Punten, dari Sukabumi!

Kenapa Sukabumi?

Mungkin banyak temen-temen GueSehat yang sudah membaca postingan saya tentang program internship bagi semua lulusan kedokteran di Indonesia. Memang menurut hasil undian, saya ditugaskan di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur. Namun karena alasan medis dan karena saya baru saja keluar dari perawatan rumah sakit, saya dipindah ke Sukabumi. Ini adalah minggu pertama saya di Sukabumi and I just can’t wait to share it with you guys!

Proses dispensasi atau relokasi internship

Bagaimana caranya mendapatkan lokasi internship? Apakah kita bisa memilih tempat dimana kita ditugaskan? Proses memilih lokasi internship dokter adalah proses yang penuh rasa deg-degan. Pertama-tama saya memilih lokasi internship secara online. Lalu saya menerima surat pernyataan yang menyatakan bahwa saya sudah sah untuk ditugaskan di lokasi tersebut. Keputusan tersebut merupakan keputusan yang mutlak dan tidak dapat diganti kecuali ada alasan khusus. Alasan khusus yang diterima oleh departemen kesehatan antara lain adanya kondisi kesehatan yang membutuhkan follow up di kota yang bersangkutan, serta sudah menikah dengan pasangan yang ada di kota tersebut. Jadi kita dapat memilih kota untuk tujuan untuk minta dipindahkan, dan mereka akan mengadakan rapat apakah permohonan kita untuk pindah diterima. Jika tidak diterima, mau tidak mau ya harus tetap bertugas di tempat yang sudah sah sebelumnya. 

Bagaimana jika tidak mau berangkat?

Sayangnya, jika sudah memilih lokasi internship dan tidak berangkat, orang tersebut akan dikenakan sanksi berupa skors tidak boleh mengikuti program internship atau yang biasa dikenal koas selama satu tahun. Tentu saja ini sangat membuang waktu! Apalagi mengingat peraturan internship bisa berubah kapan saja. Tidak mau kan kalau tiba-tiba harus menjalani internship selama 2 tahun?

Hello Sukabumi, apa kabar?

Pada kenyataannya, program internship di Sukabumi cukup 'boros'. Kenapa boros? Karena di sini tidak disediakan rumah dinas, kendaraan dinas, dan keperluan lainnya. Semua itu harus saya tutup dengan uang bantuan hidup dari pemerintah sebesar Rp 3.1 juta. Teman-teman saya yang ditugaskan di NTT menerima rumah dinas dan kendaraan pinjaman rumah sakit. Memang, karena keterbatasan dokter di NTT, dokter internship seringkali dianggap sebagai dewa. Segalanya disediakan. Terkadang, lokasi internship yang jauh dan terpencil juga memberikan insentif yang lumayan untuk 'ongkos hidup' di sana. Namun program internship di kota besar biasanya tidak termasuk insentif apapun. Good thing is, kami sudah diberikan kepercayaan untuk praktek di poli sendiri, dan bertugas sebagai dokter jaga rawat inap di rumah sakit. Keberadaan kami sebagai dokter di sini lebih dihargai daripada di kota dengan jumlah dokter yang lebih dari cukup. Sepertinya kesempatan menjalankan internship hanya tersedia di beberapa rumah sakit di kota besar seperti Jakarta atau Bandung.

Hal Tersulit Dari Program Internship 

Hal yang paling sulit dari program internship ini adalah beradaptasi! Baru 1 minggu saja hidup di Sukabumi dan aku sudah kangen Jakarta! I miss Jakarta already! Perjalanan antara Jakarta - Sukabumi dapat ditempuh dengan mobil dalam 3 jam, tanpa macet. Budaya yang berbeda juga kadang menghambat saya untuk beradaptasi. Penduduk lokal sebagian besar menggunakan Bahasa Sunda, sehingga saya sering lambat kalau saat melengkapi riwayat medis atau medical history pasien.  Namun itu tidak menjadi halangan! Penduduk di sini sangatlah ramah jika dibandingkan dengan Jakarta and I love their hospitality!

Sistem Internship Tanpa Standar

The bad thing is, sistem dalam internship saat ini belum merata. Program internship sangat tergantung dengan rumah sakit dimana kami di tempatkan. Selain itu, tanpa standar, program yang saya lewati bisa saja berbeda dengan yang dilewati teman-teman yang ditugaskan di rumah sakit atau kota lain.  Perbedannya pun cukup signifikan! Ada beberapa rumah sakit yang bahkan tidak memiliki dokter radiologi, namun ada juga rumah sakit mewah yang memiliki fasilitas CT-scan. Sebenarnya hal itu adalah tantangan tersendiri untuk para dokter yang masih fresh graduate ini.

Tantangan selama internship?

Menurut teman-teman saya di kota terpencil di Kalimantan mereka bahkan tidak memiliki fasilitas laboratorium untuk melakukan pemeriksaan kadar elektrolit seperti natrium, kalium, dan sebagainya. Tentu hal ini merupakan sesuatu yang baru jika dibandingkan dengan kebiasaan kami yang sudah biasa dengan berbagai fasilitas di kota besar. Pengalaman  teman-teman saya di pulau lain, seperti Papua dan NTT, kehidupan sehari-hari juga merupakan tantangan, di mana kita yang biasanya memiliki mobil pribadi atau fasilitas ojek/taksi online, harus mengandalkan fasilitas lokal yang tersedia. Punya ojek langganan? Sudah biasa! Saya sendiri sudah punya ojek langganan kok di sini! ;p Namun apapun itu, ini adalah program yang wajib saya jalani agar bisa berkontribusi ke bidang kesehatan di Indonesia. Kembali lagi, program internship dokter sangat tergantung dimana Anda ditugaskan. Pengalaman yang akan saya ceritakan di posting selanjutnya, saya tulis berdasarkan pengalaman saya di Sukabumi. Semoga pengalaman saya menjadi pembelajaran untuk saya dan dapat saya bagikan dengan teman-teman semua. Semangat!