Hormon seks dan sperma pria diproduksi di testis. Namun, jika sel-sel pada testis tumbuh secara tidak normal, bisa jadi ini pertanda kanker testis. Lalu, apakah kanker testis itu? Yuk, mengenal kanker yang cukup langka menyerang pria ini, Gengs!

 

Gejala

Testis yang sering disebut dengan pelir atau biji merupakan organ berbentuk oval yang letaknya di dalam kantung sebelah kanan dan kiri bagian belakang penis. Dilansir dari MedicalNewsToday, gejala dari kanker testis tidak muncul hingga pada stadium lanjutan.

 

Dalam kebanyakan kasus, orang-orang menemukannya sendiri atau kadang-kadang dideteksi oleh dokter saat pemeriksaan fisik rutin. Siapapun yang menyadari ada hal yang tidak biasa pada testis mereka, harus segera ke dokter, apalagi kalau mengalami kondisi berikut:

  • Benjolan yang tidak terasa sakit atau bengkak di bagian testis.
  • Rasa sakit di testis atau skrotum (kantung yang membungkus testis).
  • Rasa tidak nyaman pada testis atau skrotum.
  • Sensasi berat pada skrotum.
  • Nyeri di punggung bagian bawah, selangkangan, atau perut.
  • Rasa lelah atau capek yang tidak dapat dijelaskan.
Baca juga: Selain Kanker Serviks, HPV Menyebabkan 5 Jenis Kanker Lain

 

Patut dicatat kalau gejala-gejala di atas bisa saja tidak menunjukkan penyebab kanker, karena untuk mengetahui Kamu terkena kanker atau tidak harus melalui pemeriksaan dan diagnosis dokter. Walaupun kanker testis dapat menyebar ke kelenjar getah bening, ini hampir sulit terjadi. Jika kanker menyebar, seseorang mungkin mengalami batuk-batuk, kesulitan bernapas, sulit menelan, dan bengkak di dada.

Baca juga: Pria, Jangan Anggap Sepele 10 Gaya Hidup Tidak Sehat Ini!

 

Gejala Awal

Penting untuk mendeteksi kanker testis sejak dini, untuk mencegah dan mengobati lebih awal. Gejala awal yang terjadi di antaranya bengkak dan tidak terasa sakit. Testis mungkin terlihat lebih besar daripada biasanya. Namun, jenis kanker ini tidak menimbulkan gejala yang bisa Kamu sadari hingga pada stadium selanjutnya. Maka dari itu, penting memeriksakan diri secara rutin untuk menemukan gejala awal.

 

Penyebab

Meski para ahli belum yakin penyebab jelas dari kanker testis, ada beberapa faktor risiko yang mungkin meningkatkan berkembangnya penyakit ini. Faktor risiko ini meliputi:

  • Kriptorkismus atau testis tidak turun. Jika satu testis belum turun saat pria lahir, ada risiko lebih besar kalau orang itu mengembangkan kanker testis nantinya.
  • Kelainan kongenital. Pria yang lahir dengan kelainan pada penis, ginjal, atau testis.
  • Hernia inguinalis. Pria yang lahir dengan hernia di selangkangannya.
  • Pernah menderita kanker testis. Jika pria memiliki kanker pada satu testis, dia lebih berisiko mengembangkan kanker testis lainnya, jika dibandingkan dengan mereka yang belum pernah mengalami kanker testis.
  • Riwayat keluarga. Pria yang memiliki kerabat dekat dengan kanker testis bisa berisiko.



 

Diagnosis

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi atau mendiagnosis kanker testis, di antaranya:

  • Pemeriksaan darah. Tes ini bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker jika hormon tertentu terdapat dalam darah. Jika terdapat kanker testis, Kamu akan memproduksi penanda tumor, seperti apha feta protein (AFP), human chorionic gonadotrophin (HCG), dan lactate dehydrogenate (LDH).
  • USG di skrotum. Cara ini menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi agar menghasilkan gambaran anatomi untuk menentukan benjolan kanker, jinak atau ganas.
  • Biopsi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel sel dari tumor untuk diteliti atau diperiksa dengan mikroskop. Ini berguna untuk menentukan sel dari tumor itu bersifat kanker atau tidak.
Baca juga: Pria Wajib Tahu tentang Andropause!

 

Pengobatan

Pengobatan untuk kanker testis dapat berupa operasi, radioterapi, kemoterapi, ataupun dikombinasikan. Berikut penjelasannya:

  • Operasi orkiektomi. Ini merupakan operasi pengangkatan seluruh testis untuk mencegah penyebaran kanker.
  • Operasi kelenjar getah bening. Kanker testis yang sudah memasuki stadium lanjut dan menyebar hingga kelenjar getah bening, harus diangkat dengan operasi. Namun, dapat menyebabkan infertilitas.
  • Radioterapi. Cara ini digunakan untuk menghancurkan sel-sel kanker dengan menggunakan sinar radiasi tinggi. Efek sampingnya berupa kelelahan, kulit memerah, ataupun mual.
  • Kemoterapi. Metode ini menggunakan obat-obat antikanker untuk membunuh sel yang bersifat ganas di dalam tubuh agar tidak berkembang atau muncul lagi.

 

Kanker testis dapat dibagi mulai dari stadium awal hingga stadium 4 atau akhir. Oleh karena itu, jika merasakan gejala-gejala di atas, segeralah memeriksakan diri dan berkonsultasi dengan dokter. (TI/AS)