Seperti kita ketahui, menyusui bukan hanya sekadar proses memenuhi kebutuhan nutrisi kepada bayi, melainkan lebih dari itu. Proses menyusui bayi merupakan aktivitas menakjubkan antara ibu dan anak, yang hanya akan terjadi sekali di awal kehidupan sang Anak.

 

Para ahli pun sepakat bahwa menyusui juga memberikan segudang manfaat, baik bagi anak maupun ibu. Itulah mengapa memberikan anak ASI sangat disarankan hampir di seluruh dunia sampai anak menginjak usia 6 bulan, lalu dilanjutkan sampai 2 tahun bersamaan dengan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI).

 

Sayangnya, proses menyusui terkadang tidak semudah yang dibayangkan. Ada banyak tantangan atau kondisi tertentu yang membuat ibu jadi terpaksa berhenti menyusui buah hatinya. Misalnya karena sakit, stres, mengalami masalah umum ketika menyusui, atau harus berpisah untuk sementara waktu.

 

Baca juga: Duh, Sakit Kepala saat Menyusui! Kira-kira Apa Penyebabnya, Ya?

 

Namun, Mums jangan patah arang duluan, ya! Pasalnya, bayi yang sempat berhenti disusui ternyata bisa kembali menyusu seperti sebelumnya, lho. Jadi, Mums bisa tetap sukses mengASIhi si Kecil hingga usianya 2 tahun. Proses ini disebut dengan relaktasi.

 

Relaktasi merupakan proses ketika seorang ibu berusaha menyusui kembali bayinya setelah berhenti untuk sementara waktu, baik beberapa hari, minggu, ataupun bulan. Proses ini juga bisa dilakukan oleh ibu yang sebelumnya pernah menyusui bayi biologisnya, kemudian ingin menyusui bayi adopsi atau ingin memberikan ASI-nya kepada bayi lain.

 

Bagaimana Cara Relaktasi Bekerja?

Proses menyusui bayi bergantung pada suplai dan permintaan. Jika ada permintaan, maka tubuh akan bereaksi untuk memproduksi ASI. Karenanya, perlu ada stimulasi payudara dan ekstraksi ASI secara rutin supaya tubuh terbiasa menangkap sinyal dan lambat laun akan memproduksi ASI.

 

Baca juga: Pemberian ASI Eksklusif Meningkat Tajam Selama Pandemi Covid-19

 

Berapa Lama Relaktasi Perlu Dilakukan?

Mums mungkin ingin segera menyusui bayi kembali. Namun, perlu digarisbawahi bahwa relaktasi membutuhkan waktu. Keberhasilan proses ini tergantung pada banyak faktor, seperti motivasi, dedikasi, dan dukungan dari lingkungan sekitar.

 

ASI bisa keluar hanya dalam waktu hitungan hari, tetapi ada pula Mums yang harus menunggu beberapa minggu bahkan beberapa bulan. Umumnya, relaktasi lebih cepat berhasil dilakukan ketika bayi masih lebih kecil usianya.

 

Cara Melakukan Relaktasi agar sukses mengASIhi Bayi!

Selama proses relaktasi, hal paling dasar yang perlu Mums lakukan agar proses menyusui bayi berhasil kembali yaitu melakukan kontak skin-to-skin dengan si Kecil sesering mungkin, yakni sekitar 2-3 jam sekali. Hal ini dapat menstimulasi refleks menyusu pada dirinya.

 

Biarkan si Kecil mendekati payudara dan mengisap puting Mums. Meski belum ada ASI yang keluar, ketika si Kecil melakukan hal tersebut, tubuh akan melepaskan hormon prolaktin (hormon yang berperan dalam produksi ASI). Apabila si Kecil menyusu dari botol selama Mums tidak menyusui, maka selama proses relaktasi Mums bisa mendekatkan botol susu ke area payudara ketika ia menyusu.

 

Baca juga: Asyik, Ibu Menyusui Kini Boleh Divaksin Covid-19!

 

Ada beberapa hal yang juga perlu Mums lakukan, seperti:

 

  • Rajin memerah payudara

Bila si Kecil sedang tidur atau jauh dari Mums, bukan berarti proses relaktasi berhenti ya, Mums. Mums bisa memerah payudara menggunakan tangan atau pompa ASI selama 10-15 menit, setidaknya 8 kali dalam kurun waktu 24 jam.

 

Bisa pula dilakukan selama 20-30 menit dengan frekuensi setiap 2-3 jam di pagi hingga sore hari dan 1-2 kali di malam hari. Ingatlah bahwa proses memerah payudara idealnya tidak sakit. Jadi, lakukan dengan lembut.

 

Jika Mums lelah atau payudara agak merasa nyeri, berhentilah sejenak. Jangan terburu-buru karena yang ada Mums malah akan merasa stres dan justru menghambat proses relaktasi.

 

  • Mengonsumsi Laktogogue

Laktogogue merupakan obat atau zat yang dipercaya ampuh merangsang serta meningkatkan produksi ASI. Tentunya ini bisa membantu tubuh mempercepat produksi ASI kembali. Ada beberapa bahan alami yang terkenal sebagai laktogogue, yaitu daun katuk dan daun torbangun. Daun torbangun sendiri ternyata sudah dikonsumsi sejak dulu oleh Mums yang baru melahirkan di daerah Toba, Sumatra Utara, lho.

 

  

Nah, Herba ASIMOR bisa menjadi pilihan bagi Mums selama menjalani proses relaktasi. Suplemen herba ini terbuat dari ekstrak daun katuk, daun torbangun, serta ikan gabus. Daun katuk dapat membantu memperlancar ASI dan daun torbangun dapat membantu meningkatkan hormon menyusui, seperti prolaktin dan oksitosin. Sementara, ikan gabus merupakan sumber protein, sehingga dapat memberikan nutrisi pada ASI dan membuatnya menjadi lebih kental. Herba ASIMOR sudah bersertifikasi halal dan aman untuk dikonsumsi jangka panjang. Jadi, tubuh pun terbantu untuk memproduksi ASI lebih cepat deh, Mums!

 

  • Kurangi frekuensi penggunaan botol dan empeng

Usahakan untuk mengurangi penggunaan botol dan empeng pada si Kecil. Secara naluriah, bayi akan melakukan refleks mengisap ketika ia lapar. Jadi bila penggunaan botol dan empeng dikurangi, ia pun akan mencari payudara Mums untuk diisap.

 

Semakin sering si Kecil menstimulasi puting payudara Mums, maka tubuh akan semakin berusaha untuk memproduksi ASI. Sebagai alternatif untuk memberikan susu kepada si Kecil selama Mums belum bisa menyusui, berikanlah susu melalui cup feeder.

 

  • Cari dukungan dari sekitar

Dukungan dari sekitar nyatanya mampu membantu keberhasilan proses relaktasi dan menyusui. Karenanya, bentuklah tim support dari orang-orang terdekat, seperti Dads, keluarga, dan sahabat.

 

Mums juga bisa mencari teman dari sesama ibu menyusui yang sedang melakukan relaktasi atau pernah melakukan relaktasi agar semakin termotivasi. Penting pula untuk berkonsultasi dengan konselor laktasi atau ahli laktasi, untuk mengidentifikasi alasan kenapa ASI Mums berhenti serta apa saja yang perlu dilakukan agar sukses melewati proses relaktasi dan kembali sukses mengASIhi si Kecil.

 

Tips terakhir dan yang paling utama, Mums harus bersabar, ya. Jangan memaksakan diri atau si Kecil selama proses relaktasi. Jika Mums sabar menikmati prosesnya, rileks, dan tidak stres, bukan tidak mungkin Mums akan segera kembali menyusui si Kecil. Tetap semangat ya, Mums! (AS)

 

Baca juga: Normalkah Bayi Berkeringat Ketika Menyusu?

 

Referensi

CDC: Supporting Families with Relactation

Association of Breastfeeding Mothers: Relactation: restarting breastfeeding after a gap

Breastfeeding.support: Tips for Relactation