Setiap anak terlahir unik. Maka, tak heran pula jika gaya belajar si Kecil dengan teman sebayanya akan berbeda satu sama lain. Dan, pastikan Mums juga bisa mengenali gaya belajar si Kecil, ya. Dengan begitu, proses belajarnya berjalan menyenangkan dan setiap materi pelajaran bisa ia kuasai dengan baik. Sudah siap untuk mengenali gaya belajar apa saja yang ada? Yuk, kita mulai sekarang, Mums!

 

Langkah Pertama: Kenali Bagaimana Gaya Belajar Mums

Untuk memahami gaya belajar si Kecil, akan sangat membantu jika terlebih dahulu mempertimbangkan apa yang paling cocok untuk Mums. Untuk mengetahuinya, coba Mums jawab pertanyaan berikut ini:

 

  1. Saat Mums menggunakan aplikasi penunjuk arah saat mengemudi, mana yang Mums lebih suka?

             A. Petunjuk arah ditulis dalam bentuk poin-poin atau tulisan.

             B. Petunjuk arah diberitahu secara verbal atau lisan oleh seseorang.

            C. Peta dipegang sendiri dan rute perjalanan dilacak dengan jari.

 

  1. Bagaimana cara Mums berbelanja bulanan?

              A. Menulis apa saja yang perlu dibeli.

              B. Komat-kamit mengingatkan diri sendiri barang apa yang harus dibeli.

              C. Membayangkan lemari es dan rak dapur untuk mengingat apa saja yang harus dibeli.

 

Nah, dari jawaban Mums tadi, sedikit banyak bisa memberi gambaran bagaimana gaya belajar yang sesuai untuk Mums, yaitu:

  • Jika memerlukan memiliki arahan dan daftar, maka gaya belajar Mums adalah visual.
  • Jika lebih suka menerima informasi secara lisan, maka gaya belajar Mums adalah auditori atau dengan indra pendengaran.
  • Jika bergerak dirasa sangat membantu, maka gaya belajar Mums adalah kinestetik.

 

Baca juga: Tanda si Kecil Mengalami Bully di Sekolah!

 

Langkah Kedua: Kenali Bagaimana Gaya Belajar Si Kecil

Setelah akhirnya mengetahui bagaimana gaya belajar yang sesuai untuk Mums, mari kita beralih ke si Kecil. Kenapa sih perlu mengenali gaya belajar ibunya sebelum mengenali gaya belajar si Kecil? Simak contoh kasusnya, yuk:

 

Ibu: "Dek, kita belajar alfabet, yuk! Sekarang baca dulu ya urutan alfabetnya."

Anak: "Adek bosen Ma kalo baca. Mama bacain dong, huruf-hurufnya."

Ibu: "Lho, kok minta dibacain?! Kalau mau belajar musti dilihat, Nak."

Anak: "Adek mau main, Ma."

 

Dari contoh kasus di atas, konflik terjadi ketika seorang ibu dan putranya menggunakan gaya belajar yang berbeda. Seolah-olah mereka berbicara dengan dua bahasa yang berbeda. Dalam hal ini, sang Ibu mengajarkan anaknya dengan gaya belajar visual, sementara sang Anak mengekspresikan preferensi yang kuat untuk belajar dengan instruksi suara.

 

Terlihat di sini, kita sebagai orang tua sering berharap orang lain, terutama anak-anak kita, akan belajar dengan cara yang sama seperti kita. Padahal, sudah jelas bahwa orang lain menerima informasi dengan cara yang berbeda-beda. Maka, tanpa pengetahuan ini, Mums dan si Kecil akan merasa frustrasi ketika harus belajar bersama.

 

Itulah kenapa sebelum tiba waktunya mengajarkan si Kecil, setiap orang tua hendaknya mengenali dulu bagaimana karakter diri sendiri. Setelah itu, baru mengenali cara terbaik si Kecil untuk belajar, sehingga dapat membantunya belajar lebih efektif. Namun perlu diingat, berbeda gaya belajar antara Mums dan si kecil bukanlah akhir dari cerita, ya, Mums.

 

Baca juga: Jangan Malu Belajar Menjadi Orangtua yang Baik
 

Macam-macam Gaya Belajar

Sudah mengenali gaya belajar masing-masing, terutama si Kecil, sekarang saatnya mengenali apa saja gaya belajar yang ada. Sudah siap? Berikut infonya.

 

1. Pelajar auditori atau bahasa

Gaya belajar dengan mendengarkan apa yang disampaikan orang lain dan mengulang apa yang sudah mereka pelajari dengan berbicara. Tanda-tandanya adalah:

  • Menghafal sebuah informasi dengan berbicara keras-keras.
  • Sebuah hal akan lebih mudah dipahami jika dijelaskan secara lisan.
  • Mungkin saja mengalami masalah dengan instruksi tertulis.
  • Komat-kamit atau berbicara sendiri saat belajar sesuatu yang baru.
  • Menikmati diskusi kelompok daripada bekerja sendiri.

 

Catatan: Jika si Kecil termasuk sebagai pelajar auditori, ia mungkin terlihat seperti tidak memperhatikan Mums berbicara. Padahal sebenarnya, keterampilan mendengarkannya lebih berkembang daripada keterampilan visualnya.

 

2. Pelajar visual

Seperti namanya, pelajar di kategori ini belajar melalui mata atau menonton. Gaya belajar ini diyakini sebagai gaya belajar yang paling dominan dan banyak terjadi di ruang kelas tradisional.

 

Agar proses belajar bisa berlangsung, murid harus melihat, memvisualisasikan, serta mengilustrasikan keterampilan dan konsep pengetahuan mereka. Karakteristik belajar visual meliputi:

  • Mengingat detail visual.
  • Lebih suka melihat apa yang mereka pelajari
  • Perlu memiliki kertas dan pena.
  • Mencoret-coret sambil mendengarkan.
  • Suka menuliskan instruksi atau melihatnya diperlihatkan.

 

Catatan: Agar informasi benar sampai kepada pelajar visual, ia perlu melihatnya, tak cukup hanya mendengar.

 

3. Pelajar kinestetik/sentuhan

Bergerak atau mengalami langsung adalah sebuah kebutuhan untuk pelajar kinestetik. Jadi, ajak si Kecil terlibat aktif dalam proses belajar, melalui kegiatan atau gerakan langsung. Karakteristik kinestetik lainnya adalah:

  • Ingin benar-benar melakukan apa pun yang sedang dibicarakan atau dipelajari.
  • Suka bergerak sambil mendengarkan atau berbicara.
  • Sering "berbicara" dengan tangan mereka.
  • Suka menyentuh sesuatu untuk mempelajarinya.
  • Ingat kejadian tertentu dengan mengingat siapa yang melakukan apa, bukan siapa yang mengatakan apa.

 

Catatan: Jenis pelajar ini dapat salah didiagnosis sebagai gangguan perilaku Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau bisa juga pembuat onar. 

 

Nah, dari ketiga gaya belajar tadi, mana yang terlihat dominan pada perilaku si Kecil, Mums? (AS)


Baca juga: Dampak Perceraian Lebih Dirasakan Remaja daripada Anak-anak

 

 

Sumber

Kidspot. Learning Styles in Children.

Center for Parenting Education. Working with Learning Styles.