Kelahiran si Kecil memang membawa kebahagiaan bagi orang tua. Namun, merawat bayi bukanlah hal yang mudah. Banyak ibu muda yang frustrasi karena merasa tidak bisa meredakan tangisan bayi. Kalau Mums mengalaminya, jangan sampai rasa frustrasi tersebut terlalu menguasai hingga menimbulkan hal negatif bagi bayi.

 

Shaken baby syndrome adalah sebuah bentuk kekerasan pada anak. Ketika bayi diguncang dengan keras di bagian pundak, tangan, atau kaki, ia bisa terkena gangguan yang berpengaruh pada kemampuannya belajar, gangguan sikap, masalah penglihatan, masalah pendengaran dan bahasa, kejang, bahkan kerusakan otak serius dan cacat permanen. Pada beberapa kasus, shaken baby syndrome bahkan bisa berakibat lebih fatal.

 

Otot-otot bayi yang baru lahir masih sangat lemah. Begitu pula dengan otaknya yang memerlukan waktu untuk berkembang. Saat bayi diguncang, otaknya akan berguncang juga. Hal tersebut akan menyebabkan otaknya memar, berdarah,  dan bengkak. Kondisi itu bisa terjadi pada bayi hanya dengan beberapa detik guncangan keras.

 

Baca juga: Gejala dan Diagnosis Hidrosefalus pada Bayi
 

Gejala Shaken Baby Syndrome 

Menurut situs web WebMD, guncangan bisa memengaruhi bayi dalam berbagai cara. Gejala awalnya bisa muntah-muntah, kulit membiru, gemetaran, diikuti masalah pernapasan, dan sering tidur. Bayi juga akan semakin sulit makan, memiliki kesulitan menelan, serta jarang berinteraksi dengan Mums.

 

Memar bisa muncul di lengan, dada, dan bagian tubuh bayi lainnya yang sering dipegang. Pertanda fisik lain dari shaken baby syndrome adalah membesarnya kepala atau kening, pupil di kedua mata yang berbeda ukuran, dan pandangan tidak fokus. 

 

Bayi yang terkena shaken baby syndrome juga bisa memiliki gejala yang tidak bisa Mums lihat, seperti tulang retak, cedera leher atau tulang belakang, dan pendarahan di otak. Pada kasus dengan tingkat keparahan sedang, bayi juga bisa mengalami perubahan perilaku, kesehatan, dan perkembangan cara belajar.

 

Diagnosis Shaken Baby Syndrome

Karena shaken baby syndrome bisa memengaruhi banyak bagian kesehatan bayi, jadi kemungkinan besar dibutuhkan pemeriksaan lebih dari 1 dokter atau spesialis untuk menentukan diagnosisnya. Cara pemeriksaan juga tergantung dengan tingkat keparahannya. 

 

Untuk memeriksa otak, dokter bisa menggunakan CT scan atau X-ray untuk memeriksa cedera yang membutuhkan penanganan cepat. MRI juga bisa digunakan untuk membantu dokter mengetahui bagian otak bayi secara detil. X-ray juga dilakukan untuk pemeriksaan bagian tubuh lain, seperti lengan, kaki, tengkorak, dan menunjukkan retakan. Untuk memeriksa cedera dan pendarahan di mata, dokter akan melakukan pemeriksaan mata. 

Beberapa penyakit memiliki gejala yang serupa dengan shaken baby syndrome. Untuk memastikan jika bayi terkena baby shaken syndrome atau penyakit lain, dokter akan melakukan tes darah.

 

Baca juga: Trisomi Adalah Kelainan Genetik Anak

 

Pengobatan dan Pencegahan Shaken Baby Syndrome

Pengobatan untuk shaken baby syndrome tergantung jenis cedera dan lukanya. Operasi dilakukan jika dibutuhkan penanganan darurat. Pada beberapa kondisi, bayi yang selamat dari shaken baby syndrome membutuhkan penanganan khusus seumur hidupnya.

 

Shaken baby syndrome 100% bisa dicegah. Caranya adalah dengan memastikan semua pihak yang mengurus bayi, termasuk orang tua, nenek kakek, dan baby sitter memahami 2 hal:

  1. Bahaya mengguncang bayi, meskipun hanya beberapa detik.
  2. Bayi yang baru lahir memang sering menangis. Bayi paling sering menangis di usia 2 – 3 bulan. Tangisannya juga mulai dan berhenti tanpa alasan. Sulit untuk menghentikan tangisan bayi dan kadang ia seperti tengah kesakitan meskipun tidak sedang merasakan sakit.

 

Mums bisa menghentikan tangisan bayi cukup dengan mengelus punggung bayi, bernyanyi atau menyalakan musik yang menenangkan, membawanya jalan-jalan, atau memberikan dot. Jika semua sudah dilakukan namun tidak juga bisa menghentikan tangisannya, saatnya Mums harus bisa mengontrol perasaan dan rasa frustrasi.

 

Kalau Mums merasa putus asa, letakkan bayi di tempat tidurnya kembali dan tinggalkan bayi selama beberapa saat sambil sesekali mengeceknya. Mums juga bisa menumpahkan keluh kesah ke orang-orang terdekat atau minta bantuan dokter. Mums juga bisa menitipkan bayi dengan orang terpercaya. lalu keluar berjalan-jalan sebentar untuk sekadar merelaksasikan diri.

 

Kalau Mums menyadari orang tua atau baby sitter juga merasa kesulitan menenangkan bayi, bersikaplah secara suportif dan mendorong mereka untuk berhenti sejenak supaya bisa merileksasi diri. Dengan begitu, semua pihak bisa memiliki pengertian satu sama lain.

 

Baca juga: Deteksi Kelainan Genetik Anak

 

Merawat bayi memang membutuhkan kelembutan. Mums tidak boleh bersikap kasar meski merasa frustrasi saat bayi terus menangis. Bagaimanapun juga, hal tersebut bisa berdampak negatif pada bayi. Kalau Mums merasa kesulitan, minta pertolongan dan solusi dari dokter dan para ahli. (UH/AY)