Mums, tentu tak asing dengan istilah operasi amandel. Kenapa ya, tindakan ini paling dekat dengan anak-anak? Dan, apa benar setelah amandel diangkat, kekebalan tubuh anak akan menurun? Kita bahas sekarang yuk, Mums!

 

Kenapa Amandel Perlu Diangkat?

Sebelum membahas lebih panjang tentang, yuk ketahui dulu beberapa hal dasar tentang amandel, atau dalam bahasa medis disebut sebagai tonsil. Tonsil atau amandel merupakan 2 jaringan massa yang terletak di bagian belakang mulut, di sisi kanan dan kiri.

 

Amandel adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh untuk melawan kuman yang menyebabkan penyakit. Berada di bagian belakang mulut, tonsil bertindak sebagai pusat pemprosesan kuman dan membantu tubuh mengenali berbagai jenis kuman, sehingga bisa dilawan dengan lebih baik.

 

Walau berguna, amandel tetap perlu diangkat dengan prosedur operasi amandel atau pengangkatan tonsil (tonsilektomi) karena beberapa pertimbangan, seperti:

  • Si Kecil mengalami infeksi berulang terutama radang amandel, radang tenggorokan, atau infeksi telinga sekitar 5-6 kali setahun.
  • Si Kecil mengalami kesulitan makan atau menelan karena adanya peradangan di belakang tenggorokan.
  • Si Kecil tidur mendengkur dan seperti berhenti bernapas dalam waktu singkat. Inilah yang disebut apnea tidur obstruktif. Risiko apnea tidur sendiri nyatanya tidak main-main. Kondisi ini dapat menurunkan kualitas tidur si Kecil, sehingga ia tidak tidur dengan nyenyak dan bangun dengan kondisi kurang segar. Pada akhirnya, hal ini dapat menyebabkan masalah belajar, perilaku, pertumbuhan, dan jantung.
  • Si Kecil sering terlihat bernapas melalui mulut dan memiliki bau mulut yang mencolok. Hidungnya pun terlihat seperti tersumbat.
  • Meskipun kasus ini sangat jarang, operasi amandel diperlukan jika ditemukan perdarahan atau kanker di amandel.

 

Baca juga: Siap Hadapi New Normal dengan Kebiasaan Makan Sehat Baru

 

Prosedur Operasi Amandel pada Anak

Setelah melalui pemeriksaan dokter spesialis anak dan dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT), dokter akan memberitahukan kapan prosedur operasi amandel akan dilakukan. Umumnya, si Kecil tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi obat apa pun satu-dua minggu sebelum operasi. Selain itu, si Kecil dipastikan harus dalam kondisi sehat 7 hari sebelum operasi.



Perlu diketahui, ada dua tipe operasi amandel yang bisa dilakukan, yaitu:

  • Tonsilektomi tradisional, yaitu pengangkatan kedua amandel.
  • Tonsilektomi intrakapsular, yaitu pengangkatan amandel yang terinfeksi saja dan meninggalkan lapisan kecil untuk melindungi otot-otot tenggorokan di bawahnya. 

 

Keuntungan operasi amandel tipe ini adalah si Kecil dapat pulih lebih cepat, sedikit rasa sakit sehingga tidak perlu banyak obat penghilang rasa sakit, memiliki risiko pendarahan yang lebih rendah, serta lebih mampu makan dan minum setelah prosedur. Dengan pertimbangan tersebut, biasanya tipe ini yang dipilih untuk anak-anak.

 

Kelemahannya, ada kemungkinan sangat kecil bahwa jaringan yang tersisa dapat tumbuh kembali atau menjadi terinfeksi dan membutuhkan lebih banyak operasi amandel, tetapi ini tidak umum. 

 

Di hari operasi amandel akan dilakukan, si Kecil akan diminta untuk berpuasa sebelumnya. Operasi amandel diawali dengan pemberian anestesi umum, sehingga si Kecil dengan aman bisa tertidur selama operasi dijalankan. Operasi akan dilakukan melalui rongga mulut, sehingga tidak akan ada sayatan di kulit dan bekas luka yang terlihat. Mums pun bisa mendampingi si Kecil selama operasi berlangsung, yang biasanya akan berlangsung selama 20-45 menit.

 

Pascaoperasi, si Kecil bisa saja langsung pulang setelah sadar dari anestesi, namun juga bisa disarankan untuk dirawat inap. Umumnya, jika operasi amandel dilakukan saat si Kecil berusia kurang dari 3 tahun dan terdeteksi menderita gangguan tidur yang serius, maka akan disarankan rawat inap agar bisa menjalani pemeriksaan selanjutnya oleh dokter THT.

 

Baca juga: Si Kecil Pilih-pilih Makanan? Coba Cara Ini untuk Mengatasinya

 

 

Setelah Operasi Amandel

Tergantung dari tipe operasi apa yang harus dijalankan, masa pemulihan pascaoperasi amandel memakan waktu sekitar 7 hari atau lebih. Selama pemulihan, ada beberapa anjuran yang perlu dipatuhi, seperti:

  • Menghindari makanan bertekstur tajam dan keras, seperti kacang goreng dan makanan bertepung.
  • Berikan asupan cairan yang banyak.
  • Makanan yang disarankan untuk dimakan adalah yang bertekstur lembut, seperti puding, agar-agar, es krim, sup, kentang tumbuk, bubur, dan lainnya.
  • Si Kecil disarankan untuk banyak beristirahat di rumah. Si Kecil boleh kembali beraktivitas di luar atau bersekolah (jika sudah sekolah) bila sudah bisa makan dan tidur dengan normal, serta tidak membutuhkan obat penghilang rasa sakit lagi.
  • Ingatkan si Kecil untuk tidak membuang ingus melalui hidung selama 2 minggu pasca operasi dan menghindari aktivitas yang terlalu agresif.
  • Segera temui dokter jika si Kecil batuk, muntah, demam, mengeluh tenggorokannya sakit padahal sudah mengonsumsi obat penghilang rasa sakit, susah bernapas, serta ditemukan darah/gumpalan darah di air liurnya. Dokter akan melakukan prosedur lain untuk menghentikan perdarahan.

 

Yang perlu diluruskan, operasi amandel adalah prosedur yang perlu dijalankan jika kondisi amandel si Kecil dinilai mengganggu kesehatannya. Walau amandel adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh, namun tidak berarti operasi amandel akan mengganggu sistem imun anak. 

 

Sistem kekebalan tubuh yang lain masih akan bekerja dan memerangi segala bentuk kuman yang membahayakan kesehatan. Dengan asupan nutrisi yang baik, lingkungan yang bersih, istirahat yang cukup, dan rutin mencuci tangan, kesehatan si Kecil pun tetap bisa terjaga.

 

Baca juga: Mums, Jangan Paksa si Kecil Menghabiskan Makanan, ya!

 

Sumber:

Kids Health. Tonsillectomy.

Children’s Minnesota. Tonsillectomy.