Mums dan Dads mana yang tidak akan senang saat mendengar anaknya mulai dapat berbicara atau mengucapkan kata-kata. Itu adalah momen yang mungkin saja salah satu yang paling ditunggu dari perkembangan Si Kecil oleh Mums dan Dads.

 

Namun, mengingat kemampuan berbicara tiap anak yang berbeda-beda, Mums juga tidak boleh lengah. Kenyataannya, bila Si Kecil belum menunjukkan gelagat untuk berkomunikasi hingga jelang usia dua tahun, Mums harus curiga bahwa Si Kecil mengalami keterlambatan bicara. Apa saja penyebabnya? Dan bagaimana cara mengantisipasi kendala tersebut yang juga biasa disebut speech delayed ini? Oke, mari disimak penjelasannya ya, Mums.

Baca juga: Jika Anak Terlambat Bicara 

 

Apa Itu Hambatan Berbicara?

Dilansir dari med.umich.edu, keterlambatan berbicara adalah gangguan perkembangan bicara yang berlangsung lambat dan tidak normal pada anak. Ini merupakan hambatan perkembangan yang cukup umum terjadi pada sekitar 5 hingga 10 persen anak jelang usia prasekolah. Si Kecil dikatakan menjalani perkembangan bicara yang baik jika kemampuannya bercakap-cakap sesuai dengan tahapan bicara anak.

 

Tahapan Perkembangan Bicara

Berikut adalah panduan tahapan perkembangan bicara Si Kecil yang dapat Mums jadikan rujukan.

  • Bayi baru lahir: Si Kecil baru bisa menangis.
  • Usia 2-3 bulan: Merespons terhadap ucapan Mums dan mengucapkan beragam teriakan dalam situasi yang berbeda.
  • Usia 3-4 bulan: Berceloteh tidak jelas.
  • Usia 5-6 bulan: Menggumamkan kata yang ritmenya dapat cukup jelas didengar.
  • Usia 6-11 bulan: Meniru ucapan yang sering didengar sambil menunjukkan ekspresi.
  • Usia 12 bulan: Mampu menyebutkan 1-2 kata, mengenali nama, bisa menirukan suara yang sudah sering  akrab didengar, serta mengerti instruksi sederhana.
  • Usia 18 bulan: Bisa menggunakan 5-20 kata, termasuk nama orang-orang yang dikenal baik.
  • Usia 1 dan 2 tahun: Si Kecil mengatakan 1 atau 2 kata, mengalami perkembangan kosakata, dapat melambaikan tangan, bisa menirukan suara hewan yang familiar baginya, mulai paham untuk mengutarakan kata-kata agar keinginannya diketahui, serta mengerti arti dari kata “tidak”.
  • Usia 2-3 tahun: Sudah bisa mengidentifikasi diri sendiri dengan panggilan “saya”, bisa menggabungkan kata benda dan kata kerja, memiliki stok kosakata sekitar 450 kata, semakin mahir menggunakan kalimat pendek, mampu menyebutkan 3-4 warna, bisa membedakan ukuran besar dan kecil, senang mendengar cerita yang sama berulang kali,  dan bisa mengucapkan kalimat dengan beberapa bentuk kosakata jamak.
  • Usia 3-4 tahun: Bisa menceritakan sebuah cerita, mampu menyebutkan kalimat panjang berisi sekitar 4-5 kata, memahami kosakata sekitar 1000 kata, serta sudah bisa mengetahui  nama belakang juga nama jalan.
  • Usia 4-5 tahun: Dapat mengucapkan kalimat panjang yang terdiri dari 4-5 kata, memiliki perbendaharaan kosakata sekitar 1500 kata, dan bisa mengajukan banyak pertanyaan seperti "mengapa?" dan "siapa?".
  • Usia 5-6 tahun: Bisa mengucapkan kalimat panjang berisi 5-6 kata, memiliki perbendaharaan kosakata sekitar 2000 kata, dapat memberi tahu sebuah benda terbuat dari apa, sudah mengenal kata depan, menghitung lebih dari sepuluh hal, paham penggunaan  tangan kanan dan kiri, serta bisa menggunakan semua jenis kalimat.

 

Penyebab Keterlambatan Bicara

  • Gangguan pendengaran. Bila Si kecil mengalami keterlambatan berbicara, pendengarannya harus segera diuji.
  • Ketidakmampuan intelektual merupakan penyebab paling umum dari keterlambatan bicara.
  • Kejadian traumatis yang ekstrem dapat menyebabkan keterlambatan bicara. Jika seorang anak pernah merasa terbengkalai, disiksa, atau jarang mendengar orang lain berbicara, maka ia tidak akan belajar berbicara.
  • Prematuritas dapat mengakibatkan banyak jenis keterlambatan dalam tahapan tumbuh kembang anak, termasuk masalah berbicara.
  • Masalah neurologis seperti cerebral palsy, distrofi muscular, dan cedera otak traumatis dapat mempengaruhi otot yang dibutuhkan untuk berbicara.
  • Autisme mempengaruhi komunikasi. Penolakan untuk berbicara dan berkomunikasi sering dikaitkan sebagai tanda awal autisme.
  • Adanya masalah struktur organ mulut seperti bibir sumbing atau masalah di celah langit-langit rongga mulut dapat mengganggu seseorang untuk berbicara dengan normal.
  • Mengalami gangguan bicara secara spesifik yang disebut apraxia of speech. Gangguan ini membuat anak mengalami kesulitan untuk mengeksekusi gerakan bicara.
  • Anak mengalami mutasi selektif yang mengakibatkan menolak untuk berbicara sama sekali dalam situasi tertentu, biasanya di sekolah. 
Baca juga: Manfaat Sering Bicara pada Diri Sendiri

 

Tips Mencegah Keterlambatan Bicara

Berikut adalah beberapa kiat untuk menggugah perkembangan bicara Si Kecil.

  • Langkah pertama adalah memeriksa pendengaran Si Kecil. Bahkan, jika pendengaran Si Kecil tampak baik-baik saja. Penting untuk mendeteksi gangguan pendengaran lebih awal, sehingga pengobatan dimulai sesegera mungkin.
  • Mulailah berbicara dengan Si kecil sejak ia lahir. Lebih baik lagi bila Mums telah memulai kebiasaan baik ini sejak Si Kecil masih di dalam rahim. Terbiasa mendengar Mums berbicara, akan memberi manfaat pada Si Kecil.
  • Tanggapi celotehan Si Kecil.
  • Mainkan permainan sederhana dengan Si Kecil seperti permainan cilukba.
  • Dengarkan Si Kecil. Lihatlah Si Kecil saat ia berbicara. Beri Si Kecil waktu untuk merespons.
  • Biasakan Si Kecil untuk menyampaikan apa yang ia lakukan dan apa saja yang ia rsakan sepanjang hari.
  • Doronglah Si Kecil untuk bercerita dan berbagi informasi.
  • Terapkan teknik stimulasi berbicara yang tidak menunjukkan kesan bahwa Mums memaksa Si Kecil untuk berbicara.
  • Bacakan buku  untuk Si Kecil dengan lantang. Jika Si kecil tampak kehilangan minat untuk menyimak dongeng yang Mums ceritakan, cobalah mengajak Si Kecil untuk membicarakan gambarnya saja.
  • Nyanyikan lagu untuk Si Kecil. Mempelajari lagu membantu Si Kecil untuk mempelajari kata-kata baru. Selain itu, Si Kecil juga akan terlatih untuk menggunakan keterampilan ingatan, keterampilan mendengar, dan ekspresi gagasan melalui kata-kata.
  • Perluas deskripsi kosakata yang Si Kecil katakan. Misalnya, jika Si Kecil berkata, "Doraemon!", Mums bisa menimpali, "Aku sayang sekali Doraemon!".
  • Sering-seringlah mengobrol dengan Si Kecil. Utarakan segala detail tentang hal-hal yang Mums lakukan.
  • Rencanakan perjalanan keluarga dan tamasya. Pengalaman baru akan memberi banyak hal yang menarik untuk dibicarakan bersama Si Kecil.
  • Ambillah selembar foto keluarga dan mulailah bercerita tentang orang-orang yang ada di dalam foto tersebut pada Si Kecil.
  • Jawablah dengan antusias setiap Si Kecil bertanya. Jadikan ini sebagai imbalan untuknya karena senang berbicara.
  • Ajukan banyak pertanyaan yang ringan namun menyenangkan untuk ditanggapi oleh Si Kecil.
  • Gunakan isyarat dan kata-kata.
  • Jangan mengkritik kesalahan tata bahasa Si Kecil. Sebagai gantinya, cukup tunjukkan saja panduan tata bahasa yang baik.
  • Bermainlah sesering mungkin dengan Si Kecil. Mums bisa membicarakan permainan yang sedang dimainkan.
  • Mintalah Si Kecil untuk bermain dengan anak-anak yang kemampuan berbahasanya sedikit lebih baik dari Si Kecil. 

 

Dampingi tahapan perkembangan Si Kecil berbicara dengan sering mengajaknya berinteraksi untuk meningkatkan keahliannya berbahasa. Bila Si Kecil tidak menunjukkan tanda-tanda kemampuan verbal secara normal, Mums perlu mengecek kondisi Si Kecil ke dokter anak. Semakin cepat Si Kecil mendapat terapi dan perawatan, semakin besar kemajuan berbicara yang dapat ia tunjukkan. (TA/WK)

Baca juga: Belajar Bahasa Baru, Sulit Tidak, Ya?