Pankreas adalah salah satu organ tubuh yang memiliki peranan penting untuk menjalankan fungsi dari endokrin dan eksokrin. Endokrin bertugas mengeluarkan hormon insulin kemudian akan mengubah gula menjadi sumber energi bagi tubuh. Sedangkan eksokrin adalah kelenjar yang berfungsi mengeluarkan enzim, seperti kelenjar lendir, kelenjar minyak, kelenjar air mata, dan sebagainya.

 

Dokter Fajar Firsyada, Sp.B(k)BD., dokter spesialis bedah digestif dari Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Barat, menjelaskan bahwa penyakit pankreas terjadi akibat adanya gangguan fungsi endokrin ataupun eksokrin dari organ pankreas.

 

Baca juga: Apakah Kita Bisa Hidup Tanpa Pankreas?

 

“Apabila ada gangguan endokrin pankreas, salah satunya insulin, dapat menyebabkan penyakit diabetes melitus. Bilamana terjadi gangguan fungsi eksokrin, dapat menimbulkan penyakit seperti pankreastitis,” ujar dr. Fajar.

 

Penyebab dan Gejala Penyakit Pankreas

Dokter Fajar mengatakan penyebab dan gejala dari penyakit pankreas tergantung dari jenis penyakit pankreas itu sendiri, misalnya:

  • Diabetes Melitus (DM) apabila terdapat keluhan klasik 3P (poliuri, polidipsi, polifagi). Poliuri adalah sering berkemih terutama pada malam hari, polidipsi adalah rasa haus terus menerus, polifagi adalah makan secara berlebihan. Selain itu, pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan kadar gula darah puasa dan peningkatan Hba1c.

  • Pankreastitis apabila ditandai dengan nyeri pada perut, khususnya di daerah epigastrium, dan ditandai dengan peningkatan kadar amilase dan lipase darah.

 

Baca juga: Avicii Diduga Meninggal akibat Radang Pankreas, Apa Hubungannya dengan Alkohol?

 

Hindari Penyakit Pankreas

Untuk menghindari atau mencegah penyakit pankreas, dr. Fajar menyarankan untuk membatasi atau mengurangi makanan yang tinggi karbohidrat atau gula, sehingga beban kerja pankreas tidaklah berat. “Mulai kurangi makanan karbohidrat untuk mengurangi risiko diabetes melitus. Sedangkan pada kasus pankreastitis, fungsi eksokrin dan endokrin diistirahatkan dengan cara mengurangi konsumsi karbohidrat dan kurangi lemak,”jelas dr. Fajar.

 

Untuk lebih lengkapnya, seperti dilansir dari everydayhealth.com, Kamu bisa melakukan:

 

  1. Membatasi pengonsumsian alkohol. Dengan mengurangi asupan alkohol atau tidak meminumnya sama sekali, Kamu dapat membantu menjaga pankreas dari efek racun alkohol dan mengurangi risiko masalah pankreastitis. Sejumlah studi, termasuk studi di Denmark yang melibatkan 17.905 orang, menemukan bahwa pengonsumsian alkohol dalam jumlah banyak diasosiasikan dengan peningkatan risiko pankreastitis, baik pada wanita maupun pria.
  2. Menerapkan pola diet rendah lemak. Batu empedu, penyebab utama pankreastitis akut, dapat berkembang ketika terlalu banyak kolesterol terakumulasi di dalam empedu, yaitu zat yang diproduksi oleh hati untuk mencerna lemak. Untuk mengurangi risiko terbentuknya batu empedu, konsumsilah makanan rendah lemak, seperti biji-bijian utuh serta berbagai buah dan sayur. Sedangkan untuk membantu mencegah pankreastitis, hindari makanan yang digoreng atau berlemak, begitu pula produk susu dan turunannya. Kadar trigliserida yang tinggi atau jumlah lemak yang dibawa di dalam darah juga dapat meningkatkan risiko terjadinya pankreastitis akut. Jadi, penting untuk membatasi asupan tinggi gula.
  3. Berolahraga secara teratur dan jaga berat badan ideal. Orang-orang dengan berat badan berlebih cenderung memiliki batu empedu, yang membuat mereka berisiko tinggi mengalami pankreastitis akut. Mengurangi berat badan dan menjaganya tetap ideal dapat dilakukan dengan cara menerapkan pola diet yang tepat serta melakukan aktivitas fisik. Ini tentunya membantu mencegat pembentukan batu empedu.
  4. Jangan asal diet. Cara terbaik menurunkan berat badan adalah melakukannya secara bertahap. Ketika Kamu melakukan diet yang tidak tepat, sehingga berat badan turun drastis, organ hati akan meresponsnya dengan meningkatkan produksi kolesterol. Ini dapat meningkatkan risiko pembentukan batu empedu.

 

Bila seseorang sudah mengalami gangguan pankreas, maka pengobatan yang dilakukan disesuaikan dengan jenis masalah di pankreasnya. Misalnya pada kasus diabetes melitus, maka dilakukan terapi termasuk di dalamnya pengaturan makan dan olahraga yang teratur. Namun bila penyakit pankreas berupa tumor atau kanker, maka pengobatannya dengan cara operasi.

 

Baca juga: Waspadai 9 Gejala Kanker Pankreas