Hampir setiap orang pernah mengalami pilek. Pilek merupakan suatu kondisi/gejala dimana hidung mengeluarkan cairan atau lendir Tekstur lendir bisa encer ataupun kental tergantung dari penyebabnya. Pilek terjadi bila ada proses inflamasi atau peradangan terhadap mukosa hidung.

 

Dijelaskan dr. Grace Santhy Sasnan, M.Si (Herb) dari Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI), pilek sering disebut sebagai “Influenza atau disingkat Flu”. Padahal sebenarnya, pilek berbeda dengan flu walaupun gejala yang terlihat hampir sama, seperti hidung yang berair, hidung tersumbat, batuk, dan sakit tenggorokan. 

 

Dokter Teresa Hauguel, seorang pakar penyakit infeksi saluran pernapasan di Amerika Serikat menyebutkan terdapat 3 (tiga) tipe pilek yang dapat menganggu sistem pernafasan yaitu common cold atau disingkat cold (dikenal juga dengan istilah selesma/pilek pada umumnya), flu atau influenza, dan alergi.

 

"Baik cold maupun flu disebabkan oleh virus namun berbeda tipe. Common Cold disebabkan oleh Rhinovirus, sedangkan flu disebabkan oleh virus influenza tipe A, B, C, dan D," jelas dr. Grace.

 

Baca juga: Duh, Apa Ya Penyebab Radang Tenggorokan si Kecil?

 

Orang dengan flu menunjukkan gejala penyakit yang lebih berat dari pada common cold. Alergi disebabkan oleh reaksi sistem imun akibat adanya faktor pencetus (alergen), contohnya pollen (serbuk sari bunga). Reaksi yang dapat timbul selain pilek adalah gatal pada hidung disertai mata yang berair.

 

Informasi mengenai gejala yang timbul bila seseorang terkena cold, flu ataupun alergi, oleh dr. Teresa digambarkan dalam tabel di bawah ini :

 

No.

Keterangan

Cold

Flu

Alergi

 

1.

 

Demam

 

Jarang

Biasanya tinggi (37,8°- 38,8°C), kadang kadang lebih tinggi terutama pada anak anak kecil; selama 3-4 hari

 

Tidak pernah

2

Sakit kepala

Jarang terjadi

 

Ada

Jarang terjadi

3

Sakit dan nyeri

Sedikit

Ada, sering menjadi berat

Tidak pernah

4

Kelelahan dan kelemahan tubuh

Kadang kadang

Selalu terjadi, dapat terjadi sampai 3 minggu

Kadang kadang

5

Kelelahan ekstrim

Tidak pernah

Selalu, terjadi saat awal sakit

Tidak pernah

6

Susah bernafas dan hidung berair

Umum terjadi

Kadang kadang

Umum terjadi

7

Bersin

Selalu

Kadang kadang

Umum terjadi

8

 

Sakit tenggorokan

Umum terjadi

Kadang kadang

Kadang kadang

9

Batuk

Umum terjadi

Umum terjadi, bisa menjadi berat

Kadang kadang

10

Dada rasa tidak nyaman

 

Ringan sampai sedang

 

Umum terjadi

Jarang, kecuali orang yang menderita asma alergi

 

11

 

Pengobatan

Banyak istirahat

Banyak minum agar terhidrasi.

Dekongestan dan aspirin (umur 18 tahun keatas)

Acetaminofen atau ibuprofen untuk sakit dan nyeri

 

Banyak istirahat

Banyak minum agar terhidrasi.

Aspirin (umur 18 tahun keatas)

Acetaminophen, atau ibuprofen untuk sakit dan nyeri

Obat obat antiviral (dengan petunjuk dokter)

Menjauhi alergen (penyebab alergi)

Antihistamin

Steroid untuk hidung dan

Dekongestan

 

12

Pencegahan

Sering mencuci tangan.

Hindari kontak langsung dengan penderita cold

Vaksinasi vaksin flu setiap tahun.

Sering mencuci tangan.

Hindari kontak langsung dengan penderita flu

Menghindari alergen (benda benda yang dapat menimbulkan alergi)

Obat-obatan seperti : a ntihistamin

dekongenstan

steroid untuk hidung

 

Komplikasi

Infeksi sinus, infeksi telinga bagian tengah, asma

Bronchitis, pneumonia; yang dapat mengancam nyawa

Infeksi sinus, infeksi telinga bagian tengah, asma

Sumber: https://newsinhealth.nih.gov/2014/10/cold-flu-or-allergy

 

Penderita cold ataupun flu seringkali memiliki inistiatif untuk mengobati sendiri penyakitnya, baik dengan obat yang dijual bebas atau dengan produk herbal. Akhir-akhir ini pengobatan komplementer termasuk penggunaan herbal semakin populer antara lain untuk memelihara kesehatan dan sebagai terapi untuk penyakit yang ringan.

 

Baca juga: Praktis Mengonsumsi Jamu Temulawak, Jahe, dan Kunyit!

 

Penggunaan produk herbal untuk terapi pilek dan sakit tenggorokan yang tergolong dalam tipe cold dapat menggunakan tanaman herbal berkhasiat yang telah diteliti keamanan dan manfaatnya, antara lain:

 

1. Jintan Hitam (Nigella sativa L.)

Dikenal dengan istilah“Black Cumin”. Berasal dari daerah Meriteranian dan tumbuh baik di daerah-daerah di Indonesia. Bagian tanaman yang berkhasiat adalah bijinya. Biji jintan hitam dipercaya dapat untuk mengobati berbagai penyakit seperti flu, sakit kepala, demam, asma, hipertensi, reumatik dan mengobati berbagai infeksi bakteri.

 

Dari penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati, F dan Radji, M, 2014, Jintan hitam memiliki khasiat untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh dan antiinflamasi. Salah satu komponen aktif dalam biji Jintan hitam adalah Timokuinon yang memiliki aktivitas antioksidan, antiinflamasi, dan efek analgesik.

 

2. Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl)

Merupakan tanaman yang berasal dari Papua. Memiliki khasiat sebagai antikanker, antiinflamasi, antihiperglikemik, antihiperlipidemik, antibakterial, antifungi, antiviral, vasodilator, dan antioksidan.

 

Penelitian yang dilakukan oleh Tjandrawinata, et all. tahun 2015 yang menggunakan kombinasi antara Jintan hitam dan Mahkota dewa menunjukkan bahwa kombinasi ini memiliki aktivitas antiinflamasi yang poten.

 

Dengan adanya informasi diatas maka jika seseorang terkena pilek,sudah dapat menentukan tipe pilek yang dialami oleh penderita tersebut dan bagaimana tindakan kita agar tidak tertular. Bila hendak menggunakan obat herbal, pilihlah obat herbal yang telah teruji dan berkhasiat.

 

Baca juga: Jahe dan Mahkota Dewa untuk Pereda Batuk

 

 

 

Referensi :

  1. https://newsinhealth.nih.gov/2014/10/cold-flu-or-allergy. Diunduh tanggal 11 September 2019

  2.  Raal, et al. (2013). Complementary Treatment of The Common Cold and Flu with Medical Plants – Results from Two Samples of Pharmacy Customers in Estonia. PLOS ONE. Maret ; Volume 8. Issue 3, e58642

  3. Sulistiawati, F. and Radji, M. (2014). Potensi Pemanfaatan Nigella sativa L. sebagai Imunomodulator dan Antiinflamasi. Mini Review. Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Depok,16424. Agustus. Vol 1 No.3

  4. Altaf, et al. (2013). Phytochemistry and Medicinal Properties of Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. Extracts. Jan-Jun; 7(13):73-80

  5. Tjandrawinata, R,,Djunarko, I., Fenty, and Hendra, P. 2015. Anti-Inflammation effects of Bioactive Fraction DLBS0533 Containing Phaleria macrocarpa and Nigella sativa on Animal Model. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. Vol. 7, Issue 1.