccinium macrocarpon) mengandung suatu metabolit aktif bernama proanthocyanidin A, yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia coli, yang seperti telah disebutkan di atas menjadi salah satu bakteri yang paling sering menyebabkan ISK pada wanita. Saat ini, sudah banyak tersedia sari buah atau ekstrak cranberry yang siap dikonsumsi di pasaran. Saya sendiri sudah pernah mencobanya dan ternyata memang baik efeknya untuk mencegah ISK!

 

Wah, ternyata ada banyak sekali fakta di balik infeksi saluran kencing alias ISK pada wanita! Memang wanita secara statistik lebih sering terserang ISK dibanding pria. Tentunya banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegahnya. Mulai dari melakukan pembersihan daerah genital dengan baik dan benar setelah buang air kecil, serta membersihkan diri sebelum dan setelah melakukan hubungan seksual. Kamu dapat juga mengonsumsi sari buah cranberry untuk mencegah terjadinya ISK berulang. Salam sehat!

 

Baca juga: Inilah Akibat dari Kebiasaan Menahan Pipis

 

Jenis-jenis Celana Dalam untuk Wanita - GueSehat.com

 

Referensi:

Minardi, D., d'Anzeo, Cantoro, Conti and Muzzonigro (2011). Urinary tract infections in women: etiology and treatment options. International Journal of General Medicine, p.333.