Di saat terberat dalam hidup, Kamu baru akan menyadari arti teman hidup sesungguhnya. Bukan ia yang dulu selalu memberikanmu sontekan saat ujian, bukan juga ia yang selalu rela mengantarmu pulang dari kantor. Ia adalah orang tuamu, suami atau istrimu, adikmu, kakakmu, dan anak-anakmu kelak.

 

Apapun masalahmu, merekalah yang selalu punya waktu untuk mendengarkan cerita tak berkesudahanmu, selalu maju paling depan untuk membelamu, dan yang terpenting akan selalu ada meskipun Kamu tidak memiliki apapun lagi.

 

Peristiwa itu terjadi begitu saja. Rasanya sangat singkat, bahkan aku belum sepenuhnya merasakan sebagai ibu dari seorang anak perempuan. Aku sangat ingin menguncir rambutnya yang panjang setiap pagi sehabis mandi, memasak sarapan untuknya, lalu membelikannya dress untuk Natal tahun ini. Kemudian, aku pasti akan tersenyum dan berkata, “Cantik banget sih, Nak…”

 

Dan Kamu tersenyum, seakan mengerti arti dari pujian tersebut. Meskipun Kamu belum mengerti apa itu natal, dan mengapa keluarga kita harus merayakannya, tapi mama percaya kalau Kamu pasti akan senang. Bahkan saat ini, ketika pohon natal telah selesai dihias dan Kamu tidak lagi bersama di sini, mama percaya Kamu pasti akan senang.

 

Kalau diingat lagi, natal tahun ini seharusnya mama mulai sibuk mencarikan sekolah untukmu. Membeli perlengkapan sekolah bersama-sama, sembari mengajarkanmu arti sekolah. Pasti akan seru! Namun, kenyataannya tidak seindah angan. Seperti angan di sore hari, terlihat indah tetapi cepat berganti menjadi malam.

 

Baca juga: Kecerdasan Anak Diturunkan dari Ibu, Apa Penyebabnya?