Bayi sering tanpa sengaja menelan udara saat menyusu, baik dari ASI ataupun botol. Ini kemudian membuat perut si kecil terasa tidak nyaman, kembung, gumoh, dan rewel. Karenanya, udara atau gas yang terperangkap ini perlu dikeluarkan, dan bersendawa adalah cara terbaik untuk membantu bayi mengeluarkan gas tersebut. Dengan sering menyendawakan bayi selama dan setelah menyusui, harapannya Mums dapat meminimalkan ketidaknyamanan dan gumoh yang dialami si kecil.

Bisakah Bayi Bersendawa Sendiri?

Banyak dokter, perawat, dan konsultan laktasi menyarankan orang tua untuk menyendawakan bayi. Namun, bagi beberapa bayi, praktik ini mungkin tidak diperlukan. Beberapa ahli meyakini bahwa bayi mampu bersendawa sendiri tanpa bantuan sehingga orang tua tidak perlu menyendawakan bayi.

Dalam praktiknya, beberapa bayi benar-benar perlu disendawakan, sementara banyak bayi lain yang baik-baik saja tanpa sendawa. Bagi sebagian bayi, ini adalah masalah sistem pencernaan, sementara bagi yang lain, ini mungkin disebabkan oleh gaya makan. Misalnya, bayi yang diberi susu botol cenderung menelan lebih banyak udara selama menyusu, sementara bayi yang disusui lewat payudara biasanya menghirup lebih sedikit udara.

Kapan Perlu Menyendawakan Bayi?

Tidak ada aturan pasti kapan bayi perlu disendawakan. Beberapa bayi perlu bersendawa selama menyusu, sebagian lain setelahnya.

Yang terbaik adalah mencari petunjuk. Jika bayi tampak tidak nyaman saat menyusu, istirahatlah sejenak untuk bersendawa. Jika mereka tampak baik-baik saja saat menyusui, tunggu sampai selesai. Jika si kecil tampak tidak nyaman, rewel, atau gumoh, ini bisa jadi tanda bahwa bayi perlu disendawakan.

Pentingnya Menyendawakan Bayi?

Ketika gelembung gas terjebak di perut bayi, ini dapat dengan mudah menyebabkan bayi merasa kenyang dan tidak nyaman. Kemungkinan besar ini akan membuatnya tidak nyaman, menangis, dan memuntahkan apa yang baru saja ia makan.

Berikut beberapa alasan utama mengapa bayi perlu disendawakan:

1. Pencernaan

Proses pencernaan makanan tertentu di usus besar secara alami dapat menghasilkan gas. Ini bisa berupa makanan yang dikonsumsi bayi serta apa yang dimakan atau diminum Mums dan diteruskan melalui ASI.

2. Reaksi alergi atau intoleransi makanan

Jika bayi memiliki intoleransi terhadap makanan tertentu dari susu formula atau pola makan Mums yang diteruskan melalui ASI, tubuh bayi mungkin bereaksi dengan menghasilkan lebih banyak gas. Intoleransi susu adalah penyebab paling umum dari hal ini.

3. Pola makan Mums

Jika Mums sedang menyusui, beberapa makanan Mums mungkin menyebabkan bayi merasa tidak nyaman. Beberapa makanan yang lebih mungkin menyebabkan gas, meliputi:

  • Makanan yang tinggi karbohidrat 
  • Susu 
  • Kacang-kacangan
  • Brokoli
  • Kembang kol
  • Kubis
  • Soda. 

Mengubah pola makan Mums dapat membantu mengurangi kelebihan produksi gas. Sayangnya, terkadang sulit untuk menentukan makanan atau minuman mana yang menyebabkan gas.

4. Terlalu banyak udara yang masuk ke susu botol

Mengocok dengan kuat setelah menambahkan air ke dalam susu formula sebenarnya menambah banyak udara ke dalam cairan. Ini selanjutnya menyebabkan gas berlebih saat bayi meminumnya.

5. Aliran dot

Dot hadir dalam berbagai pilihan aliran yang biasanya diklasifikasikan berdasarkan usia: bayi prematur, bayi baru lahir, 3-6 bulan, 6+ bulan. Jika susu mengalir terlalu cepat, ini akan membuat bayi kewalahan dan mungkin menelan terlalu banyak udara dalam prosesnya. Pada saat yang sama, jika Mums menggunakan dot yang alirannya terlalu lambat untuk bayi, hal itu dapat menyebabkan bayi mengisap terlalu keras sehingga menelan banyak udara.

Sudah jelas, banyak hal yang dapat menyebabkan gas terperangkap di perut dan mendorong rasa tidak nyaman. Bersendawa memungkinkan bayi menghilangkan sebagian dari gas itu guna menghilangkan ketidaknyamanan dan mencegah gumoh.

Cara Menyendawakan Bayi

Untuk menyendawakan bayi, Mums perlu memberikan tepukan lembut dan berulang di punggung bayi. Menepuk dengan posisi tangan menangkup ini lebih nyaman pada bayi daripada menggunakan telapak tangan yang rata.

Selain itu, Mums mungkin perlu meletakkan handuk di bawah dagu atau bahu karena bayi terkadang gumoh saat disendawakan.

Mums juga dapat mencoba berbagai posisi bersendawa yang nyaman bagi bayi. Berikut adalah beberapa metode yang menjadi favorit banyak orang tua:

  1. Duduk tegak dan pegang bayi di dada Mums. Dagu bayi harus bertumpu pada bahu Mums. Mums perlu menopang bayi dengan satu tangan, sementara tangan yang lain menepuk punggung bayi dengan lembut.
  2. Pegang bayi dalam posisi duduk di pangkuan atau di atas lutut Mums. Topang dada dan kepala bayi dengan satu tangan. Gunakan tangan yang lain untuk menepuk punggung bayi.
  3. Baringkan bayi di pangkuan di atas perutnya. Topang kepala bayi dan pastikan posisinya lebih tinggi dari dadanya sambil menepuk lembut punggung bayi.

Jika bayi tampak rewel saat menyusu, hentikan sesi dan sendawakan bayi, lalu mulai menyusu lagi. Jika Mums memberikan susu menggunakan botol, cobalah menyendawakan bayi setiap 60 hingga 90 mililiter. Jika si kecil menyusu secara langsung, cobalah sendawakan setiap kali berganti payudara.

Jika si kecil sering gumoh setelah menyusu dan Mums ingin mengetahui bagaimana cara menyendawakan bayi dengan benar, jangan sungkan untuk bertanya pada dokter anak atau konsultan dari komunitas yang Mums ikuti.

Sumber:

https://kidshealth.org/en/parents/burping.html#:~:text=An%20important%20part%20of%20feeding,or%20seem%20cranky%20or%20gassy

 

https://newbornbaby.com.au/newborn-overview/baby-health/does-burping-your-baby-after-feeding-really-help/

 

https://www.nhs.uk/start4life/baby/feeding-your-baby/breastfeeding/how-to-breastfeed/burping-your-baby/