Geng Sehat pasti masih ingat terungkapnya kasus pelecehan seksual yang digawangi oleh produser film, Harvey Weinstein. Pendiri rumah produksi The Weinstein Company ini dilaporkan oleh sejumlah aktris terkenal Hollywood, seperti Meryl Streep, Kate Winslet, Gwyneth Paltrow, dan Asia Argento, atas perbuatan tidak menyenangkan hingga pemerkosaan yang dilakukan selama 30 tahun terakhir.

 

Perang terhadap pelecehan seksual ini, rupanya berlanjut. Selebriti dan sineas Hollywood tampak tumpah ruah dalam balutan pakaian berwarna hitam pada perhelatan Golden Globes Award, 7 Januari 2018 lalu. Melalui media sosial, satu persatu dari mereka memaparkan alasan di balik tagar #WhyWeWearBlack. Kampanye yang digagas oleh organisasi Time's Up ini, merupakan aksi protes terhadap pelecehan seksual yang rentan terjadi di Hollywood. Aktris dan aktor yang memadati Beverly Hilton Hotel, Los Angeles ini juga menginginkan adanya rasa aman dan kesetaraan gender di dunia perfilman, agar tidak ada lagi korban yang termarjinalkan.

 

 

Di masa kini, memang semakin tinggi risiko terjadinya masalah kekerasan seksual terhadap wanita. Dikutip dari buku Every Woman oleh Derek Llewellyn-Jones, hasil penelitian di Amerika, Australia, dan Inggris menunjukkan sekitar 20% wanita menyatakan pernah dianiaya secara fisik pada usia belia dan remaja. Sementara menurut Komnas Perempuan, rata-rata 35 perempuan menjadi korban kekerasan seksual di Indonesia setiap harinya. Hampir 70% dari kasus kekerasan terhadap perempuan, baik fatal maupun nonfatal, dilakukan oleh anggota keluarga atau pasangan (pacar atau suami). Lalu, kondisi apa saja yang harus diwaspadai agar tidak menjadi korban? Inilah hal-hal penting yang perlu Kamu ketahui tentang pelecehan seksual serta solusi untuk mengatasinya.

Baca Juga : Waspada Berbagai Bentuk Kekerasan Verbal dalam Hubungan

 

Situasi apa saja yang termasuk pelecehan seksual?

Dilansir dari webmd.com, menurut Susan Fineran, Ph.D.,seorang profesor di University of Southern Maine yang mempelajari tentang bidang ini, kekerasan dan pelecehan seksual meliputi:

  • Nama panggilan yang menghina. Dengan menggunakan kata julukan tidak sopan, kasar, merendahkan dan menyakitkan secara seksual,  sudah membuat seseorang melakukan pelecehan seksual secara verbal terhadap lawan bicaranya.Tidak perduli siapa yang mengucapkan dan ejekan tersebut ditujukan pada siapa. 
  • Sentuhan yang tidak diinginkan. Jika seseorang menyentuh bagian tubuh perempuan, padahal dia tidak mengizinkannya, maka hal tersebut merupakan pelecehan. Situasi ini pun serupa jika terjadi pada pria.
  • Perilaku yang tidak diinginkan. Jika seseorang memaksamu untuk bersikap intim padahal Kamu tidak menginginkannya, atau jika seseorang menguntit lalu masuk ke ruangan pribadimu dengan tindakan mengancam, maka hal tersebut juga disebut pelecehan seksual.
  • Tekanan dari figur otoritas. Pelecehan tidak hanya datang dari kalangan sebaya saja. Kamu juga harus mewaspadai pelecehan seksual dari orang yang usianya lebih tua. Jika seorang guru menawarkan untuk memberi nilai yang lebih baik, atau atasan menawarkan promosi kerja, dengan imbalan seks atau semacam bantuan fisik, maka tindakan tersebut juga termasuk pelecehan. “Tawaran asusila ini merupakan pelecehan 'mutlak' bahkan jika seorang guru hanya melihat atau memberi komentar yang bersifat seksual hingga menyinggung siswanya," papar Melissa Holt, Ph.D, seorang asisten profesor di Universitas Boston.
  • Merendahkan minoritas gender. Masih mengutip Susan Fineran, jika dalam sebuah institusi atau kantor, terdapat sekelompok laki-laki yang kerap menyulitkan kalangan minoritas perempuan yang bekerja di sana, hal tersebut juga pelecehan seksual. Geng Sehat pernah menonton film lawas North Country? Kisah nyata dalam film tersebut, adalah salah satu contohnya.
  • Pelecehan secara online. Bila seseorang mengirim e-mail, foto, teks, atau konten apa pun yang mengaitkanmu dengan situasi seksual, maka hal tersebut juga disebut pelecehan. Kamu harusnya tidak tinggal diam.

 

Ambil Tindakan untuk Melindungi Diri

Jika menemukan tindakan pelecehan seksual, maka Kamu harus segera memulai  langkah pertama untuk menghentikannya. Susan Fineran bahkan menegaskan, siapapun harus langsung melaporkan pelecehan seksual pada institusi terkait dan pihak berwenang. Hukum melindungi dengan aturan jelas untuk mengganjar berat segala bentuk perbuatan asusila. Berikut langkah-langkah yang bisa Kamu lakukan.

  • Bicaralah. Beritahu pihak yang melecehkanmu dan katakan untuk berhenti. Sampaikan dengan cara apapun yang Kamu inginkan bahwa kata-kata atau tindakan yang ia perbuat, membuat Kamu benar-benar tidak nyaman. Jika atasan Kamu adalah masalahnya, maka beritahu atasan dari bosmu. Sebuah perusahan juga dapat dituntut akibat kasus pelecehan seksual.  Ingatlah, selalu lebih banyak perusahaan yang khawatir dengan tuntutan hukum, karena hal tersebut sudah jelas akan sangat merugikan perusahaan. Bila Kamu ragu melakakukan ini sendirian, mintalah pihak keluarga atau orang dewasa terpercaya lainnya untuk terlibat. Segera pertimbangkan untuk berhenti jika kamu merasa tidak aman dan banyak menemukan kejanggalan.
  • Menyimpan catatan. Catat siapa yang melecehkanmu, apa yang dia katakan atau lakukan,serta bagaimana perasaanmu tentang hal itu. Tuliskan kapan dan di mana situasi tersebut terjadi. Simpan juga email, teks, atau postingan yang bisa menjadi bukti adanya tindakan pelecehan.
  • Beritahu orang tua atau orang dewasa yang tepercaya. Terkadang, sulit untuk mengetahui garis batas dari tindakan yang bersifat menggoda dan merendahkan dalam sebuah kasus pelecehan seksual. Berbicarakanlah detail kejadiannya dengan orang dewasa yang Kamu percaya. Dengan begitu, Kamu mengetahui perspektif mereka mengenai apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana solusi tepat untuk mengatasi hal ini. Jika bos mulai sering menciptakan potensi untuk bekerja hanya berdua denganmu saja hingga larut malam, maka keluarga harus tahu akan hal itu. Laporkan pada pihak yang bisa menyikapi secara bijak, jika ada situasi tidak menyenangkan yang Kamu temui, baik di sekolah, kampus, kantor, ataupun lingkungan keseharian. Tunjukkan catatanmu tentang kronologis indikasi yang telah terjadi. Orang tua pun bisa dilibatkan dalam hal ini agar Kamu semakin terbantu.
  • Ajukan perlindungan hukum jika Kamu tidak merasa aman atau belum lega. Namun, sebelum menyentuh ranah hukum, Kamu harus mempertimbangkan dengan bijak, apakah sebuah tuntutan hukum memang diperlukan.
Baca Juga : Tips Hindari Kekerasan Seksual pada Anak

 

Agar Tidak Dianggap Melecehkan

Ada kalanya kita tidak bisa membedakan antara pelecehan dan sekadar candaan. Agar tidak ada pihak yang salah menerjmahkan sikap kita terhadap lawan jenis, cermati beberapa petunjuk berikut ini.

  • Ingat Kamu sedang berkumpul dan berbicara dengan siapa. Masih mengutip saran dari Melissa Holt, bahwa Kamu harus pintar memilah ucapan. Lelucon atau komentar konyol yang biasa Kamu lontarkan pada teman dekat, mungkin akan menjadi masalah besar jika Kamu mengucapkannya pada orang yang tidak terlalu Kamu kenal.
  • Jangan melabeli siapapun. Jangan pernah menyebut seseorang dengan kata-kata kasar, buruk, dan tidak sensitif sebagai penghinaan.
  • Jauhkan tanganmu. Jangan pernah menyentuh orang - terutama dengan cara pribadi atau seksual - kecuali jika mereka sudah pernah memberi tahu bahwa hal tersebut tidak apa-apa Kamu lakukan pada mereka.
  • Hormati semua orang. Jika ada seseorang yang memintamu untuk berhenti melakukan sesuatu yang mengganggu apalagi hal yang tidak bisa diterima, segera hentikan. Tidak perduli entah itu teman atau seseorang yang tidak Kamu kenal. Jika mereka mengatakan "Hentikan!," maka Kamu harus berhenti. Kamu tidak perlu menunggu mereka untuk menegaskan berkali-kali, hanya untuk mengerti bahwa gangguanmu sudah sangat keterlaluan. Dengan bersikap sebaliknya, Kamu hanya akan semakin terkesan tidak beretika, bahkan bisa saja terkesan asusila.
  • Jangan menyebarkan rumor. Penghormatan juga berarti tidak menyebarkan desas-desus. Jangan berbagi informasi, arsip, atau konten pribadi yang akan mempermalukan seseorang.
  • Perhatikan gelagat dari lawan bicara. Jika seseorang tampak tidak nyaman, risih, marah, hingga tidak berminat untuk melanjutkan sebuah wacana saat Kamu memulai percakapan, maka jangan pernah mengulanginya. Ingat, caramu menyikapi respon tidak suka dari lawan bicara, akan menunjukkan karaktermu sebenarnya. Mungkin bagi sebagian orang, caramu berbicara, kerap lancang dan tidak pantas. Jika Kamu terus mencoba mengajukan topik pembahasan yang jelas-jelas membuat orang lain terusik, Kamu sama saja menyuruh orang leluasa menilai bahwa karaktermu memang sedemikian buruk.

 

Tidak ada orang yang ingin dianggap melecehkan apalagi menjadi pihak yang melecehkan secara seksual. Perhatikan selalu ciri-cirinya saat bersosialisasi di keseharian. Percayai instingmu selalu. Jika ada orang dengan gerak-gerik mencurigakan, langsung hentikan dengan tindakan tegas sedini mungkin. Ingat, ada banyak sekali korban pelecehan yang menyesal tidak menyingkirkan gangguan lebih cepat. Jangan menunggu hal semakin buruk terjadi, saat semuanya sudah terlambat. (TA/OCH)

Baca Juga : Dampak yang Terjadi Pada Anak Korban Pelecehan Seksual