Jika berbicara tentang metode pengasuhan dan pendidikan untuk anak, rasanya tidak akan pernah habis. Bagaimana tidak? Orang tua, terutama yang baru memiliki anak pertama, selalu berusaha mempelajari ilmu yang satu ini, bahkan sejak buah hati mereka masih dalam kandungan.

 

Soalnya bukan apa-apa, segala metode pengasuhan serta pendidikan yang diterapkan oleh orang tua sejak awal tumbuh-kembang anak merupakan bekal baginya untuk menjalani kehidupan hingga dewasa kelak. Jika salah metode, bisa-bisa berakibat fatal dan tidak bisa diulang kembali. Tentunya orang tua tidak mau menerapkan metode asal-asalan dan mempertaruhkan masa depan si Kecil, kan?

Baca juga: Mengenal Metode MPASI BLW yang Dipilih Andien untuk Anaknya

 

Dari banyaknya jenis metode pengasuhan dan pendidikan untuk anak di luar sana, metode Montessori merupakan salah satu metode yang bisa menjadi pilihan para orang tua dalam membesarkan anak di rumah. Sudah pernah dengar belum tentang metode yang satu ini?

 

Apa itu metode Montessori?

Diambil dari nama pencetus metode ini, yaitu Dr. Maria Montessori, metode Montessori mulai dikenalkan pada awal 1900 di Italia. Berdasarkan observasi mendalam terhadap cara pola pengasuhan anak, metode ini dibuat dengan tujuan:

  1. Memperlakukan anak secara hormat.

  2. Mempersiapkan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan anak dan dapat mendukung kegiatannya.

  3. Menyiapkan materi dan membebaskan anak mengerjakan kegiatan sesuai keinginan mereka sendiri.

  4. Melatih anak untuk menyadari dan mampu memperbaiki kesalahan yang mereka lakukan.

  5. Memberi kesempatan kepada anak untuk bekerja sesuai kemampuan diri sendiri.

  6. Orang tua mampu mengobservasi kapan anak siap untuk mempelajari hal-hal di sekitarnya.

 

Jadi, metode ini pada dasarnya membebaskan anak untuk mengeksplorasi hal-hal di sekitarnya sejak awal kehidupan. Jika ia diberikan kesempatan untuk belajar sesuai kemampuan dan keinginannya sendiri, serta mendapatkan dukungan penuh maupun rasa cinta dari kedua orang tuanya, ia akan merasa lebih aman dan percaya diri dalam menyerap setiap ilmu. Anak pun akan merasa dihargai, dibutuhkan, dan bisa membantu sekitarnya, meskipun ia masih kecil. Pada akhirnya, ia akan lebih mengenal dan mencintai dirinya sendiri.

Baca juga: Mengenalkan Gender kepada Anak Wajib Dilakukan Sejak Dini

 

Sulitkah Menerapkan Metode Montessori?

Jawabannya adalah tidak! Elvina Lim Kusumo, founder of IMC (IndonesiaMontessori.Com) menganggap bahwa metode Montessori adalah metode pendidikan yang paling cocok untuk diterapkan pada anak-anak usia dini. Karena selain pendidikan ini memupuk kemandirian anak, mereka juga diperlakukan secara hormat dan mampu belajar mengenai konsep-konsep baru melalui cara yang konkret.

 

“Wawasan anak-anak menjadi lebih terbuka dan mereka lebih mandiri. Lagipula untuk memperkenalkan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) kepada anak sebaiknya dilakukan dengan cara yang konkret melalui pengalaman langsung, dan tentunya harus menyenangkan,” ujar wanita yang akrab disapa Vina itu. Ia pun menganggap metode ini dapat diterapkan oleh para orang tua di Indonesia, karena ia sendiri sudah mempraktikkannya kepada sang Buah Hati.

 

Serunya Menerapkan Metode Montessori di Rumah

Menjadi seorang ibu memang tidak semudah yang dibayangkan. Menerapkan metode Montessori untuk anak pun juga tidak selamanya berjalan mulus. Bagi Vina, tantangan yang kerap dihadapinya adalah masalah konsistensi dan bagaimana bisa memotivasi diri ketika anak belum seirama dan mau melakukan berbagai kegiatan yang diciptakan.

 

Karenanya, ia pun menuangkan pengalamannya bersama sang Buah Hati selama menerapkan metode Montessori dalam buku Montessori di Rumah: 55 Kegiatan Keterampilan Hidup. Buku ini berisi kumpulan ide kegiatan yang ia lakukan bersama C, buah hatinya, di rumah.

 

Belajar metode montessori untuk pengasuhan anak di rumah

 

Dalam buku ini, Vina secara tuntas mengupas tentang metode Montessori, mulai dari sejarah, pendekatan yang dilakukan, materi pembelajaran, hingga tips menerapkan Montessori di rumah. Terdapat 55 kegiatan keterampilan hidup yang sederhana dan bisa dilakukan oleh anak, sesuai dengan tahapan usia mereka.

 

Tidak sekadar memberi tahu apa saja kegiatan tersebut, Vina juga menuliskan secara rinci mengenai cara melakukannya, apa manfaatnya bagi tumbuh-kembang anak, disertai dengan tips-tips kecil. Dengan tambahan visualisasi di setiap kegiatan, orang tua pastinya tidak akan bingung saat mempraktikkannya di rumah bersama si Kecil!

 

Vina berharap buku Montessori di Rumah: 55 Kegiatan Keterampilan Hidup dapat mempermudah para orang tua menyiapkan kegiatan yang positif untuk menstimulasi buah hati mereka. “Saya ingin ketika memegang buku ini, Anda mendapatkan aliran energi positif baru yang membuat Anda menjadi bersemangat, termotivasi, dan belajar bersama untuk anak-anak tercinta,” tulisnya dalam buku. Selamat membaca dan menerapkan metode Montessori kepada si Kecil di rumah ya, Mums!

Baca juga: Di Usia 1 hingga 3 Tahun, Sebaiknya Anak Sudah Mulai Melakukan Hal-hal Ini