Sebagai orang tua, Mums dan Dads memiliki tanggung jawab untuk mendorong si Kecil mengembangkan kecerdasannya. Hal ini tentu saja bukan hanya kecerdasan intelektual atau IQ (Intelligence Quotient), melainkan juga kecerdasan emosionalnya atau EQ (Emotional Quotient). Lalu, bagaimana sih cara untuk mendorong perkembangan EQ anak? Simak tipsnya berikut ini!

 

Baca juga: Anak Pemarah? Ini Cara Ajarkan Mengendalikan Emosi
 

Apa Itu EQ?

EQ atau kecerdasan emosional diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengekspresikan dan mengelola perasaan dengan baik dan tetap menghormati perasaan orang lain juga. Selama beberapa dekade terakhir, penelitian telah menemukan bahwa kecerdasan emosional memberikan sejumlah manfaat yang akan membantu anak dalam berbagai aspek di sepanjang kehidupannya.

Secara singkat, berikut ini beberapa manfaat pentingnya kecerdasan emosional bagi anak:

- EQ tinggi terkait dengan IQ yang tinggi

Anak-anak dengan tingkat kecerdasan emosional yang lebih tinggi memiliki kinerja lebih baik ketika berhadapan dengan tes standar. Mereka juga cenderung memiliki nilai yang lebih tinggi.

- Hubungan yang lebih baik

Keterampilan kecerdasan emosional dapat membantu anak-anak dalam mengelola konflik dan mengembangkan hubungan yang lebih dalam. Orang dewasa dengan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi juga ditemukan memiliki hubungan yang lebih baik, baik dalam kehidupan personal maupun profesional.

- EQ masa kecil terkait dengan kesuksesan di masa dewasa

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Amercian Journal of Public Health menemukan bahwa, keterampilan sosial dan emosional anak pada usia taman kanak-kanak dapat memberikan prediksi terhadap kesuksesan mereka di masa mendatang. Anak-anak yang mampu berbagi, bekerja sama, dan mengikuti arahan pada usia 5 tahun cenderung memperoleh gelar perguruan tinggi dan mulai bekerja penuh waktu pada usia 25 tahun.

- Meningkatkan kesehatan mental

Individu dengan tingkat kecerdasan emosional lebih tinggi cenderung tidak mengalami depresi dan penyakit mental lainnya.

 

Baca juga: Mums, Ajarkan si Kecil Mengelola Emosi dengan Melukis
 

Tips Mendorong Perkembangan EQ Anak

Setiap anak pada dasarnya memiliki kapasitas untuk mempelajari keterampilan kecerdasan emosional. Hanya saja, mereka masih membutuhkan orang dewasa, dalam hal ini tentu saja orang tuanya untuk mengajari mereka. Nah, berikut ini beberapa tips mendorong perkembangan EQ anak yang mungkin bisa Mums dan Dads terapkan.

 

1. Berikan istilah untuk mengenali emosi anak

Anak-anak perlu tahu bagaimana caranya untuk mengenali perasaan mereka. Untuk itu, Mums dan Dads dapat membantu mereka dengan cara memberikan nama atau istilah untuk setiap emosi yang mereka rasakan.

Misalnya, saat anak merasa kesal karena kalah dalam permainan, Mums bisa berkata "Sepertinya Kamu sedang marah. Apakah itu benar?". Atau jika mereka terlihat sedih, Mums dapat berkata "Apakah Kamu merasa kecewa karena hari ini kita tidak jadi pergi ke rumah kakek dan nenek?".

Istilah-istilah yang menunjukkan emosi, seperti "marah", "kesal", "malu", "sedih", semuanya bisa membangun kosakata anak untuk mengungkapkan perasaan mereka. Jangan lupa juga untuk memperkenalkan istilah-istilah untuk emosi positif, seperti "menyenangkan", "bersemangat", dan "gembira".

 

2. Tunjukkan empati

Saat si Kecil merasa kesal dan menunjukkan sikap yang sedikit dramatis, mungkin rasanya Mums ingin sekali memarahi atau justru menganggap bahwa sikapnya tersebut tidak perlu dilakukan. Namun, melakukan hal-hal tersebut sebenarnya hanya akan membuat anak merasa bahwa emosi yang dirasakannya adalah sesuatu yang salah.

Cara terbaik untuk menghadapi perilaku anak seperti ini adalah dengan memvalidasi perasaannya dan menunjukkan empati, meskipun Mums merasa bahwa responsnya bersifat dramatis tanpa sebab yang jelas. Tunjukkan bahwa Mums memahami perasaannya.

Ketika anak melihat bahwa orang tuanya memahami perasaan mereka, mereka tidak akan berusaha mengekspresikan emosinya dengan perilaku yang berlebihan. Jadi, suatu saat mereka merasa sedih atau marah, mereka dapat lebih mudah mengungkapkannya secara langsung kepada Mums, bukan hanya sekadar berteriak atau menangis.

 

3. Ajarkan anak cara untuk mengekspresikan perasaan

Anak-anak perlu tahu bagaimana caranya mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang pantas. Misalnya, dibanding berteriak dan melempar barang, lebih baik mereka mengungkapkan kekesalannya dengan mengutarakan secara langsung.

Mengajarkan hal ini memang tidak mudah. Cara paling efektif untuk membiasakannya adalah dengan memberikan mereka contoh secara langsung. Dalam hal ini, orang tua lah yang memiliki peran terbesar. Gunakan kata-kata yang menunjukkan perasaan dalam percakapan sehari-hari di rumah.

Penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang cerdas secara emosional lebih cenderung memiliki anak yang juga cerdas secara emosional.

 

4. Bantu anak untuk bisa menangani setiap emosinya

Begitu anak-anak telah mempelajari emosinya sendiri, selanjutnya mereka perlu belajar bagaimana caranya untuk bisa menangani emosi tersebut dengan cara yang sehat. Mempelajari cara untuk menenangkan diri, menghibur, atau menghadapi ketakutan bisa menjadi hal yang sangat rumit untuk anak-anak.

Mums bisa membantu anak-anak mempelajari hal ini dengan mengajarkannya beberapa keterampilan khusus, misalnya dengan menarik napas dalam ketika merasa kesal, atau mewarnai untuk mengalihkan rasa sedihnya. Suatu saat mereka merasakan emosi-emosi yang membuatnya tidak nyaman, ingatkan mereka untuk melakukan keterampilan tersebut guna menangani emosinya.

 

5. Kembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah

Setelah perasaan diberi label dan ditangani, sekarang saatnya untuk mencari cara menyelesaikan masalah itu sendiri. Sebagai contoh, jika si Kecil merasa marah karena mainannya direbut oleh temannya, bantu mereka menemukan setidaknya 5 cara yang mungkin efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Setelah mereka menemukan kemungkinan solusi yang sekiranya efektif, bantu mereka untuk menilai pro dan kontra dari masing-masing solusi. Kemudian, dorong mereka untuk memiliki opsi terbaik.

Cobalah untuk bertindak sebagai penuntun, bukan pemecah masalah yang sebenarnya untuk anak-anak. Berikan bimbingan bila perlu dan bantu anak menyadari bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara efektif dan dengan cara yang baik.

 

6. Terus dampingi anak untuk melatih kecerdasan emosionalnya

Seiring perkembangan usianya, anak-anak akan bertemu dengan berbagai masalah atau rintangan yang dapat semakin melatih kemampuan emosionalnya. Jadi, jangan berhenti untuk mendampingi dan terus melatih mereka agar dapat mengelola perasaannya.

Saat anak masih kecil, ajak ia berbicara tentang perasaannya setiap hari. Ketika ia beranjak remaja, bicarakan tentang situasi kehidupan yang dijalaninya. Lakukan hal ini sebagai rutintitas yang berkelanjutan hingga anak-anak dewasa.

 

Kecerdasan emosional menjadi hal yang tak kalah penting dalam membentuk pribadi seseorang selain kecerdasan intelektual. Oleh karena itu, bantu si Kecil mengembangkan emosionalnya sejak dini ya, Mums! (BAG)

 

Baca juga: Salah Asuh Menyebabkan Orang Dewasa Sulit Kendalikan Emosi

 

 

Referensi

Very Well Family. "How to Raise an Emotionally Intelligent Child".