Selebriti dan penyanyi Hollywood Justin Bieber baru saja mengumumkan bahwa dirinya mengidap penyakit Lyme. Penyanyi asal Kanada tersebut mengumumkan lewat Instagram pribadinya bahwa ia baru saja didiagnosis penyakit Lyme.

 

Dalam unggahannya tersebut, artis berusia 25 tahun ini juga mengatakan bahwa ia mengidap infeksi kronik mono yang menyerang kulit, fungsi otak, energi, dan kesehatannya secara keseluruhan.

 

Mungkin istilah penyakit Lyme cenderung asing di telinga Geng Sehat. Apa itu penyakit Lyme? Penyakit Lyme adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi. Bakteri tersebut ditularkan ke manusia dari gigitan kutu rusa atau kuku kaki hitam. Kutu tersebut terinfeksi setelah memakan rusa, burung, atau tikus yang terinfeksi.

 

Biasanya, kutu tersebut harus berada di kulit sekitar 36 jam untuk benar-benar menularkan infeksinya. Namun, banyak orang yang terkena penyakit Lyme tidak mengingat atau merasakan pernah digigit kutu.

 

Lalu, apakah penyakit Lyme berbahaya? Apa Gejalanya? Untuk tahu lebih jauh tentang penyakit Lyme yang diderita Justin Bieber, baca penjelasan lengkap di bawah ini, ya!

 

Baca juga: Akibat Kutu, Bocah Asal Amerika Serikat Ini Nyaris Tuli!

 

Gejala Penyakit Lyme

Setiap orang yang terkena penyakit Lyme bisa memiliki reaksi dan gejala yang berbeda-beda, begitu pula tingkat keparahannya. Orang yang terkena penyakit Lyme biasanya terbagi menjadi tiga stadium, yaitu awal terlokalisasi, awal diseminasi, dan akhir diseminasi.

 

Meskipun memiliki tiga stadium yang berbeda, gejalanya bisa serupa. Beberapa orang juga bisa memasuki stadium akhir diseminasi tanpa merasakan gejala dari stadium dini atau dua.

 

Ada beberapa gejala yang lebih umum dari penyakit Lyme, yaitu:

  • Ruam kulit yang rata dan berbentuk bulat dan terlihat seperti oval merah
  • Kelelahan
  • Nyeri sendi dan pembengkakan
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala
  • Demam
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Gangguan tidur
  • Sulit berkonsentrasi

 

Penyebab Penyakit Lyme

Penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi. Bakteri ini ditularkan ke manusia lewat gigitan kutu kaki hitam atau yang juga disebut kutu rusa.

 

Penularan Penyakit Lyme

Kutu yang terinfeksi dengan bakteri B. burgdorferi bisa menempel di bagian tubuh mana saja. Namun, biasanya kutu ini suka hinggap di bagian tubuh yang sulit dilihat, seperti kulit kepala, ketiak, dan pangkal paha.

 

Kutu yang terinfeksi tersebut harus menempel ke tubuh selama setidaknya 36 jam untuk bisa menularkan bakterinya. Kebanyakan orang yang terkena penyakit Lyme digigit oleh kutu yang belum matang, yang disebut nimfa. Kutu kecil ini sulit dilihat. Kutu dewasa juga bisa membawa bakterinya, namun lebih mudah dilihat dan bisa diangkat sebelum menularkan bakteri.

 

Hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa penyakit Lyme bisa ditularkan lewat udara, makanan, atau air. Tidak ada pula bukti yang menunjukkan bahwa penyakitnya bisa ditularkan antar manusia lewat sentuhan, ciuman, atau hubungan seks.

 

Pengobatan Penyakit Lyme

Penyakit Lyme paling mudah ditangani ketika masih di stadium awal atau di awal terlokalisasi. Pengobatan untuk stadium awal terlokalisasi biasanya konsumsi antibiotik oral selama 10 - 14 hari untuk menghilangkan infeksinya.

 

Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit Lyme diantarnya:

  • Doksisiklin, amoksilin, atau sefuroksim, yang merupakan pengobatan utama pada orang dewasa dan anak-anak
  • Sefuroksim dan amoksilin, yang digunakan untuk mengobati wanita yang sedang menyusui
  • Antibiotik invus yang digunakan untuk mengobati beberapa bentuk penyakit Lyme

 

Apakah Penyakit Lyme Menular?

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa penyakit Lyme bisa menular dari satu orang ke orang lain. Menurut CDC, wanita hamil juga tidak bias menularkan penyakitnya ke janin yang dikandungnya. Bakteri yang menyebabkan penyakit Lyme juga tidak terbukti bisa menular lewat bersin, batuk, ciuman, hubungan seksual, dan donor darah.

 

Baca juga: Ingin Menghilangkan Kutu Rambut, Remaja Asal Turki Gunakan Bensin!

 

Stadium Penyakit Lyme

Penyakit Lyme memiliki tiga stadium, yaitu:

  • Awal terlokalisasi
  • Awal diseminasi
  • Akhir diseminasi

Gejala yang dirasakan beragam, tergantung dari stadium penyakitnya.

 

Stadium Awal Terlokalisasi

Gejala penyakit Lyme biasanya dimulai satu hingga dua minggu setelah digigit kutu. Salah satu gejala awalnya yaitu ruam kulit berbentuk bulat. Ruam tersebut nisa muncul di bagian tubuh yang digigit kutu. Ciri khas dari ruamnya berbentuk bulat dengan titik merah di tengahnya, dan dikelilingi oleh bintik bening dengan area kemerahan di bagian pinggirnya.

 

Ruam tersebut terasa hangat ketika disentuh, namun tidak sakit ataupun gatal. Ruam tersebut biasanya akan menghilang secara perlahan. Nama medis dari ruam tersebut adalah migran eritema.

 

Meskipun ruam tersebut merupakan karakteristik dari penyakit Lyme, tidak semua orang memilikinya. Beberapa orang memiliki ruam yang hanya berwarna merah. Ada pula yang memiliki ruam yang menyerupai memar.

 

Gejala lain dari stadium awal terlokalisasi penyakit Lyme adalah:

  • Demam
  • Menggigil
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Sakit tenggorokan
  • Perubahan penglihatan
  • Kelelahan
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala

 

Stadium Awal Diseminasi

Stadium ini terjadi beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah digigit kutu. Biasanya orang akan merasa tidak enak badan, ruam  kulit juga bisa muncul di area kulit yang digigit kutu.

 

Stadium awal diseminasi ini memiliki karakteristik infeksi sistemik, yang artinya, infeksinya sudah menyebar ke seluruh tubuh, termasuk organ lain. Gejala dari penyakit ini termasuk:

  • Beberapa lesi kulit
  • Gangguan ritme jantung
  • Gangguan neurologis, seperti mati rasa, meningitis, dan lainnya

 

Stadium Akhir Diseminasi

Penyakit Lyme pada akhir diseminasi terjadi ketika infeksinya tidak diobati di stadium satu atau dua. Stadium tiga bisa terjadi beberapa bulan atau tahun setelah digigit kutu.

 

Stadium ini memiliki karakteristik:

  • Artritis pada sendi yang besar
  • Gangguan otak, seperti ensefalopati, yang bisa menyebabkan lupa ingatan jangka pendek, sulit berkonsentrasi, gangguan tidur, dan lainnya
  • Mati rasa di tangan atau kaki

 

Diagnosis Penyakit Lyme

Diagnosis penyakit Lyme biasanya diawali dengan ulasan riwayat kesehatan pasien, termasuk melaporkan jika pasien pernah mengalami gigitan kutu atau tinggak di wilayah yang endemik. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi adanya ruam atau gejala lain yang merupakan karakteristik penyakit Lyme.

 

Pemeriksaan di stadium awal terlokalisasi tidak direkomendasikan. Pasalnya, pemeriksaan darah baru bisa dipercaya beberapa minggu setelah infeksi terjadi, ketika antibodi sudah keluar. 

 

Berikut beberapa pemeriksaan untuk diagnosis penyakit Lyme:

  • Tes ELISA untuk mendeteksi antibodi terhadap B. burgdorferi.
  • Tes PCR untuk mengevaluasi artritis Lyme atau gejala gangguan sistem saraf. (UH)

 

Baca juga: Hiii..Jangan-jangan Kutu yang Membuat Gatal Kemaluan!

 

Sumber:

Healthline. Everything You Need to Know About Lyme Disease. November 2019.

Centers for Disease Control and Prevention. Lyme Disease. Desember 2019.