Pastinya gemas ya Mums melihat perut si Kecil terlihat menyembul. Belum lagi ditambah dengan pipinya yang tembam, enggak bisa abis-abis deh ingin menciumi si Kecil. Namun, mungkin sedikit terbersit kekhawatiran di benak Mums, apakah perut buncit si Kecil adalah hal yang normal atau perlu dikhawatirkan. Yuk, ikuti pembahasannya di sini!

 

Fakta Unik Perut Si Kecil

Tahukah Mums bahwa perut balita rata-rata berukuran kira-kira sama dengan kepalan tangannya? Mengejutkan, ya! Namun, jangan salah. Meskipun berukuran kecil, perutnya mampu menampung asupan nutrisi sesuai yang diperlukan untuk mendukung fase pertumbuhan dan perkembangannya yang cepat, lho. 

 

Setiap anak hingga berusia 5 tahun membutuhkan zat besi hampir 4 kali lebih banyak, kalsium 5 kali lebih banyak, vitamin D 5 kali lebih banyak, dan vitamin C 4 kali lebih banyak daripada orang dewasa. Kebutuhan ini tentunya akan beragam pada setiap anak karena dihitung berdasarkan per kg berat badan.

 

Inilah yang menjadi satu lagi alasan mengapa si Kecil memerlukan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang. Iya, paham kok Mums, betapa menantangnya memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil di usianya yang aktif ini. Apalagi preferensi makanan si Kecil dapat berubah dengan cepat dalam hitungan minggu ataupun hari. Persoalan lainnya adalah si Kecil terlihat tak pernah berselera untuk makan, tetapi selalu punya ruang untuk ngemil. Duh, ada-ada saja, ya!

 

Nah, ada beberapa tips untuk membantu memastikan si Kecil mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya, antara lain:

  • Tawarkan si Kecil makanan sehat dan makanan favoritnya dalam satu piring. Misal, hari ini menunya adalah sop sayur, boleh kok dipasangkan dengan ayam goreng tepung kesukaannya.
  • Olah sayuran atau buah dalam bentuk lain, misal membuat nugget wortel, es loli semangka, dan lain-lain.
  • Perhatikan seberapa banyak ia minum sepanjang hari. Penyebab umum balita menolak makan adalah terlalu banyak susu atau minuman lain di antara waktu makan. Idealnya, si Kecil mengonsumsi cairan paling banyak 1.200-1.500 ml per hari. Lebih dari itu, si Kecil bisa terlalu kenyang untuk makan. 

 

Baca juga: Dituntut Selalu Sehat, Wanita Perlu Konsumsi Suplemen?

 

 

Wajarkah Anak Batita Buncit?

Lalu, bagaimana jika perut si Kecil terlihat buncit? Apakah harus khawatir? Tenang Mums, tidak seperti perut buncit orang dewasa yang utamanya disebabkan oleh akumulasi lemak berlebih, perut buncit pada anak-anak yang sehat tanpa gejala tertentu, nyatanya tidak berbahaya, kok. Perut buncit yang terlihat pada sebagian besar anak di usia ini umumnya disebabkan oleh beberapa hal, seperti:

 

  • Menelan udara

Kegiatan sehari-hari si Kecil, seperti berbicara, berteriak, menyanyi, dan lain-lain, berkontribusi terhadap 70% udara di usus. Ditambah lagi, beberapa kegiatan tertentu, seperti menangis, mengedot dari botol kosong, serta ngenyot empeng dapat menyebabkan volume udara yang lebih besar tertelan. Namun tak perlu khawatir, udara berlebih ini akan keluar dengan sendirinya dari tubuh melalui sendawa atau buang angin.

 

  • Bentuk tulang belakang dan kekuatan otot

Di usia balita, bentuk tulang belakang si Kecil nyatanya belum setegak orang dewasa atau anak-anak yang lebih besar, lho. Balita cenderung memiliki lengkungan tulang belakang ke dalam disebabkan otot-otot di sekitar pinggul masih lemah dan belum sekuat orang dewasa. Hal inilah yang membuat bentuk perutnya terlihat membuncit. Namun, seiring dengan pertambahan usianya ketika memasuki usia sekolah nanti, hal ini akan memudar dan ikut memengaruhi bentuk perutnya.

 

Baca juga: Ibu Hamil Kerokan, Boleh atau Jangan?

 

Kapan Perut Buncit Tidak Normal?

Perut buncit pada anak-anak memang tidak berbahaya. Namun, lain ceritanya jka diikuti dengan beberapa gejala di bawah ini, ya:

 

  • Pertumbuhannya terhambat

Mums, masihkah rutin menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan si Kecil? Jika sudah lama tidak dan disertai dengan perawakan fisik si Kecil terlihat buncit, yuk mulai jadwalkan kunjungan ke dokter spesialis anak. Apalagi jika Mums menemukan rambut si Kecil rapuh, massa otot kecil, atau kulit mudah terkelupas, dikhawatirkan si Kecil kekurangan protein.

 

  • Menderita diare berkepanjangan

Seorang anak dengan pertumbuhan yang buruk dan diare yang berlangsung lebih dari dua minggu dapat menderita Penyakit Celiac, yakni penyakit autoimun yang menyebabkan keluhan pada sistem pencernaan akibat mengonsumsi makanan mengandung gluten (roti, biskuit, pasta, mi, dan lain-lain). Segeralah periksa ke dokter anak jika si Kecil sulit naik berat badan, pucat, atau fesesnya berbau tajam.

 

  • Mengeluh sakit perut atau demam

Perut bengkak yang tiba-tiba dan disertai demam membutuhkan perhatian medis segera. Kemungkinannya adalah terjadi infeksi maupun peradangan, yang memerlukan pemeriksaan dan penyelidikan terperinci untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya.

 

  • Perut terasa keras atau kencang

Penyebabnya dapat berkisar sembelit kronis, pembengkakan organ, seperti hati atau limpa, hingga adanya pertumbuhan benda asing di perut. Tak perlu menunggu lama, segeralah konsultasikan hal ini ke dokter spesialis anak terdekat.

 

Perut sebagai tempat organ penting berada, memegang peranan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika saat ini perut si Kecil terlihat buncit, Mums tak perlu khawatir berlebihan selama pertumbuhan dan perkembangan si Kecil baik. Ikutilah insting Mums untuk mengunjungi dokter jika merasa ada yang tak beres. (AS)

 

Baca juga: 6 Makanan untuk Menambah Berat Badan Anak

 

 

Referensi

Livestrong. Toddler’s Belly

Toodle Box. Tummy

Dr Joann. Potbelly

Modern Mom. Potbelly