Untuk bisa memiliki anak, baik istri maupun suami sama-sama memiliki perannya masing-masing. Keduanya hendaknya bekerja sama dan berusaha bersama. Ketika menjalani program hamil, bukan hanya Mums yang harus melakukan persiapan, suami juga demikian. Bagaimana program hamil untuk suami?

 

Infertilitas bisa terjadi pada perempuan, maupun laki-laki. Pada laki-laki, infertilitas sering dikaitkan dengan fungsi seksual atau kualitas sperma. Ada banyak penyebab terjadinya infertilitas pada pria. Masalah genetika, kesehatan umum, kondisi kebugaran, penyakit, dan makanan dapat menjadi penyebab. Misalnya saja rendahnya tingkat testoteron, hormon seks pria, mungkin bertanggung jawab atas kemandulan pada beberapa pria.

 

Maka ketika Mums dan pasangan sedang menjalani program hamil, pastikan suami pun terlibat secara aktif.

 

Program Hamil untuk Suami

Kesuburan pria diperlukan untuk dapat membuahi sel telur. Ada beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesuburan pria. Tubuh yang sehat dan dalam kondisi prima sangat membantu kesuksesan program hamil. Jika memungkinkan, memulai program di bawah usia 40 tahun sangat dianjurkan. Langkah lainnya yang juga perlu dilakukan adalah:

 

- Jaga berat badan dalam kondisi yang sehat, perhatikan asupan nutrisi dan rajinlah berolahraga

- Berhentilah merokok dan konsumsi alkohol yang dapat mengurangi kualitas sperma

- Hindari stres. Selain dapat memengaruhi hubungan, menurunkan gairah seks, juga akan mengurangi produksi sperma.

- Hindari paparan bahan kimia. Beberapa obat-obatan dapat memengaruhi kesuburan pria. Misalnya penggunaan beberapa antibiotik dalam jangka panjang. Konsultasikan dengan dokter mengenai obat yang sedang dikonsumsi jika sedang menjalani program hamil.

- Perhatikan suhu sperma. Untuk menghasilkan sperma berkualitas baik, testis harus dijaga suhunya sedikit di bawah suhu tubuh. Mengenakan pakaian dalam ketat dianggap dapat meningkatkan suhu testis hingga 1C.

 

Aktivitas fisik yang dianjurkan

Untuk menjaga kebugaran, ketika menjalani program hamil, suami dapat melakukan aktivitas fisik dalam intensitas sedang hingga tinggi seperti jalan cepat atau jogging. Perbanyak bergerak, kurangi aktivitas seperti rebahan atau duduk depan televisi. Banyak bergerak akang membantu meningkatkan kesuburan.

 

Pengaruh usia terhadap kualitas sperma

Meski laki-laki dapat memproduksi sperma hingga usia lanjut namun kualitas sperma cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Jumlah sperma sehat yang dimiliki pria di atas 40 tahun lebih sedikit dibanding mereka yang masih muda. Maka, ketika usia suami di atas kepala empat, istri membutuhkan waktu lebih lama untuk hamil.

 

Perlukah konsumsi vitamin?

Vitamin D penting untuk kesuburan pria. Vitamin ini dapat meningkatkan kadar testosteron. Studi yang dikutip Healthline menyebutkan pria yang kekurangan vitamin D cenderung memiliki kadar testosteron rendah. Studi lain mengatakan mengonsumsi 3.000 IU vitamin D3 setiap hari selama 1 tahun dapat meningkatkan kadar testosteron. Kadar vitamin D juga disebut terkait dengan motilitas sperma atau adalah kemampuan sperma untuk bergerak secara efisien di dalam tubuh perempuan. Namun bukti dari studi ini tidak konsisten.

 

Vitamin C pun tidak kalah penting. Selain mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Suplemen antioksidan seperti vitamin C juga dapat meningkatkan kesuburan. Sebuah studi pada pria tidak subur menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin C 1.000 mg dua kali sehari hingga 2 bulan meningkatkan motilitas sperma sebesar 92% dan jumlah sperma lebih dari 100%. Sekaligus mengurangi proporsi sel sperma yang cacat hingga 55%.

 

Ketika Mums atau pasangan memiliki masalah fertilitas, satu hal pertama harus dilakukan adalah fokus pada peningkatan kondisi kesehatan tubuh.

 

Referensi:

healthline.com

pregnancybirthbaby.org.au

nhs.uk