Diabetes merupakan penyakit kronis yang cukup banyak kasusnya, termasuk di Indonesia. Namun, masih banyak nih miskonsepsi tentang diabetes. Nah, di bulan kesadaran diabetes ini, yuk kita bahas terkait miskonsepsi tentang diabetes yang banyak beredar di masyarakat!

 

Baca juga: Hati-hati, Terlalu Banyak Konsumsi Gula saat Hamil, Anak Berisiko Alergi
 

9 Miskonsepsi Tentang Diabetes

Berikut sejumlah miskonsepsi tentang diabetes yang cukup banyak beredar di masyarakat:

 

1. Hanya Orang yang Kelebihan Berat Badan yang Bisa Terkena Diabetes

Mengalami kelebihan berat badan seringkali dikaitkan dengan diabetes. Namun kenyataannya, siapapun bisa terkena penyakit ini, berapapun indeks massa tubuhnya. Faktor risiko lain yang juga penting untuk diperhatikan selain berat badan diantaranya usia, riwayat keluarga, dan etnis.

 

2. Penderita Diabetes Harus Hanya Mengonsumsi Makanan ‘Diabetes Friendly’

Makanan tertentu yang memiliki label ‘diabetik’ bukan berarti sepenuhnya efektif seperti mengonsumsi gizi seimbang yang rendah lemak dan gula. Makanan berlabel diabetes friendly juga bisa meningkatkan kadar gula darah jika dikonsusi secara berlebihan, memproduksi efek laksatif, dan bahkan harganya lebih mahal dari rata-rata makanan lain.

 

3. Penderita Diabetes Tidak Boleh Mengonsumsi Gula Jenis Apapun

Pada jumlah yang sedikit, gula boleh dikonsumsi oleh penderita diabetes. Diabestfriends boleh saja sesekali mengonsumsi makanan manis seperti cokelat dalam porsi kecil. Namun, pastikan konsumsinya tidak berlebihan.

 

4. Diabetes Bisa Ditularkan ke Orang Lain

Penyebab seseorang terkena diabetes masih belum sepenuhnya jelas, namun penyakit ini bukan penyakit menular. Menghabiskan waktu dengan penderita diabetes sangat aman dilakukan dan bahkan berdampak positif pada penderita diabetes. Hubungan sosial dengan penderita diabetes baik untuk kesehatan psikologis dan emosionalnya!

 

5. Penderita Diabetes Memiliki Sistem Kekebalan Tubuh Lemah

Penderita diabetes tidak lebih mudah terkena demam dan flu ketimbang orang lain. Namun direkomendasikan agar penderita diabetes mendapatkan vaksin influenza karena memiliki risiko komplikasi serius jika terkena flu.

 

Baca juga: Jahe, Rimpang Paling Berkhasiat di Dunia, dapat Menurunkan Gula Darah!
 

6. Membutuhkan Insulin Berarti Penderita Diabetes Memiliki Kontrol Gula Darah yang Rendah

Untuk beberapa penderita diabetes, kadar gula darahnya bisa dikontrol dengan menjalani gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, mengonsumsi obat, dan rutin olahraga. 

Seiring dengan berkembangnya penyakit, terkadang pankreas bisa berhenti memproduksi insulin yang cukup dan penderita diabetes diharuskan untuk melakukan terapi atau suntik insulin. Ini tidak berkaitan dengan kontrol gula darah yang jelek pada individu penderita diabetes, melainkan perkembangan alami dari penyakit tersebut.

 

7. Penderita Diabetes Tahu Kapan Kadar Gula Darahnya Rendah

Penderita diabetes tidak selalu bisa mendeteksi ketika kadar gula darahnya rendah, khususnya karena gejalanya bisa disalahartikan dengan gejala kondisi lain, misalnya pusing karena demam dan flu. Semakin lama seseorang mengidap diabetes, semakin ia bisa merasakan kapan kadar gula darahnya rendah.

 

8. Karbohidrat Tidak Baik untuk Penderia Diabetes

Karbohidrat umumnya memiliki reputasi jelek di antara penderita diabetes, karena diketahui dapat memengaruhi kadar gula darah secara negatif. Namun, tidak semua karbohidrat sama. Whole grain contohnya bisa dikonsumsi dalam porsi terbatas dan merupakan bagian penting dari diet sehari-hari.

 

9. Suntik Insulin Bisa Menutupi Asupan Makan Tidak Sehat

Menjalani terapi insulin bukan berarti penderita diabetes boleh mengonsumsi apapun yang ia inginkan. Tetap penting mengonsumsi diet sehat dan seimbang yang rendah gula serta lemak, sembari menjalani pengobatan.


Baca juga: 15 Hal yang Perlu Dilakukan Orang dengan Diabetes

 

 

Sumber:

Lifehack. Things Only The Loved Ones Of People With Diabetes Would Know. Desember 2021.