Berdasarkan data dari Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, sekitar 11.000 kasus kanker pada anak terjadi setiap tahunnya di Indonesia. Dan, sepertiga dari kanker yang dialami oleh anak adalah leukemia, diikuti dengan limfoma dan tumor pada sistem saraf pusat.

 

Sebenarnya, secara umum jumlah kasus limfoma tergolong rendah. Namun, perkembangan jumlah kasus limfoma terus mengalami peningkatan secara cepat setiap tahunnya. Menurut data pada tahun 2010-2013, kanker yang diderita oleh anak-anak jenis leukemia dan limfoma turut menyumbang jumlah kematian yang tinggi di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta.

Baca juga: 10 Tes Darah yang Wajib Dilakukan untuk Mengetahui Kesehatan Tubuh

 

Apa itu Limfoma?

Limfoma adalah tipe kanker darah yang menyerang sistem limfatik dalam tubuh. Masalah ini dapat menyebabkan pembesaran pada kelenjar getah bening. Sistem limfatik termasuk bagian penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Ada 2 tipe limfoma, yaitu:

  1. Limfoma Hodgkin (LH). Pada Limfoma Hodgkin, tubuh membentuk sel abnormal yang bernama Reed-Stenberg. LH memiliki 5 jenis subtipe. Limfoma jenis ini biasanya menyerang kelenjar getah bening yang terletak di leher dan kepala. LH merupakan salah satu kanker yang paling dapat disembuhkan.
  1. Limfoma Non-Hodgkin (LNH). Jenis Limfoma Non-Hodgkin ada yang tumbuh secara perlahan (indolent/low grade) dan ada pula yang dapat tumbuh dengan sangat cepat serta mudah menyebar ke bagian tubuh lain. LNH termasuk bentuk limfoma yang paling umum dan memiliki 30 subtipe yang masih terus berkembang. Limfoma jenis ini perlu ditangani segera!

 

Gejala Limfoma

Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, gejala-gejala yang dapat muncul pada pasien penderita kanker darah jenis limfoma adalah:

  • Pembengkakan pada kelenjar getah bening, yang biasanya terjadi pada leher, ketiak, dan lipatan paha.
  • Demam berulang dan keringat berlebih pada malam hari.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Berat badan menurun.
  • Sesak napas dan batuk.
  • Mudah lelah, bahkan berlangsung terus menerus.
  • Gatal di seluruh tubuh tanpa sebab.
  • Sakit kepala.
Baca juga: Apa Itu Leukemia?

 

Cara Diagnosis Limfoma

Tentunya dokter tidak bisa menjalankan pengobatan begitu saja, sebab perawatan yang tepat juga membutuhkan diagnosis yang tepat. Untuk menentukan tipe limfoma yang diderita pasien, dokter akan melakukan tes lymph node biopsy atau biopsi kelenjar getah bening.

 

Lalu untuk mengetahui penyebaran dari limfoma tersebut, dokter juga akan melakukan tes lain, yaitu:

  1. Tes darah, berguna untuk mengetahui jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
  2. Bone marrow test.
  3. Imaging (x-ray, CT scan, MRI scan, tomografi, yang digunakan untuk mengetahui gambaran pada dada dan perut.
  4. Pungsi Lumbal, yakni pemeriksaan cairan otak atau serebrospinal.

 

Apa yang menyebabkan kanker pada anak?

Masyarakat pada umumnya tidak dapat mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan seseorang, misalnya keluarganya bisa mengidap kanker. Menurut DR. dr. Andhika Rachman, Sp. PD-KHOM, FINASIM., dokter penyakit dalam dengan bidang keahlian darah dan kanker, “Jawabannya sulit. Yang jelas, untuk menjadi kanker itu tidak mudah."

 

Dokter Andhika yang saat ini praktik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan MRCC Siloam Hospital menyebutkan bahwa ada 2 faktor yang bisa menyebabkan kanker. Yang pertama, faktor genotipe yang merupakan ciri-ciri yang tidak tampak dari luar, yakni gangguan pada susunan genetika. Kedua, faktor fenotipe yang berupa penampilan fisik dan dapat diamati, yakni paparan lingkungan. Kedua faktor tersebut harus ada dan cocok.

 

Teknologi yang semakin berkembang membuat paparan bahan kimia semakin banyak. Selain itu, saat ini makanan banyak mengandung penguat cita rasa, seperti Monosodium glutamate dan pengawet seperti Sodium benzoate.

 

Jika pada orang dewasa dapat dipicu oleh gaya hidup yang buruk, bagaimana kanker dapat menyerang anak-anak? Sebenarnya telah ada pola atau kecenderungan tersendiri mengenai kanker dan faktor usia penderitanya.

 

Kanker anak sendiri memiliki definisi yakni penyakit kanker yang muncul di usia anak-anak sampai remaja. Jenis kanker pada anak biasanya akan berbeda dengan kanker yang biasanya dialami oleh orang dewasa.

 

Terdapat pula kemungkinan kanker yang menyerang anak-anak adalah akibat mutasi gen yang disebabkan oleh paparan radiasi, bahan kimia, atau rokok. Ini bisa saja terjadi sejak masih dalam kandungan, lho.

 

Mungkin banyak juga dari Geng Sehat yang penasaran apakah kanker dapat menurun dalam keluarga. “Kemungkinannya ada, tapi tidak semua. Meski begitu, ada juga beberapa kanker yang genetik, contohnya kanker payudara. Bila ibu ada gen BRCA, maka anak akan mewarisinya,” tutur dr. Andhika.

 

Geng Sehat, pada dasarkanya kanker itu dapat diobati, terutama bila ditemukan sejak stadium awal. Berbeda dengan orang dewasa, pada kanker anak tidak ada deteksi dini. Yang bisa dilakukan hanyalah mengenal, mengerti, dan waspada terhadap gejala-gejala kanker yang terjadi. Jika telah menemukan gejala kanker, segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan.

 

Dan jika ada kerabat Kamu yang menderita kanker, ketahui pula bahwa kanker tersebut dapat memengaruhi kondisi psikologis pasien. Ia pasti akan merasa tertekan. Jadi, penting banget bagi Geng Sehat agar bisa memberikan dukungan sosial, yang nantinya bisa berdampak positif pada kondisi pasien.

Baca juga: 6 Tes Kesehatan yang Harus Dilakukan Oleh Wanita