Apa yang terlintas dipikiran kita saat mendengar kata bekatul? Dedak, kotor, limbah dari padi yang digiling, serta makanan ayam, bebek, dan ternak. Apakah benar seperti itu? Ternyata tidak. Bayak orang yang mengartikan dedak dan bekatul itu sama, tetapi nyatanya beda lho.

 

Memang dedak dan bekatul itu sama-sama berasal dari limbah penggilingan padi. Dedak adalah hasil dari proses penggilingan padi, yang terdiri atas lapisan bagian luar butiran padi dengan sejumlah lembaga biji. Sementara bekatul adalah lapisan bagian dalam dari butiran padi. Bubuk bekatul ini umumnya berwarna cokelat muda dan memiliki rasa agak manis.

Baca juga: Kentang vs Nasi: Mana yang Lebih Sehat?

 

Bekatul adalah makanan yang lezat dan sumber alami dari 100 nutrisi penting yang mendukung kesehatan secara keseluruhan, termasuk 7 komponen vitamin E kompleks, coq-10, alpha lipoic acid, glutathioine, vitamin B kompleks, antioksidan, karotenoid, asam amino esensial, asam lemak esensial , enzim, fosfolipid, polisakarida, dan banyak lagi.

 

Bekatul memiliki banyak kandungan nutrisi, yaitu:

  • Protein.
  • Mineral.
  • Lemak.
  • Vitamin B kompleks.
  • Vitamin A.
  • Vitamin B1 (Tiamin).
  • Vitamin B2 (Riboflavin).
  • Vitamin B3 (Niasin).
  • Vitamin B12.
  • Vitamin E (Tokoferol).
  • Biotin.
  • Inositol.
  • Piridoksin.
  • Kolin.
  • Asam pantotenat.
  • Asam folat.
  • P-asam aminobenzoat.
  • Serat pencernaan (dietary fibrres).

 

Manfaatnya antara lain:

  1. Menjaga kesehatan dan stamina.
  2. Sebagai campuran bubur untuk orang sakit.
  3. Mencegah pengapuran pembuluh darah.
  4. Mencegah asma.
  5. Memperbaiki fungsi hati.
  6. Mencegah penuaan dini.
  7. Meningkatkan kesuburan.
  8. Meningkatkan gairah seks.
  9. Peningkatan daya tahan fisik.
  10. Meredakan encok.

 

Ramuan tradisional dengan bekatul, yaitu:

1. Menjaga kesehatan stamina

Bahan-bahan:

  • Bekatul 1 sendok makan.
  • Air mendidih 250 cc.
  • Gula merah secukupnya.

 

Cara membuatnya adalah bekatul diseduh dengan air mendidih, lalu tambahkan gula merah. Konsumsi cukup 1 kali setiap hari.

Baca juga: Ternyata Nasi Ada Banyak Jenisnya, Lho!

 

2. Campuran bubur untuk orang sakit

Bahan-bahan:

  • Bubur 1 piring.
  • Bekatul 1 sendok makan.

 

Cara membuat untuk porsi 1 piring bubur adalah tambahkan 1 sendok makan bekatul saat pengolahannya. Ini akan membantu pemulihan kesehatan.

 

Bekatul juga bisa untuk campuran dalam masakan, antara lain:

  • Bekatul dapat ditambahkan dengan tepung terigu untuk meningkatkan kadar serat pangan. Baik untuk campuran roti, bolu, kulit dadar gulung, dan makanan lain yang menggunakan tepung terigu.
  • Bekatul dapat dicampurkan dalam tepung beras yang akan diolah menjadi beragam makanan.
  • Dapat dicampurkan ke dalam sup, bubur kacang hijau, susu cokelat, dan santan kelapa.

 

Namun terdapat beberapa efek samping dari mengonsumsi bekatul, yaitu:

  • Dapat menyebabkan diare saat pertama kali mengonsumsinya.
  • Terkadang susah buang air besar jika terlalu banyak memakannya (kasus yang jarang terjadi), karena itu perbanyak mengonsumsi buah-buahan dan sayur.
  • Hati-hati bagi penderita maag, makan bekatul dalam jumlah yang banyak bisa menyebabkan mual. Makanlah bekatul encer atau ditambah dengan makanan lainnya, misalnya agar-agar, sup, dan bubur. Jika dikonsumsi dengan benar, maag bisa mereda.

 

Bagi yang tidak mau makan bekatul dalam bentuk aslinya, jangan khawatir. Di beberapa daerah pedesaan, masyarakat mengonsumsi nasi dari beras yang ditumbuk secara tradisional, yaitu menggunakan penumbuk padi berupa lesung dan antan (alu). Cara ini membuat kandungan bekatul masih menempel di beras yang dihasilkan.

 

Selain itu, mereka juga rajin mengonsumsi bekatul sebagai makanan tambahan, karena menganggap bekatul sebagai salah satu sumber makanan yang menyehatkan, misalnya dibuat menjadi bubur atau dipepes. Tidak mengherankan, masyarakat tradisional di pedesaan tersebut badannya bugar, staminanya tinggi, kuat, dan jarang terkena penyakit.

 

Beda dengan sekarang yang menggiling padi dengan mesin, alat penggilingan padi yang lebih praktis, cepat, dan murah, hasilnya beras benar-benar bersih dari bekatul. Akhirnya, limbah dari penggilingan padi yang berupa dedak dan bekatul hanya untuk makanan ternak saja.

 

Mungkin itulah sebabnya kenapa orang-orang zaman dulu lebih sehat dan dan tidak rentan terhadap penyakit. Beda dengan sekarang, orang-orang lebih rentan terhadap penyakit. Ingat ya yang digunakan itu bekatul, bukan dedak. Jadi, jangan sampai salah makan dedak.

Baca juga: Nasi Kemarin Baik bagi Penderita Diabetes, Mitos atau Fakta?