Geng Sehat pasti pernah membaca atau melihat di televisi tentang bayi baru lahir dengan kondisi usus berada di luar tubuh? Dalam istilah kedokteran kelainan tersebut disebut gastroskisis. Kira-kira apa ya penyebabnya? Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat atau CDC, tejadi peningkatan kondisi cacat lahir gastroskisis yang membuat organ usus bayi baru lahir berada di luar perutnya. Para peneliti memperkirkan adanya keterkaitan dengan kondisi ini dengan epidemi opioid.

 

 
Baca juga: Murmur Jantung pada Bayi, Berbahayakah?

 

Gastroskisis yang Menyeramkan

Gastrokisis merupakan kondisi cacat lahir yang terjadi sejak awal kehamilan di mana dinding perut bayi tidak berkembang dengan sempurna. Akibatnya, organ usus akan berada di luar tubuh bayi, tepatnya di samping pusar, karena tidak adanya kantong pelindung. Tak hanya usus, pada beberapa kasus, organ tubuh lain seperti lambung atau hati juga bisa ditemukan berada di luar tubuh bayi. Kebanyakan kasus bayi dengan kondisi gastroskisis terlahir secara prematur.

 

Kondisi ini bisa berbahaya karena organ yang berada di luar tubuh bayi bisa terkontaminasi bakteri atau virus. Saat masih di kandungan, kondisi gastroskisis dapat berisiko menyebabkan usus terkena kontak dengan cairan ketuban. Apabila usus rusak, maka anak akan kesulitan mencerna makanan. Maka itu, diperlukan langkah operasi sesegera mugkin setelah kelahiran untuk mencegah hal tersebut.

 

 

Penyebab Gastroskisis

CDC memperkirakan ada sekitar 1.871 bayi yang dilahirkan setiap tahun di Amerika Serikat mengalami kondisi gastroskisis. Meski belum ditemukan penyebab pasti dari gastroskisis, namun beberapa ahli memperkirakan bahwa kondisi ini merupakan akibat dari perubahan hormon atau kromosom pada bayi. Gastroskisis juga dapat disebabkan oleh kontak ibu dengan faktor lingkungan lain seperti makanan atau minuman yang dikonsumsi, obat-obatan, dan lain-lain.

 

Selain itu, ada pula sejumlah faktor yang mungkin terlibat dalam meningkatkan risikonya. Beberapa faktor tersebut antara lain kehamilan di usia remaja serta kebiasaan minum alkohol dan merokok.

 
Baca juga: Kenapa Bayi Bisa Gagal Tumbuh?

 

Penelitian: Ada Kaitan dengan Penggunaan Opioid

Penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya risiko gastroskisis ternyata tak hanya terkait dengan kedua hal yang telah disebutkan sebelumnya. Para peneliti CDC memperkirakan bahwa adanya keterkaitan antara penggunaan opioid (obat-obatan resep golongan narkotika) dengan risiko gastrokisis. "Sebuah penelitian dan analisis menemukan bahwa prevalansi kejadian gastroskisis menjadi lebih tinggi di daerah yang juga memiliki tingkat resep opioid tinggi," kata para penelitit dalam laporan terbaru yang diterbitkan oleh CDC.

 

Menurut CDC, peningkatan yang mengkhawatirkan ini terjadi selama 2 dekade terakhir. Pada tahun 2016, CDC melaporkan bahwa kasus gastrokisis telah bertambah 2 kali lipat antara tahun 1995 hingga 2005. Angka-angka tersebut meningkat 30% lagi dalam 6 tahun antara 2006 hingga 2012.

 

Dalam penelitian tersebut pula, para peneliti menemukan bahwa tingkat gastrokisis di Amerika Serikat sekitar 1,6% lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain yang juga memiliki tingkat resep opioid tinggi. Opioid sendiri sebenarnya merupakan salah satu obat resep untuk meredakan nyeri. Obat ini dibuat dari tanaman opium seperti morfin atau disintesis di laboratorium seperti fentanil.

 

Penelitian yang mengkutsertakan sekitar 17.000 ibu ini menemukan hubungan antara gastroskisis dengan penggunaan opioid sebelum kehamilan mencapai trimester pertama. Tak hanya itu, meski gastroskisis ini lebih banyak terjadi pada ibu berusia di bawah 20 tahun, namun angka prevalansi terbesar juga ditemukan pada ibu yang berusia tua.

 
Baca juga: Pentingnya Tes APGAR untuk Bayi Baru Lahir

 

Gastrokisis bisa Terdeteksi Sejak Kehamilan Awal

Gastrokisis umumnya diketahui saat bayi dilahirkan. Padahal kondisi ini sebenarnya bisa didiagnosis lebih awal, di masa kehamilan. Inilah mengapa ibu hamil perlu menemui dokter kandungan secara rutin. Selama kehamilan ini, dokter akan melakukan prenatal ultrasound scanning untuk memeriksa gastrokisis pada bayi.

 

Melalui penelitian CDC, penggunaan opioid selama masa kehamilan memang berisiko terhadap kondisi kesehatan bayi. Maka itu, usahakan untuk selalu memeriksakan kandungan selama kehamilan untuk memastikan kesehatan si Kecil. Selain itu, selalu konsultasikan pada dokter mengenai penggunaan obat-obatan tertentu. (BAG/AY)

 

Baca juga: Apa Saja yang Terjadi pada Bayi Dalam Kandungan?

 

 

Mitos dan Fakta Kehamilan -GueSehat.com

 

Sumber:

"Rise in serious birth defect might be tied to opioid use, study says" - CNN News
"Facts about Gastroschisis" - Centers for Disease Control and Prevention