Saat saya sedang scrolling di media sosial, saya melihat video salah seorang teman saya yang sedang mengonsumsi makanan padang. Berminyak, kaya akan lemak, dan terlihat sangat berdosa. Tidak lama kemudian, ia kembali merekam jenis makanan lain, yaitu gorengan dan daging-dagingan yang tidak kalah tinggi lemaknya.

 

Di ujung layar pun tertulis 'sedang diet ketogenik’. Saya yang tergelitik melihat jenis makan tersebut pun akhirnya bertanya, mengapa memilih diet ketogenik? Ia pun menjawab, “Ya, enggak apa-apa. Biar kurus aja. Enggak tahu gimana caranya, tetapi katanya bikin kurus."

 

Jadi, apa yang menyebabkan diet ketogenik bisa membuat kurus? Diet ketogenik merupakan salah satu jenis diet yang sudah dikenal cukup lama, lho! Jenis diet ini digunakan di dunia medis pada orang dengan epilepsi. Diharapkan dengan diet ini, tidak memberikan rangsangan berlebihan pada otak yang mencetuskan adanya kejang.

 

Jadi, kenapa diet ketogenik malah digunakan untuk mengurangi berat badan? Sebelum kita berbicara lebih dalam, apa sih yang Geng Sehat tahu mengenai diet ketogenik? Diet ketogenik merupakan jenis diet yang mengonsumsi jenis makanan tinggi lemak, rendah protein, serta karbohidrat.

Baca juga: 5 Penyebab Diet Tak Kunjung Berhasil

 

 

Perbandingan jumlah lemak dengan makanan lain (termasuk karbohidrat dan protein), jika dihitung secara kuantitas adalah 3:1. Mungkin Kamu membayangkan makanan dengan tinggi lemak terlihat sangat menggiurkan, bukan? Kulit ayam dan lemak daging yang selama ini kita hindari menjadi sumber energi utama dalam jenis diet ini.

 

Benarkah demikian?

 

Dengan mengganti sumber energi menjadi lemak, keadaan tubuh akan seperti kelaparan atau biasa disebut ketosis. Pada keadaan ini, yang dipecah adalah lemak. Diharapkan dengan rendahnya sumber karbohidrat dalam tubuh, lemak akan dipecah dan berat badan bisa menjadi turun. Selain itu, untuk menjaga kadar gula darah dalam rentang normal, protein di tubuh akan diubah menjadi gula, yang ternyata prosesnya membakar ratusan kalori. Sounds good, right?

 

Namun, jenis lemak apa sih yang bisa dimakan?

 

Seperti yang kita tahu, lemak terbagi menjadi dua, yaitu lemak baik dan lemak jahat. Lemak baik dapat ditemukan di buah-buahan dan kacang-kacangan. Sedangkan lemak jahat bisa ada di makanan favoritmu, seperi gorengan, bacon, dan sebagainya.

Baca juga: Apakah Diet Paleo Baik untuk Diabetes?
 

Tentu saja tidak semua jenis lemak ini dapat dimakan. Konsumsi lemak jahat secara terus-menerus dapat mencetuskan terjadinya sumbatan dan kerusakan pada jantung. Jadi, memilih jenis lemak yang sehat tentunya cukup sulit, terutama saat Kamu tidak menyiapkan makanan sendiri dari rumah.

 

Apakah boleh konsumsi buah dan sayur? Sayangnya jika mengikuti peraturan diet ketogenik, konsumsi buah dan sayur yang tinggi karbohidrat tidak diperbolehkan. Jika mengikuti cara ini dalam waktu lama, tubuh bisa kekurangan vitamin yang diperoleh dari buah dan sayur. Lagipula mengonsumsi berbagai jenis daging dan lemak tanpa disertai dengan minum air yang banyak, dapat menyebabkan pencernaan menjadi tidak lancar.

 

Jadi menurut saya pribadi, jenis diet ketogenik adalah diet yang cukup sulit. Selain Kamu harus memilah jenis lemak yang boleh dikonsumsi rutin dan yang tidak boleh, diet ini juga dapat menyebabkan defisiensi zat tertentu. Niat untuk mengikuti jenis diet ini harus dimulai dengan cara mempersiapkan makananmu sendiri, agar tidak mengonsumsi lemak jahat yang tidak perlu.

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Diet Paleo, Tertarik Mencobanya?

 

Lakukan Ini di Sosmed agar Diet Sukses - GueSehat.com