Halo. Lagi mendadak baper, nih. Tangan jadi gatal dan otak jalan terus kepingin mengetik sesuatu. Hihihi. Soalnya habis liat status teman-teman yang sedang hamil.  Ada yang hamil anak ke-2, anak pertama, ada juga anak ke-4. Yuhuuu, jadi kepingin hamil lagi. Namun kalau ingat-ingat waktu hamil si Titi kemarin, jujur saya rada capai. Kemarin itu rasanya sangat lelah menunggu si Titi keluar, menguras tenaga, emosi, dan pikiran.

 

Memang sih, masa-masa kehamilan tuh enak banget. Asal tidak mual parah saja, ya. Waktu hamil tuh bisa minta ini-itu, makan tanpa peduli badan gemuk, bisa sesuka hati belanja keperluan bayi, tidak boleh terlalu lelah, rambut jadi bagus, dan kulit jadi glowing. Duh, banyak deh dampak positifnya ketika lagi hamil.

Baca juga: Boleh Tidak Ibu Hamil Makan Mi Instan?

 

Namun, tidak jarang juga saya merasa lemas karena mual yang tidak tertahankan, tidak bisa terlalu banyak makan junk food atau seafood, tidak leluasa bergerak. Kalau perut sudah semakin besar, tidur jadi semakin susah, pinggang semakin sering sakit, serta sepatu dan baju jadi tidak muat. Selain itu, karena tradisi di keluarga saya masih kuno, banyak aturan-aturan yang mesti saya taati ketika sedang hamil. Semuanya ada plus minusnya, ya.

 

Itu baru di masa kehamilan, belum waktu melahirkannya. Kalau anak pertama, ok lah it's that a moment. Bayangkan saja sudah menunggu calon bayi selama 9 bulan, eh proses persalinannya pun makan waktu yang tidak sedikit. Bisa sampai 2 hari menunggu bukaan lengkap dulu.

 

Tahu sendiri kan sakitnya orang bersalin kayak apa. Ibarat kata kepingin (maaf) buang air besar saja susah banget, mesti ditahan-tahan dulu. Hahaha. Namanya perjuangan, ya. Namun setelah si Bayi nongol, rasa sakitnya tuh langsung tergantikan. Dijahit tanpa anastesi pun tidak apa-apa, ya.

 

Itu kalau anak pertama. Kata orang-orang, anak ke-2 akan sedikit berbeda. Namun kalau pengalaman saya, tidak jauh berbeda, kok. Kurang-lebih sama lah sedikit. Soalnya pas hamil si Titi, usia kandungan saya mencapai hampir 10 bulan. Kan kebanyakan melahirkan anak ke-2 bisa lebih cepat, eh malah tidak tuh bagi saya. Kalau ingat yang ini bikin saya sedikit takut, capai, dan malas buat hamil lagi.

 

 

Bukannya tidak mensyukuri pemberian Tuhan, ya. Cuma saya tipe orang yang tidak sabaran banget. Kondisi saya saat itu sudah capai banget, sampai mau menyerah minta dioperasi supaya bayi cepat keluar. Namun, puji Tuhan semua lancar dengan bantuan induksi. Tidak sampai makan waktu sehari, cuma 4 jam doang langsung melahirkan. Namun, si Titi sempat tersangkut karena bahunya lebar.

Baca juga: Tips Mengatasi Mual dan Muntah Berlebihan pada Ibu Hamil

 

Nah, setelah itu mulai lagi, deh. Momen pasca-melahirkan membuat hidup para ibu langsung berubah drastis. Selain itu, bentuk badan, payudara, kulit, rambut, dan waktu untuk suami pun ikut berubah. Mungkin bagi ibu baru masih excited, tetapi percaya lah Mums pasti merasa kurang istirahat. Hahaha.

 

Saya sudah melahirkan 2 kali dan sampai hari ini mengasuh keduanya tanpa bantuan baby sitter atau PRT sama sekali. Lelah? Iya banget, lah. Apalagi saya tuh tipe orang yang suka ngomel dan tidak sabaran. Dua anak sekarang ini sudah sangat cukup. Nambah? Entar dulu lah, ya. Saya belum siap. Ini aja lelahnya belum selesai.

 

Terkadang kasihan juga kalau menambah anak kecepatan. Meski kelihatannya gampang untuk atur waktu dengan anak-anak dan suami, kenyataannya tidak semudah yang dipikirkan, lho. Siap tidak siap ya harus dijalani.

 

Biar terkadang memajang foto dengan wajah happy plus caption happy family gitu, tetap saja kenyataannya tidak seindah itu. Namun, asli saya bersyukur karena sudah memiliki anak-anak. Mereka mengajarkan saya banyak hal, terutama dalam kesabaran dan emosi. I'm not a perfect mother, but I'm trying to be a good one for them.

Baca juga: Setiap 1 Jam, 2 Ibu dan 8 Bayi Baru Lahir Meninggal di Indonesia

 

Belajar dari Anak - GueSehat.com