Mums, salah satu masalah kesehatan di Indonesia adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan stunting yang masih tinggi. Salah satu penyebabnya adalah wilayah Indonesia yang sangat luas. Ibu hamil dan bayi di daerah terpencil atau pedalaman, seringkali kesulitan mencapai pusat pelayanan kesehatan meskipun hanya Puskesmas.

 

Salah satu solusi mengatasi masalah ini adalah pemerataan tenaga medis, baik bidan maupun dokter umum dan dokter obgin ke daerah-daerah tersebut. Namun masalah lain menunggu. Tanpa didukung peralatan standar untuk pemeriksaan kehamilan, para tenaga medis inipun tidak dapat berbuat banyak.

 

Nah sebuah karya anak bangsa yang cukup membanggakan dan bisa membantu menjangkau para ibu hamil di daerah tepencil kini sudah dikembangkan. Namanya TeleCTG.

 

Baca juga: Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Tinggi

 

Apa itu TeleCTG? 

TeleCTG adalah pengembangan dari CTG atau Cardiotocography. Fungsi CTG adalah mencatat detak dan irama jantung janin, memonitor gerakan janin, dan mencatat kontraksi ibu hamil.

 

CTG yang ada di rumah sakit umumnya berukuran besar dan harganya mahal, sehingga tak semua layanan kesehatan memilikinya. Sehati Group, perusahaan yang mengembangkan solusi layanan kesehatan maternal jarak jauh, mengembangkan CTG portabel yang berukuran lebih mini namun dengan fungsi sama, yaitu TeleCTG.  

 

Portabilitas TeleCTG membuat alat ini mudah dibawa, bahkan ke daerah terpencil sekalipun. Dengan alat ini, petugas kesehatan dapat mengambil keputusan dan penanganan yang tepat dan cepat.

 

Cara Kerja TeleCTG

Alat ini bisa digunakan oleh para bidan, yang umumnya membantu merawat ibu hamil di daerah. Cara menggunakannya cukup mudah. Bidan hanya perlu memasangkan peralatan ini pada ibu hamil. Saat dinyalakan, alat ini akan menghitung berapa kali bayi bergerak di dalam rahim, dan mencatat semua yang terjadi di dalam janin ibu.

 

Selanjutnya, bidan akan memindahkan data tersebut ke dashboard utama sebagai pusat kontrol umum semua catatan ibu hamil. Tentunya bidan tidak bekerja sendirian. Apabila ibu hamil mengalami kontraksi, misalnya, bidan dapat segera berkonsultasi dengan mengirimkan data ibu hamil ke pusat konsultasi yang disediakan.

 

Di pusat konsultasi ini, bidan dan akan berhubungan langsung dengan dokter kandungan. Ketika dokter telah menerima data, ia akan memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan kepada ibu hamil tersebut.

 

Semua riwayat pemeriksaan yang sudah dilakukan terhadap ibu hamil akan tersimpan secara otomatis. Menurut dr. Ari Waluyo, Sp.OG, Co-Founder & Chief Executive Officer Sehati, 78,6 persen komplikasi dapat dikendalikan dan dicegah terhadap ibu hamil dengan TeleCTG.

 

Baca juga: Kapan Sebaiknya Melakukan USG Kehamilan?

 

Bantuan TeleCTG ke Labuan Bajo dan Garut

Untuk semakin memperluas akses alat ini ke daerah, Sehati Group, belum lama ini menyerahkan perangkat Sehati TeleCTG kepada pemerintah Kabupaten Garut dan Labuan Bajo.

 

“Kehadiran Sehati TeleCTG di pelosok Tanah Air dilatar belakangi oleh tingginya AKI, AKB dan stunting di Indonesia. Sehati Group bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia menyerahkan 3 unit perangkat Sehati TeleCTG kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut sebagai bentuk dukungan dalam upayapenurunan AKI, AKB dan stunting,” jelas dr. Ari.

 

Angka stunting di Kabupaten Garut merupakan yang tertinggi se-Jawa Barat. Selama tahun 2017, di Garut juga ditemukan 111 kasus ibu hamil dengan anemia, 62 ibu hamil kekurangan energi kronis, dan 66 balita kurus.

 

Selain di Kabupaten Garut, Sehati TeleCTG kini juga sudah tersedia di 3 puskesmas di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Kehadiran Sehati TeleCTG ini dibarengi dengan ketersediaan jaringan internet BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.

 

Dengan keberadaan infrastruktur internet yang menunjang layanan kesehatan maternal jarak jauh, membuka kesempatan bagi ibu-ibu hamil diLabuan Bajo untuk mengakses layanan Antenatal Care (ANC) atau pemeriksaan kehamilan yang lebih baik. Adapun para ibu dapat memeriksakan kehamilannya menggunakan Sehati TeleCTG di puskesmas Wae Nakeng, Labuan Bajo, dan Rekas.

 

Hingga saat ini Sehati TeleCTG telah digunakan oleh 20.000 ibu hamil dan lebih dari 10.500 bidan di 11 provinsi dan 27 Kabupaten Indonesia. Perangkat berbasis inovasi dan teknologi ini secara sinergis membantu ibu hamil dan bidan dalam memantau perkembangan dan kesejahteraan janin, mendeteksi faktor risiko tinggi pada ibu hamil, dan memperhitungan kontraksi dan tendangan bayi.

 

TeleCTG juga akan menginterpretasi hasil pemeriksaan dan berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis bidan dan kandungan, serta penyediaan data real time bagi pemangku kepentingan dalam proses pengambilan kebijakan. 

 

Baca juga: Benarkah Makanan Ini Bisa Menyebabkan Kontraksi?
 

 

Referensi:

TeleCTG.co. Inovasi alat CTG untuk Memantau Kesejahteraan Janin

Pers Release Sehati Group Serahkan Perangkat Sehati TeleCTG ke Pemerintah Kabupaten Garut dan Labuan Bajo, 15 Januari 2020.