Mums, apakah si Kecil sering nyeri perut atau mengalami perut kembung? Bisa jadi penyebabnya adalah intoleransi laktosa, Mums! Apa sih yang dimaksud dengan intoleransi laktosa? Sebagai orang tua, Mums perlu mengetahui gejalanya pada anak.

 

Masa balita adalah masa di mana gejala intoleransi laktosa banyak terlihat. Pasalnya, di masa balita inilah anak biasanya diperkenalkan dengan asupan susu. Lalu, apa itu intoleransi laktosa dan bagaimana gejala intoleransi laktosa pada anak? Berikut penjelasannya!

 

Baca juga: 3 Kebiasaan Orang Tua Ini Ternyata Mempermalukan Anak, Lho!
 

Apa itu Intoleransi Laktosa?

Intoleransi laktosa adalah kondisi di mana tubuh tidak bisa mencerna laktosa dengan benar. Laktosa adalah jenis gula yang umumnya terkandung di dalam produk susu. Jika dikonsumsi, laktosa membutuhkan jumlah enzim laktase spesifik untuk bisa dicerna. Enzim laktase sendiri terdapat di dalam dinding usus. 

 

Ketika anak sudah berusia sekitar dua tahun, tubuh mereka memproduksi enzim laktase lebih sedikit. Oleh sebab itu, gejala intoleransi laktosa mulai bisa terlihat ketika anak sudah memasuki usia balita.

 

Baca juga: 10 Tips agar Si Kecil Bisa Menjaga Diri dari Orang Asing
 

Gejala Intoleransi Laktosa pada Anak

Gejala intoleransi laktosa pada anak yang paling umum di antaranya:

 

Gejala intoleransi laktosa pada anak bisa sulit dideteksi, pasalnya anak usia di bawah 5 tahun umumnya belum bisa menjelaskan bahwa ia merasa kembung. Untuk mendeteksinya, cobalah pantau asupan sehari-hari anak dan juga gejala yang ia alami setelah mengonsumsi produk susu:

  • Feses encer dan sangat berbau: ini merupakan gejala umum intoleransi laktosa yang paling mudah dideteksi. Kalau si Kecil memiliki intoleransi laktosa, gula dari laktosa tidak dicerna dengan baik di dalam tubuh. Inilah yang menyebabkan feses menjadi tidak normal. 
  • Menangis atau rewel setelah mengonsumsi produk susu: si Kecil mungkin belum bisa menjelaskan bahwa perutnya sakit, namun ketidaknyamanan tersebut bisa terlihat dari perilakunya. Jika si Kecil jadi rewel atau berperilaku tidak seperti biasanya setelah mengonsumsi produk susu, maka ini bisa menjadi salah satu tanda intoleransi laktosa.

 

Baca juga: Ternyata Anak Bisa Keracunan Garam
 

Bagaimana Cara Mendiagnosis Intoleransi Laktosa pada Anak

Diagnosis intoleransi laktosa pada anak bisa berbeda-beda pada setiap dokter. Beberapa dokter melakukan diagnosis berdasarkan gejalanya saja, terutama jika gejalanya hilang setelah si kecil berhenti mengonsumsi produk susu. Sebagian dokter melakukan tes khusus untuk menegakkan diagnosisnya. 

 

Apa yang Perlu Dilakukan jika Anak Memiliki Intoleransi Laktosa?

Jika si Kecil memiliki intoleransi laktosa, Mums perlu mengurangi konsumsi produk susunya secara perlahan setiap hari. Mums juga tidak perlu khawatir, saat ini banyak pilihan makanan atau camilan bebas produk susu, sehingga si Kecil tetap bisa mengonsumsi beragam makanan.

 

Selain itu, dokter juga bisa memberikan obat atau suplemen laktase untuk meredakan gejalanya jika si Kecil mengonsumsi produk susu. Namun, jika kondisinya parah, dokter biasanya akan merekomendasikan agar anak sama sekali tidak mengonsumsi laktosa.

 

Mums perlu tahu bahwa meskipun si Kecil memiliki intoleransi laktosa, kemungkinan ia tetap bisa mengonsumsi keju atau produk susu lain dalam jumlah sedikit.  Jadi, konsultasikan dulu dengan dokter tentang asupan sehari-hari si Kecil, ya.

 

Hidup dengan intoleransi laktosa itu belum tentu menyulitkan untuk si Kecil, Mums. Namun, meskipun harus menghindari produk susu, Mums tetap perlu memastikan si Kecil mendapatkan asupan kalsium dan vitamin D. Konsultasikan dengan dokter tentang bagaimana si Kecil bisa mendapatkan asupan nutrisi-nutrisi tersebut tanpa mengonsumsi produk susu!

 

 

Sumber:

Very Well Family. Could Your Toddler Be Lactose Intolerant?. Maret 2021.
American Academy of Pediatrics. Lactose Intolerance in Infants & Children: Parent FAQs. September 2019.