Penyakit

Lactose Intolerance (Intoleransi Laktosa)

Deskripsi

 Design by bedneyimages / Freepik

 

Orang-orang dengan intoleransi laktosa tidak dapat mencerna gula (laktosa) di dalam susu. Akibatnya, mereka akan mengalami diare serta kembung setelah mengonsumsi produk susu dan olahannya. Kondisi ini disebut malabsorpsi dari laktosa dan tidak berbahaya, tetapi gejalanya dapat menyebabkan ketidaknyamanan.

 

Defisiensi laktase, enzim yang dihasilkan oleh usus halus, bertanggung jawab dalam menyebabkan intoleransi laktosa. Tetapi, banyak pula yang memiliki kadar laktase rendah tetap dapat mencerna susu dan olahannya tanpa masalah.

 

Ada 3 tipe intoleransi laktosa, yaitu:

  1. Intoleransi laktosa primer.

    Merupakan tipe intoleransi laktosa yang paling umum. Ini terjadi akibat penurunan produksi enzim laktase secara tiba-tiba pada saat dewasa, karena menurunnya konsumsi susu dan olahannya.

  2. Intoleransi laktosa sekunder.

    Disebabkan ketika produksi laktase pada usus halus berkurang karena penyakit tertentu, luka, atau operasi pada usus halus. Salah satu penyakit yang dapat mengakibatkan intoleransi laktosa tipe ini adalah Crohn’s disease.

  3. Intoleransi laktosa kongenital/developmental.

    Ini terjadi pada bayi yang lahir dengan tidak mempunyai enzim laktase sama sekali. Namun, kasus intoleransi laktosa kongenital/developmental jarang terjadi.

 

Baca juga: Si Kecil Alergi Susu atau Intoleransi Laktosa? Kenali Perbedaannya

 

Pencegahan

 Design by bedneyimages / Freepik

Jika seseorang mengalami intoleransi laktosa , dengan banyak trial and error, ia dapat memprediksi respons tubuh terhadap beragam jenis makanan dan minuman yang mengandung laktosa. Orang tersebut juga dapat mengetahui seberapa banyak pengonsumsian susu dan produk olahannya tanpa harus membuat tubuh merasa tidak nyaman.

Apabila intoleransi laktosa yang dialami tidak parah, Anda bisa melakukan ini:

  1. Konsumsi susu dan produk olahannya dalam porsi kecil.

  2. Minum susu bersamaan dengan makanan lain. Ini akan memperlambat proses cerna dan mengurangi munculnya gejala intoleransi laktosa.

  3. Bereksperimenlah dengan susu dan produk olahannya, sebab kadar laktosa yang terkandung dalam setiap produk berbeda-beda.

  4. Pilih susu dan produk olahan yang memiliki kadar laktosa rendah atau bebas laktosa.

  5. Konsumsi suplemen dan makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D sebagai pengganti susu, agar tulang tetap sehat dan kuat.

 

Baca juga: Susu Kental Manis Tidak Mengandung Susu? Hoax!

Gejala

 Design by bedneyimages / Freepik

Gejala intoleransi laktosa dapat terjadi mulai dari 30 menit sampai 2 jam setelah mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung laktosa. Tanda-tanda yang umum terjadi seperti:

  • Diare

  • Mual, terkadang muntah

  • Nyeri pada perut

  • Kram

  • Kembung

 

Penyebab

 Design by bedneyimages / Freepik

Intoleransi laktosa terjadi ketika usus halus tidak menghasilkan enzim laktase untuk mencerna gula susu atau laktosa. Normalnya, laktase mengubah laktosa menjadi 2 glukosa sederhana, yaitu galaktosa dan glukosa, yang dapat diserap ke dalam darah melalui lapisan usus halus. Jika memilki defisiensi laktase, laktosa akan langsung menuju ke usus besar tanpa diproses dan diserap. Di usus besar, bakteri normal akan berinteraksi dengan laktosa yang tidak tercerna, sehingga menyebabkan gejala intoleransi laktosa.

Faktor risiko lain penyebab terjadinya intoleransi laktosa adalah:

  1. Usia tua

  2. Etnis, misalnya keturunan Afrika, Asia, Hispanik, dan Amerika India

  3. Kelahiran prematur

  4. Penyakit pada usus halus

  5. Beberapa terapi tertentu, seperti radiasi terapi atau kemoterapi

 

Diagnosis

Design by bedneyimages / Freepik

 

Dokter akan mendiagnosis intoleransi laktosa dengan melihat gejala yang muncul, riwayat pengonsumsian produk susu dan olahannya, pemeriksaan fisik, serta melakukan serangkaian tes. Tes yang dijalani berupa:

  1. Lactose tolerance test

    Dua jam setelah meminum cairan yang mengandung laktosa tinggi, Anda akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar glukosa dalam aliran darah. Jika glukosa tidak meningkat, maka ini menandakan tubuh Anda tidak mencerna dan menyerap laktosa dengan baik.

  2. Hydrogen breath test

    Setelah meminum cairan yang mengandung laktosa tinggi, dokter akan mengukur jumlah hidrogen dalam napas Anda secara berkala. Normalnya, sangat sedikit hidrogen yang terdeteksi dalam napas. Tetapi bagi penderita intoleransi laktosa, maka jumlah hidrogen dalam napas cukup banyak.

  3. Stool acidity test

    Pada bayi dan anak-anak yang tidak bisa menjalani tes lain, stool acidity test bisa dilakukan. Fermentasi laktosa yang tidak tercerna dengan baik akan menciptakan asam laktat dan asam lain. Ini dapat dideteksi melalui sampel feses yang diambil.

 

 Baca juga: Apakah Susu Rendah Lemak Lebih Sehat dari Susu Full Cream?

Penanganan

 Design by bedneyimages / Freepik

Tidak ada cara untuk menyembuhkan intoleransi laktosa atau meningkatkan produksi laktase dalam tubuh. Apabila masalah intoleransi laktosa mengganggu aktivitas sehari-hari, dokter biasanya akan memberikan obat anti-diare. Selain itu, yang bisa Anda lakukan adalah menghindari mengonsumsi susu dan produk olahannya dalam jumlah yang banyak serta memilih susu atau es krim yang kandungan laktosanya rendah.

 

Rekomendasi Artikel

Diet Enggak Berhasil? Bisa Jadi Tidak Cocok dengan Profil Genetikmu!

Diet Enggak Berhasil? Bisa Jadi Tidak Cocok dengan Profil Genetikmu!

Pendekatan berdasarkan latar belakang genetik, dapat meningkatkan keberhasilan diet dan meningkatkan kesehatan, mengurangi obesitas, dan penyakit jantung.

Btari Gavrilla Larasati

11 February 2022

Mums, Ini Gejala Intoleransi Laktosa pada Anak!

Mums, Ini Gejala Intoleransi Laktosa pada Anak!

Mums, si Kecil sering diare setelah mengonsumsi produk susu? Intoleranasi laktosa berbeda dengan alergi protein susu sapi. Berikut gejala intoleransi pada anak!

Uliya Helmi Ali

01 April 2021

Susah BAB? Coba Minum Kopi

Susah BAB? Coba Minum Kopi

Banyak orang memiliki ritual minum kopi di pagi hari sebelum memulai aktivitasnya. Ya, minuman berkafein ini mengandung antioksidan dan nutrisi bermanfaat bagi yang susah BAB.

Diah Fauziah

03 August 2020

Ini Perbedaan Alergi dan Intoleransi Makanan

Ini Perbedaan Alergi dan Intoleransi Makanan

Gejala alergi dan intoleransi makanan memang serupa, namun keduanya merupakan kondisi yang berbeda. Bertikut perbedaan alergi dan intoleransi makanan.

Uliya Helmi Ali

31 July 2020

Si Kecil Alergi Susu atau Intoleransi Laktosa? Kenali Perbedaannya

Si Kecil Alergi Susu atau Intoleransi Laktosa? Kenali Perbedaannya

Gejala alergi susu dan intoleransi laktosa memang serupa. Namun, Mums perlu tahu perbedaan antara kedua penyakit yang sering menyerang bayi ini.

GueSehat

11 April 2018

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...