Siapa yang tidak kenal dengan kimchi? Makanan kesukaan oppa dalam drama Korea ini tidak hanya terkenal karena kemunculannya di layar kaca, tetapi juga diksebut-sebut sebagai makanan tersehat di dunia. Kenapa begitu? Yuk, kita kenali lebih lanjut sayuran kebanggan Korea ini!

 

Kimchi adalah makanan tradisional Korea. Ini merupakan hasil fermentasi sawi dengan berbagai sayuran dan bumbu. Kimchi masih bersaudara dengan acar, bahkan pickles, dan sauerkraut. Bahan utamanya adalah sawi, lobak putih, daun bawang, jahe, bawang putih, dan bubuk cabai. Sayuran segar ini dicampur kemudian difermentasi, dan hasilnya disebut kimchi.

 

Kimchi tidak hanya dapat dikonsumsi begitu saja dengan nasi putih hangat, tetapi juga dapat menjadi bahan utama untuk membuat kimchi-jjigae (semur), kimchi-guk (sup), kimchi-jeon (pancake), dan nasi goreng kimchi. Saat ini, kimchi juga banyak digunakan dalam makanan barat, seperti hamburger dan pizza. Karena rasanya yang unik, maka banyak disukai.

 

Baca juga: Benarkah Makanan Organik Lebih Sehat dan Tidak Mengandung Pestisida?

 

Salah satu yang membuat kimchi unik adalah proses fermentasi kimchi bersifat spontan. Artinya, proses fermentasi kimchi dilakukan tanpa penambahan bakteri, melainkan dari bakteri yang terdapat dari sayuran dan bahan pembuat kimchi sendiri.

 

Hal ini terjadi karena bahan-bahan yang digunakan mentah dan tidak disterilkan terlebih dahulu, sehingga bakteri dapat berkembang biak. Lain dengan proses fermentasi yoghurt yang menggunakan starter (menambahkan bakter ke dalam ‘adonan’).

 

 

Walaupun dikonsumsi mentah, kimchi tergolong makanan yang aman dikonsumsi dan belum pernah menimbulkan bahaya kesehatan akibat keracunan makanan. Pasalnya, bakteri pathogen (berbahaya) yang terdapat dalam bahan-bahan kimchi dapat hilang selama masa fermentasi. Hal ini dapat terjadi karena kondisi yang asam, tinggi garam, dan kompetisi mikroba selama masa simpan.

 

Bakteri yang banyak berperan dalam proses fermentasi adalah jenis Lactobacillus. Bakteri ini menggunakan karbohidrat yang tersedia menjadi senyawa asam organik, yang menurunkan pH dan menjaga kesegaran sayuran (tidak membusuk). Selain itu, keberadaan bakteri ini juga dapat menghambat pertumbuhan organisme pathogen yang lain.

 

Baca juga: Apakah Makan Buah Berdampak Besar pada Kenaikan Gula Darah?

 

Ternyata, kimchi memang layak menyandang gelar makanan tersehat di dunia. Ada begitu banyak manfaat fungsional kimchi. Tingginya kandungan bakteri Lactobacillus dapat menjadi sumber probiotik yang baik. Hasil penelitian menunjukkan, Lactobacillus dapat meningkatkan fungsi sistem imun tubuh dan mencegah kanker.

 

Dengan mengonsumsi kimchi, dapat menurunkan kadar bakteri E. Coli dan meningkatkan kadar bakteri yang bermanfaat di saluran cerna. Beberapa penelitian pun menemukan kemampuan anti-mutagen dan dapat menurunkan enzim toksik, yang dapat mengubah zat pre-karsinogen menjadi karsinogen secara signifikan. Kemungkinan hal inilah yang menyebabkan rendahnya angka kejadian kanker kolon di Korea.

 

Kimchi juga dapat menurunkan kadar kolesterol pada serum darah dan menurunkan risiko penyempitan pembuluh darah. Kimchi pun dapat berperan dalam kecantikan kulit, karena dapat menurunkan proses penuaan kulit akibat komponen antioksidannya, yaitu vitamin C, beta karoten, senyawa fenolik, klorofil, dan sebagainya. Kimchi juga mengandung senyawa yang berperan untuk mencegah kanker dan meningkatkan sistem imun, seperti beta sitosterol, turunan PUFA, glukosinolat isotiosianat, dan senyawa lainnya.

 

Walaupun demikiaan, perlu diperhatikan bahwa proses pembuatan kimchi menggunakan banyak garam dan gula. Jadi perlu diwaspadai, karena konsumsi garam dalam sehari harus di bawah 5 gr (1 sendok teh) dan gula hanya 50 gr (4 sendok makan).

 

Baca juga: Lidah Buaya Dapat Menurunkan Kadar Gula Darah, Benarkah?

 

Makanan yang Tidak Baik Dikonsumsi Setiap Hari - GueSehat.com