Ada banyak orientasi seks di dunia. Dalam ilmu seksologi, orientasi seksual dibuat berdasarkan Skala Kinsey. Metode The Kinsey Scale merupakan salah satu dari 200 skala yang diciptakan oleh ahli seksologi, untuk mendeskripsikan seluruh jenis orientasi seksual di dunia. Skala yang dipelopori oleh dr. Alfrey Kinsey ini, dianggap sebagai skema diversitas orientasi seksual yang paling akurat. Secara umum, skala kinsey menetapkan acuan sebagai berikut:

  • Skala 0    : Heteroseksual.
  • Skala 1-5 : Biseksual.
  • Skala 6    : Homoseksual.

 

Selain skala kinsey, secara garis besar terdapat pula 3 kategori utama dari orientasi seksual, yaitu:

  1. Orientasi Monoseksual. Orientasi ini ditujukan pada orang yang hanya menunjukkan ketertarikan pada satu jenis kelamin.
  2. Orientasi Poliseksual. Kategori ini cenderung memiliki ketertarikan terhadap beberapa gender.
  3. Orientasi Aseksual. Kelompok orang yang tidak memperlihatkan ketertarikan seksual terhadap orang lain, terlepas apapun gendernya.

 

Dari sekian banyak cabang orientasi seksual yang pernah ditemukan, apakah Kamu pernah mendengar tentang demiseksualitas? Jika belum pernah, ada baiknya Kamu mengenal ciri-ciri spesifik orientasi yang merupakan bagian dari spektrum aseksualitas ini.

Baca juga: Mengenal Panseksual, Orientasi Seksual Miley Cyrus 

 

Definisi Demiseksual

Menurut Pusat Informasi Demiseksual, individu yang teridentifikasi sebagai demiseksual pada umumnya tidak merasakan ketertarikan seksual pada orang lain, kecuali mereka telah membentuk ikatan emosional yang kuat, layaknya sebuah persahabatan yang telah terjalin lama.

 

Dilansir dari wired.com, Holly Richmond, Ph.D., seorang terapis seks bersertifikat sekaligus penasihat pernikahan dan keluarga, mengungkapkan, "Saat bertemu seseorang, setiap individu biasanya akan merasakan ketertarikan atau penilaian fisik terhadap orang tersebut, sekalipun hanya dalam hitungan detik. Pada kasus demiseksual, ketertarikan fisik semacam itu tidak terjadi sama sekali.”

 

Tidak ada hal semacam jatuh cinta apalagi daya pikat seksual sejak pandangan pertama bagi orang-orang demiseksual. Richmond juga menjelaskan bahwa menjadi demiseksual tidak memiliki kaitan dengan jenis kelamin atau orientasi yang diminati.

 

Seseorang bisa menjadi demiseksual yang heteroseksual ataupun homoseksual. Seorang demiseksual dapat tetap menikmati seks, namun hanya mungkin terjadi dengan orang yang telah memikat mereka secara ikatan emosional.

 

"Bukan berarti para demiseksual memiliki kode moral atau nilai etis yang lebih tinggi," papar Richmond. "Alasannya sederhana, karena daya tarik utama mereka hanyalah emosional. Inilah alasan mengapa demiseksual tidak boleh dianggap sebagai kelainan penyakit dengan cara apa pun," pungkasnya. Jenni Skyler, Ph.D., seorang ahli terapis seks bersertifikasi, juga mendeskripsikan hubungan dengan orang demiseksual bagaikan 'persahabatan yang membara'. 

 

Ciri-ciri Demiseksual

Berikut sekilas gambaran untuk membantumu semakin mengerti bagaimana rasanya menjadi seorang demiseksual.

  • Tidak adanya perasaan ataupun hasrat seksual terhadap orang lain, merupakan hal yang lumrah dialami oleh demiseksual.
  • Demiseksual sulit untuk merasa tertarik apalagi terpikat secara seksual dengan seseorang, sekalipun paras dan figur tubuh orang tersebut menarik.
  • Dibutuhkan kriteria yang lebih besar daripada sekedar penampilan visual, aksi, ataupun sentuhan fisik untuk membuat seorang demiseksual tertarik.
  • Daya tarik utama bagi demiseksual adalah ikatan emosional yang sudah ia yakini terjalin sangat kuat dalam jangka waktu lama, untuk membuatnya berminat pada orang tersebut secara seksual.
  • Di saat sebagian besar orang lazim untuk mulai merasakan ketertarikan seksual terhadap orang lain pada awal masa pubertas, para demiseksual tidak melewati fase tersebut.
  • Beberapa orang dengan kasus demiseksual yang parah mengakui bahwa mereka benar-benar tidak bisa distimulasi secara seksual dan tidak bisa terangsang, kecuali mereka telah merasa sangat terhubung secara emosional terhadap orang tersebut.
  • Saat orang heteroseksual merasakan gairah seks yang menurun akibat ketidakseimbangan hormon, kondisi ini pasti membuat mereka sedih dan depresi. Namun ketiadaan gairah seks, tidak disikapi sebagai beban bagi orang demiseksual. Para demiseksual menganggap bahwa hasrat seksual yang tidak pernah ada memang telah menjadi bagian dari jati diri mereka.
  • Bagi demiseksual, menjalin hubungan romantis bukan untuk membuka peluang lebih ke arah intimasi fisik yang lebih jauh. Demiseksual lebih mengharapkan ikatan emosional yang kuat dalam sebuah hubungan.
  • Menjadi demiseksual bukan berarti orang tersebut juga aromantis, yang berarti tidak merasakan ketertarikan romantis dengan siapapun. Seorang demiseksual, hanya tidak tertarik secara seksual.
  • Wajah, intonasi suara, pembawaan diri, serta karisma tak jarang diterjemahkan sebagai tindak-tanduk yang menggoda bagi mayoritas orang, kecuali bagi demiseksual. 

 

Kondisi yang Harus Dipahami dari Seorang Demiseksual

Dalam buku The Invisible Orientation: An Introduction to Asexuality karya Julie S. Decker, dijelaskan bahwa kebanyakan orang mengalami ketertarikan seksual pada lapis pertama, yakni terhadap tampilan fisik orang lain, terlepas apakah ia telah mengenal lebih jauh kepribadian orang tersebut atau belum. 

 

Namun, demiseksual justru mengalami ketertarikan seksual pada lapis kedua, yakni ketika kedua pihak telah terlibat ikatan emosional pada konteks tertentu dalam suatu hubungan yang tidak harus berupa percintaan. 

 

Salah satu syarat untuk membangkitkan gairah seksualnya adalah melalui interaksi dan percakapan yang intens, sampai kedua pihak saling mengenal betul persona satu sama lain. Dalam sensus yang dilakukan Asexual Visibility and Education Network pada 2014, dua per tiga dari populasi demiseksual menyatakan tidak tertarik atau menolak seks dengan pasangannya.

 

Dilansir dari indiatimes.com, seksolog dr. Prakash Kothari mengungkapkan bahwa sains belum menemukan penjelasan pasti mengenai alasan seseorang menjadi demiseksual ataupun aseksual. “Saya hanya dapat mengatakan, orang-orang memang terlahir demikian. Menurut sebagian peneliti, gen memainkan peran utama dalam hal orientasi seks seseorang,” ujarnya.

Baca juga: Inilah Jenis-jenis Orientasi Seksual pada Manusia

 

Bagaimana Menjalani Pernikahan dengan Demiseksual?

Dirangkum dari asexuality.org, ada beberapa tips untuk menjembatani kehidupan pernikahan dengan seorang demiseksual:

  • Miliki komunikasi yang aktif, terbuka, dan kuat dengan pasangan. Pastikan Kamu mengetahui apa saja hal yang bisa diterima dan tidak bisa diterima oleh pasangan. Jangan tersinggung jika pasangan bersikap jujur apa adanya tentang hal yang ia harapkan serta tidak ia harapkan dalam pernikahan. Jangan pula terbiasa mengasumsi sesuatu seorang diri karena persepsi seorang demiseksual berbeda. Jika Kamu tidak mengetahui kebenaran dari suatu hal, tanyakan langsung pada pasangan mengenai detail alasannya.
  • Cobalah untuk menerima standar keintiman yang bisa dilakukan dan dirasakan oleh seorang demiseksual, sebagai bagian dari komitmen. Menikah dengan seorang demiseksual berarti siap pula menerima bahwa frekuensi aktivitas seks dan kontak fisik hanya tergantung pada kemauannya. Pasangan yang demiseksual mungkin saja ada-kalanya berkenan ataupun menolak untuk berhubungan intim. Bicarakan serta sepakati kondisi ini, agar tidak terjadi salah paham.
  • Harus berbesar hati untuk tidak mengharapkan orang demiseksual berubah. Demiseksual bukanlah sebuah selera, kelainan, trauma, ataupun penyakit. Bila pada akhirnya seiring perjalanan pernikahan, pasangan tetap menjadi demiseksual, rangkulah jati dirinya. Fokuskan rasa cinta dan syukur pada kepribadian dan kebaikan hati pasangan. Kreatiflah dalam mengeksplor ungkapan kasih sayang. Kamu dan pasangan bahwa ada sangat banyak bentuk cinta yang tidak kalah mesra dan lebih seksi daripada hubungan intim.

 

Saat mengenal seorang demiseksual dalam hidupmu, penting untuk diingat, pasti tidaklah mudah baginya untuk mengakui sisi diri ini. Bila ia sedemikian terbuka sebagai demiseksual, Kamu justru harus menghargai karena itu berarti ia sangat mempercayaimu. Di saat milyaran manusia lain terkadang menilai seks begitu berlebih, ikatan emosional bermakna begitu nyata dan lebih memukaunya. Beri ia kesempatan untuk menggali ikatan emosional yang semakin dalam, agar Kamu pun pelan-pelan terbiasa merajut keintiman sesuai sudut pandangnya.

Baca juga: Takut Berhubungan Seks? Mungkin Kamu Mengidap Genophobia