Air merupakan sumber daya penting yang juga disebut sebagai "nutrisi vital" dalam kelangsungan hidup manusia. Sama seperti orang dewasa, walau dalam jumlah yang lebih sedikit, bayi juga membutuhkan air untuk menjaga kondisi tubuh mereka. Pemberian air dalam jumlah yang berlebihan justru berbahaya untuk bayi karena bisa mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuhnya dan menyebabkan keracunan. Seperti apa gejala keracunan air pada bayi? Dan berapa jumlah air yang direkomendasikan untuk bayi? Berikut penjelasannya!

 

Baca juga: 5 Fakta yang Harus Diketahui Tentang Minum Air
 

Berapa Banyak Jumlah Air yang Direkomendasikan untuk Bayi?

Bayi di bawah usia 6 bulan belum diperbolehkan minum air mineral. Kebutuhan cairan mereka pada usia ini dapat dipenuhi secara optimal melalui ASI atau pun susu formula. Oleh karenanya, memberikan air mineral di usia ini bisa berpotensi membuat bayi mengalami keracunan air.

Sementara itu, untuk bayi berusia 6 hingga 12 bulan, Mums sudah bisa memberikan air mineral dalam jumlah yang masih cenderung sedikit, yakni sekitar 0,5 hingga 1 cangkir air per hari jika diperlukan.

Jumlah air yang direkomendasikan dan pemberian ASI atau susu formula sebenarnya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidrasi bayi. Namun, dalam beberapa kasus, seperti cuaca panas dan sakit, menambahkan jumlah air yang diminum si Kecil bukanlah suatu masalah.

 

Gejala Keracunan Air pada Bayi

Kelebihan air dalam tubuh dapat menyebabkan hiponatremia, di mana kadar natrium tubuh turun secara tidak normal. Kondisi ini dapat memengaruhi fungsi beberapa organ, termasuk otak.

Secara lebih rinci, berikut beberapa gejala umum hiponatremia pada bayi:

- Urine yang jernih

- Pusing dan lesu

- Bayi lebih rewel dari biasanya

- Suhu tubuh rendah (hipotermia), kurang 36 derajat celcius

- Mual dan muntah

- Pembengkakan pada area lengan, kaki, dan wajah

- Pernapasan tidak teratur

- Ketika dilakukan pemeriksaan darah, kadar natrium sangat rendah

 

Dalam kasus yang lebih ekstrem, keracunan air dapat menyebabkan bayi mengalami kejang dan koma. Maka itu, jika Mums mendapati beberapa gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat.

 

Baca juga: Lakukan Cara Ini agar Kebutuhan Minum Anda Tercukupi
 

Penyebab Keracunan Air pada Bayi

Tidak seperti orang dewasa yang dapat mengontrol sendiri jumlah cairan yang diminum, umumnya bayi mengalami keracunan air akibat diberi sumber asupan dengan kandungan air berlebih oleh pengasuh atau orang dewasa lain.

Berikut ini beberapa kondisi yang mungkin membuat bayi mengonsumsi lebih banyak cairan dari jumlah seharusnya.

 

1. Pemberian air dan jus yang encer

Bayi hingga usia 6 bulan tidak membutuhkan air tambahan. Kebutuhan hidrasi mereka sudah terpenuhi secara optimal dari ASI atau susu formula. Namun, beberapa orang tua mungkin belum terlalu memahami dan ingin memberikan bayinya air atau jus yang sangat encer. Tujuannya untuk mencegah bayi mengalami dehidrasi. Hal ini justru tidak benar. Air dan jus yang terlalu encer tidak cocok untuk bayi karena ginjal mereka belum terlalu matang untuk mengolah air.

 

2. Memberikan susu formula yang terlalu encer

Merek susu formula yang berbeda membuat cara penyajiannya juga mungkin akan berbeda. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan saran penyajian pada kemasan susu. Penggunaan air yang terlalu sedikit ketika mencampur susu formula membuatnya memiliki tekstur yang terlalu kental dan dapat menyebabkan sembelit pada bayi. Di sisi lain, penggunaan air yang terlalu banyak untuk mencampur susu formula dapat menganggu keseimbangan elektrolit dan asupan nutrisi serta meningkatkan risiko bayi mengalami keracunan air.

 

3. Minum susu dari gelas

Minum susu dari gelas bisa meningkatkan risiko bayi menelan lebih banyak cairan dalam waktu cepat ketika sedang tidak dalam pengawasan.

 

Penanganan Keracunan Air pada Bayi

Keracunan air adalah kondisi yang tidak bisa Mums tangani sendiri di rumah. Jadi, segeralah bawa si Kecil ke dokter ketika Mums melihat adanya gejala-gejala keracunan air. Setelah diperiksa, dokter akan merekomendasikan perawatan yang tepat guna mengembalikan keseimbangan elekterolit tubuh bayi dan meredakan gejala.

Dalam kebanyakan kasus, dokter akan menyarankan untuk membatasi asupan air pada bayi dan mengupayakan pengeluaran cairan secara alami melalui buang air kecil. Namun, dalam kasus yang lebih parah, dokter akan memberikan pengobatan diuretik dan pemulihan kadar natrium melalui infus saline.

 

Air merupakan sumber penting yang dibutuhkan untuk menjaga kondisi tubuh tetap stabil. Namun, perlu diingat, untuk bayi berusia di bawah 6 bulan, pemberian air tambahan selain ASI atau susu formula sangat tidak disarankan. Pasalnya, hal ini justru akan membuat bayi mengalami keracunan air. Jadi, pastikan untuk memberikan air ketika usianya sudah lebih dari 6 tahun dan dengan jumlah yang tidak berlebihan ya, Mums! (BAG)

 

Baca juga: Kenali Ciri-ciri Air Minum Bersih, Supaya Terhindar dari Penyakit!
 

 

Referensi

Mom Junction. "Water Intoxication In Babies: Causes, Signs, Treatment And Prevention".