Kebakaran hutan kembali melanda Riau dan Kalimantan. Hali ini juga memicu terjadinya bencana asap di berbagai daerah, bahkan sampai ke luar Indonesia. Kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan ini tidak hanya mengganggu aktivitas warga, namun juga bisa membahayakan kesehatan.

 

Menurut praktisi kesehatan Prof. dr. Ari Fahrial Syam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kabut asap  bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan, seperti iritasi pada mata, batuk, sesak nafas, pilek, dan sakit tenggorokan.

 

Survei Dampak Kabut Asap Terhadap Kesehatan

Prof. Ari dan koleganya pernah melakukan penelitian saat terjadi bencana kabut asap di Riau dan Kalimantan pada tahun 2015 lalu. Sampel penelitian diambil dengan kuesioner secara online pada Oktober 2015 untuk penduduk Kalimantan dan Sumatra yang wilayahnya terpapar dan tercemar oleh asap. Data dianalisis menggunakan analisis multivariat dan bivariat.


Hasil penelitian antara lain menununjukkan bahwa durasi paparan asap secara langsung ke seseorang (dalam hitungan jam atau hari secara statistik sangat berdampak signifikan terhadap masalah kesehatan. Gangguan kesehatan yang ditemukan antara lain iritasi mata, batuk, rhinorrhea, sakit tenggorokan, dan dyspnea.

 

Penggunaan peralatan yang lebih sederhana dan kurang protektif seperti jaring menunjukkan risiko yang lebih tinggi untuk mendapatkan gejala pernapasan, terutama batuk, dan sakit tenggorokan dibandingkan masker biasa sekali pakai sederhana. Survei ini menyimpukan, durasi paparan asap api hutan dan jenis alat pelindung pernapasan menentukan seberapa berat masalah kesehatan yang dialami.

 

Masyarakat dihimbau untuk memakai masker. Namun tetap, masih banyak masyarakat yang tidak memakai masker, meskipun kabut asap bertambah parah. 

 

Padahal, paparan langsung terhadap kabut asap lama kelamaan bisa menyebabkan masalah kesehatan yang berbahaya, salah satunya hipoksia. Bagaimana bisa kabut asap menyebabkan hipoksia? Berikut penjelasannya!

 

Baca juga: Cara Mencegah Dampak Buruk Asap Bagi Kesehatan!

 

Dampak Kabut Asap Hipoksia

Prof. Ari menjelaskan, otak membutuhkan oksigen untuk bisa menjalani fungsinya dengan baik. Tanpa oksigen, otak dengan cepat akan behenti berfungsi. Jika kekurangan oksigen terjadi dalam waktu yang lama, bisa menyebabkan kematian atau kerusakan otak permanen.

 

Hipoksia adalah kondisi kekurangan oksigen di dalam otak. Kondisi ini merupakan salah satu kondisi yang paling berbahaya. Penyebab utama hipoksia ada empat, yaitu:

 

1. Tidak ada suplai darah ke otak: kondisi ini terjadi jika pembuluh darah yang menyuplai otak dengan otak mengalami kerusakan. Kondisi ini cukup langka, namun biasanya fatal.

2. Rendahnya suplai darah ke otak: suplai darah yang rendah bisa terjadi ketika pembuluh darah tersumbat atau mengalami kerusakan sebagian, seperti yang terjadi pada penyakit stroke. Jenis hipoksia ini sering menyerang bagian spesifik di otak.

3. Oksigen kurang: jika tubuh tidak memperoleh oksigen yang cukup, atau jika jantung dan paru-paru tidak bisa menyuplai darah dengan oksigen, otak beserta organ lainnya bisa mengalami hipoksia. Kondisi ini sangat fatal.

4. Oksigen di darah rendah: ketika tubuh tidak bisa memberikan kadar oksigen ke dalam darah, biasanya akibat penyakit seperti emfisema atau serangan jantung, otak juga menerima suplai oksigen yang kurang sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik.

 

Baca juga: Paparan Asap Tingkatkan Risiko Hipertensi

 

Kenapa Kabut Asap Bisa Menyebabkan Hipoksia?

Kabut asap menyebabkan kualitas udara memburuk. Jika kualitas udara tidak baik, maka tentunya akan berpengaruh ke kadar oksigennya. Seperti yang disebutkan di atas, kekurangan oksigen menyebabkan hipoksia.

 

Di dalam tubuh, keseimbangan oksigen dijaga oleh sistem kardiovaskular dan sistem pernafasan. Jadi, kurangnya oksigen akibat kabut asap tidak bisa berdampak buruk terhadap jantung, pernafasan, dan otak.

 

Hipoksia khususnya sangat berbahaya untuk orang yang sudah memiliki masalah dengan pembuluh darahnya, baik itu pembuluh darah otak maupun pembuluh darah jantung. Rendahnya kadar oksigen menyebabkan jantung mengalami penurunan suplai oksigen yang berat dan bahkan bisa menyebabkan terjadinya kematian jaringan.

 

Hipoksia akibat kabut asap juga berbahaya pada orang yang sudah memiliki masalah pada pembuluh darah otak. Kekurangan oksigen bisa memperburuk kondisi pasien yang memiliki masalah tersebut, bahkan hingga menyebabkan pasien tidak sadarkan diri.

 

 

Kabut asap yang melanda Riau dan Kalimantan beserta wilayah sekitarnya tentunya menurunkan kadar oksigen di udara. Namun, hingga saat ini belum diketahui berapa persen penurunan kadar oksigen tersebut.

 

Tentunya hal ini penting untuk diketahui, supaya masalah kesehatan seperti hipoksia bisa dicegah. Perlu juga diketahui komponen dari asap akibat kebakaran hutan tersebut, supaya bisa diprediksi risiko dari dampaknya terhadap kesehatan.

 

Karena hingga saat ini masih kurang penelitian tentang dampak kabut asap terhadap penurunan oksigen, seluruh masyarakat di wilayah yang tersebut tetap harus memakai masker sebagai upaya pencegahan awal. (UH)

 

Baca juga: Studi Terbaru: Polusi Udara Menyebabkan Diabetes

Sumber:

Spinal Cord. What Is Hypoxia And Why Is It So Dangerous?. April 2017.