Ini sudah lama kepingin saya bahas, karena ini penting banget buat para ibu-ibu yang masih menyusui seperti saya saat ini. Kenapa kepingin bahas ini? Karena semua berdasarkan pengalaman pribadi saya soal menyusui anak, termasuk ketika sedang berada di luar. Saya dan suami setiap weekend memang selalu keluar rumah, demi menghilangkan kebosanan plus hiburan. Kami mengajak anak-anak buat main keluar supaya tidak bosan di rumah terus.

 

Dulu waktu masanya si Koko, anak saya yang pertama, menyusui saat berada di luar rumah itu merupakan hal yang merepotkan. Kenapa? Soalnya susah banget untuk menemukan nursery room atau ruang bayi, khususnya di mal. Maklumlah, waktu itu saya masih tinggal di kota kecil di daerah Kalimantan.

 

Waktu awal-awal, saya masih membawa seabrek barang-barang di dalam tas diaper, seperti termos, botol susu, ASIP, breast pump, cooler bag, ice gel, dan peralatan menyusui lainnya. Jujur itu merepotkan banget, apalagi kalo saya di luar rumah dalam waktu yang lama, misalnya sekitar 2-4 jam. 

Baca juga: 8 Makanan Kaya Protein yang Baik untuk Ibu Hamil dan Menyusui

 

Saya ini sebenarnya tipe orang yang tidak mau repot. Alhasil, saya membeli apron menyusui agar bisa menyusui anak saya secara langsung tanpa perlu repot-repot menuangkan ASIP ke botol dan memanaskannya lagi. Namun, semua itu terkendala tempat. Yes, tempat untuk menyusui di sana cukup susah dicari.

 

Mungkin di kota-kota besar sudah banyak tempat umum yang menyediakan ruang bayi. Bukan cuma memudahkan ibu menyusui saja, tetapi juga buat membersihkan atau mengganti popok bayi tanpa harus ke toilet umum. Namun sekali lagi, ruang bayi masih cukup jarang juga lho ditemui di tempat umum.

 

Di tempat saya dulu, ada salah satu mal yang bisa dibilang cukup besar lah, karena banyak toko bermerek di dalamnya. Mereka memang menyediakan nursery room atau ruang bayi, tetapi cuma satu ruang kecil saja dengan tempat duduk yang tidak layak.

 

 

Tempat mengganti popoknya pun menurut saya sedikit membahayakan, karena cuma disediakan wastafel yang agak besar tanpa alas apapun. Kalau bagi saya itu tidak layak ya disebut nursery room. Bayangkan saja, mau ganti popok di mana? Masa anak saya dibaringkan di wastafel tanpa alas? Kalaupun saya membawa alas sendiri, walaupun biasanya cuma kain, kasihan dong kepalanya diletakkan di atas wastafel yang dingin.

 

Belum lagi untuk menyusui, tempat duduknya saja seperti tempat duduk di bank yang cuma muat untuk dua orang. Busa tempat duduknya pun bolong-bolong. Padahal itu mal besar dan baru, lho. Saya pernah memberikan kritik melalui saran pelanggan, tetapi sepertinya tidak ada perubahan juga ketika saya ke sana setahun kemudian.

Baca juga: Mums, Ini Cara yang Benar Simpan dan Sajikan ASI Perah!

 

Jujur lho, jadi malas buat menyusui di nursery room kalau kondisi tempatnya seperti itu. Bahkan ruangannya mungkin cuma 2x3 meter saja. Bagi yang bawa stroller mungkin bisa masuk, tetapi sempit banget. Belum lagi lampunya yang remang-remang, sehingga menyebabkan ruangan tampak sedikit horor.

 

Jadi saya lebih memilih menyusui si Kecil di depan publik, dengan menggunakan apron menyusui. Hanya saja, duduknya lebih ke pojok. Daripada anak saya kehausan karena mesti tunggu pulang dulu, kan?

 

Itu pengalaman saya satu tahun lalu waktu masih menyusui si Koko. Ini berbeda dengan saat menyusui adiknya, si Titi. Kenapa? Karena ketika menyusui si Titi, kami sudah pindah ke kota besar. Bisa dibilang kota metropolitan lah. Jadi, fasilitasnya jauh lebih lengkap.

 

Memang tidak semua tempat memiliki nursery room, tetapi biasanya di mal, rumah sakit, dan tempat umum yang banyak dikunjungi orang-orang yang membawa bayi sudah dilengkapi fasilitas ini. Meski ada nursery room yang bisa dibilang oke dan bersih, tetapi ada pula yang kotornya bukan main, sampai-sampai tidak layak disebut nursery room. Mungkin ini bukan salah penyedia sarana juga ya, tetapi bisa jadi kita-kita ini sebagai pengguna yang kadang suka bertindak seenaknya.

 

Saya pribadi terkadang jengkel kalau ada ibu-ibu yang suka membuang kotoran atau popok anaknya sembarangan, padahal sudah disediakan tempat sampah. Pengalaman saya kemarin ketika mau menyusui si Titi di sebuah mal, mendapatkan pengalaman yang kurang nyaman. Kala itu, semua ruangan hampir terisi. Hanya ada satu ruangan yang tersisa, tetapi ada kotoran yang tertinggal di ranjang bayinya. Duh, saya langsung ilfeel. Padahal malnya bersih, nursery room-nya bagus dan besar, serta dilengkapi dengan popok dan baby toiletries segala.

 

Itu kan ruang untuk mau menyusui. Kalau mau mengganti popok, khususnya jika anak buang air besar, kan bisa di luar. Ini malah menyisakan kotoran, yang membuat ruangan menjadi tidak steril. Untung saja nursery room-nya tidak cuma di satu lantai saja. Jadi, saya pindah ke nursery room di lantai lain.

Baca juga: Benarkah Ibu Menyusui Minum Es Batu Menyebabkan si Kecil Flu?

 

Mungkin hal-hal seperti ini tidak penting bagi sebagian orang, tetapi bagi saya ini penting. Soalnya saya akan menyusui anak. Menyusui bagi saya sama halnya dengan memberi makan kepada bayi. Masa iya Mums mau memberikan makan kepada anak anak di tempat yang tidak bersih?

 

Sorry to say, meski saya terkadang juga suka menyusui di tempat umum menggunakan apron bayi, bagi saya tetap saja kurang baik. Namanya tempat umum kan pasti banyak debu dan asap yang tidak terlihat. Yang parah tuh kalau pas di samping kita ada orang yang merokok. Kan kasihan anak kita. Lagipula masa iya sih tidak merasa risih menyusui di depan umum?

 

Ini cuma sebagian dari pengalaman saya saja, ya. Maaf kalau ada kata-kata yang tidak berkenan. Sekadar mengingatkan saja sih, bagi Mums yang masih menyusui serta menggunakan fasilitas dan sarana dari nursery room, tolonglah supaya selalu menjaga kebersihan. Jadi, ibu berikutnya yang mau menggunakan nursery room juga merasa nyaman. Semoga bermanfaat, ya.

 

Fungsi Bantal Menyusui - GueSehat.com