Berbicara tentang jahe, tentunya bukan hal yang asing. Siapa yang tidak kenal jahe dengan aromanya yang segar. Di kawasan Asia, jahe hampir tersebar di seluruh daerah. Banyak manfaat jahe untuk kesehatan yang sudah dikenal, salah satunya manfaat jahe untuk mengatasi mual pasien kanker. 

 

dr. Hertina Silaban. M.Si, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia menjelaskan, bahwa Indonesia adalah salah satu negara di mana tanaman jahe bisa tumbuh dengan subur.

 

Sentrum utama tanaman jahe di Indonesia adalah Sumatera Utara, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. "Jahe merupakan rempah-rempah yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia dan digunakan secara tradisional untuk mengatasi berbagai penyakit," jelas dokter dari Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI)

 

Baca juga: Praktis Mengonsumsi Jamu Temulawak, Jahe, dan Kunyit!

 

Manfaat Jahe untuk Atasi Mual 

Secara tradisional, menurut dr. Hertina, masyarakat memanfaatkan jahe sebagai obat seperti untuk sakit kepala, masuk angin, memperkuat lambung, dan menambah nafsu makan (stimulansia). Selain itu, jahe digunakan untuk mengobati rematik, kolera, dan sebagai obat luar untuk mengobati keseleo, bengkak dan memar.

 

Di Asia termasuk Indonesia, jahe banyak digunakan untuk mengobati sakit perut, mual, dan diare. Mual merupakan sensasi tidak nyaman yang dirasakan di tenggorokan dan ulu hati yang dapat menyebabkan keluarnya isi lambung. Muntah merupakan keluarnya isi lambung melalui mulut yang disebabkan oleh refleks motorik.

 

"Khasiat jahe memang tidak diragukan lagi dalam mengatasi mual, namun ada baiknya jika kita mengenal berbagai riset yang membuktikan jika jahe berkhasiat sebagai antimual," jelas dr. Hertina.

 

Baca juga: Tanaman Herbal Pengusir Kembung dan Mual

 

 

Manfaat Jahe untuk Atasi Mual Pasien Kanker

Mual muntah pasca kemoterapi atau chemotherapy induced nausea and vomiting (CINV) merupakan salah satu efek samping yang sering didapatkan pada pasien pasca kemoterapi.

 

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 50 pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi, diberikan jahe secara oral sebanyak 1000 mg yaitu 20 menit sebelum kemoterapi dan 6 jam sesudah kemoterapi, dibandingkan dengan kelompok yang diberikan metoklopramid.

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Zingiber officinale lebih efektif dalam mengendalikan mual dan muntah dibandingkan dengan metoklopramid.. Efek samping yang ditimbulkan pun hampir tidak ada,

 

 

Riset oleh National Cancer Institute tahun 2009, melibatkan 644 pasien kanker payudara, menemukan bahwa jahe dapat mengurangi efek mual pada pasien yang menjalani kemoterapi. Pasien yang mengonsumsi jahe sebelum menjalani kemoterapi mengalami penurunan sekitar 45% dari risiko muntah ketimbang yang tidak mengonsumsi jahe, kata Julie L. Ryan dari Universitas Rochester, peneliti utama studi tersebut.

 

Baca juga: Manfaat Jahe untuk Penderita Diabetes Melitus

 

Aromatisasi menggunakan serbuk jahe sebenarnya sudah digunakan di pengobatan tradisional Cina sejak abad 16 untuk mengatasi gangguan kembung dan mual. Food and Drug Association (FDA) Amerika Serikat pun menggolongkan jahe sebagai substansi yang aman dikonsumsi, dengan dosis kurang dari 4 (empat) gram sehari.

 

Senyawa yang terdapat dalam jahe (Zingiber officinale) yaitu gingerol dan shogaol diketahui memiliki efek mengatasi mual, muntah, sebagai anti inflamasi, antipresur, dan antikanker.

 

Jahe dapat mengikat reseptor 5-HT3 sehingga dapat meningkatkan efek anti muntah. Jahe juga dapat menurunkan efek cisplatin melaui hambatan saraf pusat atau perifer dengan meningkatkan 5-hydroxytryptamin, dopamin dan substansi P. Cisplatin merupakan obat yang digunakan dalam kemoterapi yang diketahui dapat menginduksi terjadinya mual dan muntah.

 

Dari hasil riset di atas, jahe terbukti bermanfaat sebagai herbal untuk mengatasi CINV atau mual muntah pasca kemoterapi. Selain efek samping jahe yang minimal, juga efektivitas biaya.

 

Baca juga: 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Setyaningrum HD, Saparinto C. Jahe. Jakarta: Penebar Swadaya; 2013.

2. Direktorat Obat Asli Indonesia, BPOM RI. 2012. Acuan Sediaan Herbal, Volume ke 7, Edisi 1. Direktorat Obat Asli Indonesia, BPOM RI.

3. Mustian KM, Devine K, Ryan JL, Janelsins MC, Sprod LK, Peppone LJ, et al. Treatment of nausea and vomiting during chemotherapy.US Oncol Hematol. 2011. Vol. 7(2).p.91-7.

4. Z. Petchpaisit, “The Effect of ginger on nausea and vomiting in cancer patients under chemotherapy,” Journal of the Medical Association ofThailand, vol. 97, no. 17, pp. 215–226, 2013.

5. D. Eberhart and L. Sripramote, “Effect of ginger on nausea and vomiting in patients under chemotherapy,” Journal of Gynecological Cancer, vol. 42, pp. 1063–1078, 2011.