Geng Sehat, siapa di antara kalian yang merasa kurang tinggi atau ingin menambah tinggi badan lagi? Sudah minum susu dan multivitamin yang menjanjikan tumbuh tinggi, tapi kok tidak nambah-nambah tingginya, ya?

 

Nah, apakah tinggi badan dipengaruhi oleh minum susu dan multivitamin? Kapankah usia paling tepat untuk ‘menabung’ tinggi badan, dan bagaimana caranya? Yuk, kita bahas lebih dalam!

 

Growth Spurt (Periode Pacu Tumbuh)

Dalam siklus hidup manusia, terdapat 2 periode pacu tumbuh, yaitu periode ketika kecepatan pertambahan tinggi dan berat badan paling cepat terjadi. Kedua periode pacu tumbuh itu terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan dan pada periode pubertas.

 

Dengan kata lain, jika pada waktu bayi pacu tumbuh kita kurang maksimal, kita masih memiliki kesempatan kedua, yaitu pada saat pubertas. Pada artikel ini, kita akan fokus membahas pacu tumbuh yang kedua.

Baca juga: Melakukan Rutinitas Pagi yang Menyehatkan Badan

 

Periode pacu tumbuh pada periode pubertas berbeda antara pria dan wanita. Pada wanita, periode pacu tumbuh berlangsung di usia 10–13 tahun. Sedangkan pada pria berlangsung di usia 12–16 tahun. Pada wanita, berakhirnya periode pacu tumbuh ini ditandai dengan dimulainya menstruasi (menarch). 

 

Di periode ini, tinggi badan remaja akan mencapai 92 persen tinggi dewasa. Maka, ‘menabung’ tinggi badan sebaiknya dilakukan sebelum periode ini. Pasalnya jika periode ini terlewat, pertambahan tinggi badan sudah tidak signifikan lagi.

 

Faktor yang Memengaruhi Growth Spurth

Apa saja yang memengaruhi pertambahan tinggi badan pada saat periode pacu tumbuh terjadi?

1. Jenis kelamin dan genetik

Genetik memiliki peran 50–80 persen dalam menentukan tinggi badan seseorang. Terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa terdapat peran DNA atau genetik dalam menentukan tinggi badan maksimum seseorang. Lebih tepatnya adalah kromosom X dan kromosom 7, 8, dan 20.

 

Selain karena keberadaan 2 kromosom X pada wanita, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan wanita lebih pendek dibandingkan pria, di antaranya adalah persentase lemak tubuh yang lebih tinggi, durasi periode pacu tumbuh yang lebih singkat, dan perbedaan kadar hormon seksual yang memengaruhi hormon pertumbuhan.

 

2. Asupan zat gizi

Tidak hanya susu dan multivitamin, melainkan keseluruhan total asupan energi dan zat gizi. Secara sederhana, jika asupan energi dan zat gizi sudah cukup untuk metabolisme dan aktivitas sehari-hari, sisa zat gizinya dapat digunakan untuk pertumbuhan.

 

Multivitamin dan mineral memang akan membantu proses metabolisme zat gizi, tetapi lebih baik jika kebutuhan vitamin dan mineral dipenuhi secara alami melalui buah dan sayur yang beragam dibandingkan mengonsumsi suplemen.

Baca juga: Hindari 6 Makanan Penyebab Bau Badan Ini!

 

Selain asupan zat gizi, status gizi remaja juga memainkan peran lho. Pada remaja yang gemuk, usia memasuki periode pacu tumbuh akan berlangsung lebih cepat. Selain itu, pertambahan tinggi badan yang diperoleh lebih sedikit dan durasi masa pacu tumbuh lebih singkat. Sedangkan pada remaja yang sangat kurus, usia memasuki periode pacu tumbuh akan mundur (lebih telat), sedangkan durasi masa pacu tumbuh lebih panjang, walaupun kecepatan pertambahan tinggi badannya lebih rendah.

 

3. Hormon

Pada kasus-kasus tertentu, defisiensi hormon pertumbuhan pada anak dapat terjadi. Jadi walaupun asupan gizinya sudah baik, tetapi tinggi badannya tidak maksimal. Pada keadaan demikian, sebaiknya anak dibawa ke tenaga kesehatan.

 

Di tenaga kesehatan, anak akan diberikan terapi hormon. Tetapi jika anak memproduksi hormon pertumbuhan yang cukup, maka sebaiknya tidak dilakukan terapi hormon. Terlalu banyak memberikan hormon artifisial dapat menyebabkan kelenjar yang seharusnya memproduksi hormon tersebut berhenti bekerja dan menyusut. Sebaiknya, konsultasikan masalahmu ke tenaga kesehatan ya, Geng Sehat.

Baca juga: Sering Sakit Kepala? Bisa Jadi Itu Tanda Ketidakseimbangan Hormon