Jika kamu adalah salah satu pencinta serial tv, mungkin Kamu pernah menonton Game of Thrones (GOT). Serial ini sangat populer dan sering diperbincangkan karena tamat di tahun 2019. Karena sudah berakhir, pemainnya pun menjadi sering tampil di berbagai acara untuk diwawancara.

 

Banyak yang menanyakan bagaimana kesan mereka setelah menghabiskan waktu selama bertahun-tahun bersama. Salah satu tokoh yang sering saya lihat di layar kaca adalah aktris Emilia Clarke. Di balik wajah cerianya, ternyata Emilia pernah mengalami salah satu penyakit yang cukup sering merenggut nyawa secara tiba-tiba, yaitu aneurime otak.

 

Ingatan saya pun melayang ke cerita beberapa tahun yang lalu ketika anak dari kenalan saya tiba-tiba meninggal di usia remajanya. Padahal, ia tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Meninggal mendadak pada usia tua? Mungkin penyebabnya sakit jantung. Namun meninggal mendadak pada usia muda bukanlah sesuatu yang umum. Dan, aneurisme otak sering disebut-sebut sebagai salah satu kemungkinan penyebabnya!

 

Apa itu aneurisme?

Aneurisme merupakan benjolan yang keluar dari dinding pembuluh darah. Aneurisme bisa terjadi di mana saja, yakni di berbagai pembuluh darah di tubuh. Terbentuknya aneurisme sendiri disebabkan oleh banyak faktor, yang terdiri dari genetik sampai dengan sindrom tertentu yang dimiliki seseorang.

 

Aneurisme  juga bisa terbentuk akibat luka tusuk maupun benturan di daerah kepala (traumatic aneurysm). Besar dan bentuk aneurisme juga bervariasi, dari kecil sampai besar. Aneurisme bisa terjadi pada orang berusia muda sampai tua.

 

Aneurisme biasanya tidak memiliki gejala tertentu. Masalah kesehatan ini baru terdeteksi ketika sudah menimbulkan gejala perdarahan di dalam kepala, seperti nyeri kepala hebat (bisa dikatakan sebagai nyeri kepala terberat dalam hidup), kejang, gangguan penglihatan, kelumpuhan di salah satu sisi (gejala stroke), sampai penurunan kesadaran.

 

Gejalanya cukup bervariasi karena hal ini bergantung pada lokasi pembuluh darah yang pecah. Hal ini disebabkan setiap area pada otak mengatur fungsi tubuh yang berbeda. Bisa juga aneurisme ini terdeteksi ketika sedang melakukan pemeriksaan MRI kepala untuk keperluan tertentu, sehingga ditemukan secara tidak sengaja.

 

Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu untuk melihat gambaran aneurisme adalah CT angiography atau MR angiography. Jenis CT dan MR angiography ini dapat memperlihatkan gambaran pembuluh darah dengan cukup jelas.

 

CT dan MRI juga bisa digunakan, tetapi tidak semua gambaran aneurisme dapat dideteksi oleh jenis pemeriksaan ini. Pada beberapa orang juga perlu dilakukan pemeriksaan lain, seperti rekam jantung (EKG) dan USG jantung (echocardiography) untuk melihat gambaran fungsi jantung. Tidak sedikit pasien dengan aneurisme otak memiliki tekanan darah tinggi, sehingga pemeriksaan tekanan darah merupakan salah satu yang harus dilakukan.

 

Berbagai obat dapat membantu meringankan gejala dari aneurisme, walaupun gejalanya sendiri bervariasi sesuai lokasi dan ukurannya. Pemberian obat darah tinggi, antikejang, dan obat-obatan untuk meringan gejala neurologis dapat diberikan. Namun, beberapa aneurisme memerlukan operasi dengan berbagai teknik yang ada untuk mencegah perdarahan lebih lanjut. (AS)