Setiap orang tentu berhak untuk menikmati udara yang bersih dan sehat. Sayangnya, beberapa pekan terakhir, kondisi ini tidak lagi bisa dinikmati oleh warga kota Riau. Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, saat ini kualitas udara di Riau telah mencapai level berbahaya.

 

Buruknya kualitas udara ini mengakibatkan banyak warga terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Parahnya lagi, dampak ini tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa, melainkan juga anak-anak dan balita.

 

Baca juga: Ketahui Tanda dan Gejala Penyakit ISPA pada Anak Berikut Ini!

 

Buruknya Kualitas Udara Disebabkan Kebakaran Hutan dan Lahan

Berdasarkan data dari BMKG pada 13 September 2019 pukul 07.00 WIB, tingkat kualitas udara berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) telah mencapai 353. Hal ini diakibatkan oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

 

Tak hanya Riau, beberapa wilayah di sekitar, seperti Jambi dan Sumatra Selatan, juga mengalami dampak yang hampir serupa. Di Jambi, kualitas udara berada di level tidak sehat dengan ISPU mencapai 239, Sumatra Selatan berada di level sangat tidak sehat dengan ISPU 287, sementara Kalimantan Barat berada di level tidak sehat dengan ISPU 129. Perlu diketahui bahwa batas ISPU yang tidak berbahaya untuk manusia adalah sekitar 0-100.

 

Kualitas udara yang buruk di wilayah-wilayah ini tentu menimbulkan banyak kerugian, terutama bagi kesehatan warga masyarakatnya. Banyak warga terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

 

Di wilayah Riau, jumlah warga yang terserang ISPA terbanyak ada di Pekanbaru mencapai 9.512 orang. Di Jambi, jumlah tertinggi penderita ISPA ada di Kota Jambi, yakni sekitar 64.147 orang. Sedangkan penderita ISPA di Sumatra Selatan tertinggi ada di Palembang mencapai 106.550 orang dan di Kalimantan Tengah korban terbanyak di Palangkaraya mencapai 23.324 orang.

 

Tak Hanya Orang Dewasa, Dampak Kualitas Udara Buruk Juga Dirasakan Balita dan Anak-anak

Kabut asap karhutla nyatanya tidak hanya berdampak pada orang dewasa. Dampak paling mengerikan juga dialami oleh seorang balita berinisial H berusia 13 bulan, warga Kelurahan Rejosari Kota Pekanbaru.

 

Dilansir dari situs Kemenkes RI, seorang ibu mengatakan bahwa H sudah 2 hari badannya panas, batuk berdahak, pilek, dan matanya merah berair terus akibat terpapar asap. Suaranya pun parau dan bernapas lewat mulut karena tidak bisa lagi melalui hidung yang sudah dipenuhi cairan.

 

Kondisi tersebut ternyata telah dikeluhkan ibu H kepada Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution, melalui pesan singkat WhatsApp. Mendapati keluhan tersebut, Wagub Edy segera menurunkan tim tenaga kesehatan PSC 119 ke lokasi.

 

Tim PSC lantas membawa pasien yang bersangkutan ke RSUD Arifin Ahmad untuk segera memperoleh penanganan. Pasien mendapat pemeriksaan kesehatan, neubulizer, dan cek darah di laboratorium.

 

Hasil pemeriksaan dokter anak menunjukkan bahwa pasien H menderita ISPA dan dianjurkan untuk menjalani rawat jalan. Setelah mendapat pengobatan, pasien diantar pulang kembali ke rumahnya.

 

Untuk saat ini, Gubernur telah menginstruksikan kepala daerah 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau untuk menyiagakan Puskesmas 24 jam agar dapat melayani masyarakat yang terpapar asap karhutla.

 

Baca juga: Jaga Tubuh dari Serangan ISPA

 

Cara Meredakan Gejala ISPA pada Balita

ISPA yang terjadi pada balita tentu membuatnya sangat tidak nyaman. Sebagai orang tua, penting untuk mengetahui cara yang tepat untuk meredakan gejala ISPA pada balita. Ini tentu saja untuk membuat dirinya lebih nyaman dan kondisi tubuhnya cepat pulih.

 

Nah, berikut ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan di rumah saat anak mengalami ISPA seperti yang terjadi pada H:

1. Bantu keluarkan cairan atau lendir dari hidung anak dengan menggunakan cairan salin yang terbuat dari air dan garam. Mums bisa menggunakan pipet untuk meneteskan cairan tesebut ke hidung si Kecil.

2. Gunakan humidifier atau pelembap udara, Udara yang lembap dapat membantu si Kecil untuk bernapas lebih baik.

3. Pastikan anak mendapat asupan cairan yang cukup sepanjang hari. Jika si Kecil masih menyusu, pastikan ia memperoleh ASI secara maksimal. Minum yang banyak dapat mengencerkan lendir dan membuat lebih mudah dikeluarkan.

4. Istirahat yang cukup.

5. Untuk anak lebih besar, berikan minuman dari campuran air lemon hangat dan madu untuk membantu meredakan batuk.

6. Saat tidur, posisikan agar kepala si Kecil berada lebih tinggi dari posisi tubuhnya, sehingga ia dapat bernapas lebih mudah.

7. Gunakan jenis obat-obatan yang disarankan oleh dokter.

 

Beberapa waktu belakangan, Indonesia memang sedang ditampar dengan kondisi udara yang tidak menyehatkan. Buruknya kondisi udara ini tentu membawa dampak buruk bagi kesehatan, terlebih bagi masyarakat di wilayah Riau dan sekitarnya.

 

Nah, kiranya keadaan ini menjadi pengingat ya Gengs bagi kita agar tetap menjaga lingkungan. Bagaimana pun juga, jika lingkungan di sekitar kita sehat dan terawat, maka kesehatan kita pun akan senantiasa terjaga. (AS)

 

Baca juga: Cegah ISPA pada Musim Pancaroba!

 

 

Sumber

Situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. "Udara di Riau Capai Level Berbahaya".

Situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. "Ketika Petugas 119 Riau Selamatkan Balita yang Terpapar Asap Karhutla".

NHS. "Respiratory tract infections (RTIs)".

WebMD. "RSV in Babies: What to Know".