Periode masa 1000 hari pertama kehidupan adalah periode emas di mana masa pertumbuhan dan perkembangan anak harus sangat optimal. Di satu sisi, pada periode emas ini juga rawan terjadi infeksi karena daya tahan tubuh anak belum berkembang sempurna.

 

Infeksi yang kerap dialami bayi dan anak-anak di 2 tahun pertama kehidupan adalah infeksi di kulit, saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Manifestasinya berupa kulit gatal dan kemerahan, batuk, diare, kolik, sembelit, dan lain-lain.

 

Hal tersebut dijelaskan Dr. Frieda Handayani, SpA(K) dokter Spesialis Anak Konsultan Gastroenterologi dan Hepatolgi Anak, dalam seminar digital dengan tema “Gejala Alergi Saluran Cerna VS Gangguan Saluran Cerna Fungsional: Cara Membedakannya”, Rabu, 13 Oktober 2021.

 

Namun, diare, sembelit dan kolik, bisa juga karena alergi. Nah, Mums perlu membedakan apakah gejala di saluran cerna si Kecil karena ada gangguan saluran cerna fungsional, atau karena alergi!

 

Baca juga: Mums, Kenali 5 Makanan yang Sering Memicu Alergi

 

Kondisi Saluran Penceraan Anak Sebelum Usia 2 Tahun

Di dua tahun pertama kehidupan, menurut dr. Frieda, selaput lendir di usus bayi belum tertutup sempurna sehingga masih sangat terbuka dan rentan dengan paparan zat asing yang masuk ke saluran pencernaan. Barulah setelah melewati usia dua tahun, secara bertahap selaput mukosa atau selaput lendir di usus akan menutup sempurna.

 

Gangguan saluran pencernaan fungsional atau Functional Gastrointestinal Disorder (FGID) adalah gejala saluran cerna yang kronis, terjadi lama, dan berulang. Namum jika diperiksa, tidak ada kelainan apapun di saluran cerna si Kecil.

 

Gejala yang dialami di antaranya

- kolik atau nyeri hebat sehingga bayi menangis terus

- gumoh

- konstipasi

 

Kejadian tiga gejala tersebut cukup banyak. Gumoh misalnya, dialami 30% bayi di bawah usia 6 bulan, kolik dialami 20% bayi, konstipasi 15% dan diare < 10%. Penyebab FGID disebabkan karena faktor saluran cerna yang belum sempurna atau pengaruh lingkungan.

 

Baca juga: Cara Menenangkan Bayi Ketika Alami Kolik dan Rewel
 

Membedakan FGID dengan Alergi

Alergi adalah reaksi hipersensitif terhadap zat tertentu,. Alergi yang terbanyak dialami bayi adalah alergi susu sapi. Tentunya ini berlaku bagi bayi yang mendapatkan susu formula. Alergi susu sapi sering ditemui pada bayi berusia di bawah 6 bulan. Setelah 6 bulan, jenis alergen (zat pemicu alergi) biasanya akan bertambah, karena bayi sudah MPASI. Misalnya, alergi telur, udang, debu atau udara dingin.

 

Gejala alergi susu sapi bisa bermanfestasi di kulit berupa ruam dan kemerahan di pipi, diare, kolik, sembelit, hingga gejala sistemik atau di darah. Membedakannya dengan FGID menurut dr. Frieda adalah dengan melihat awal gejala dan durasinya.

 

“Alergi susu sapi biasanya terjadi di awal pertama kehidupan. Gejala akan muncul segera setelah mendapatkan susu sapi. Biasanya gejala muncul 1-2 jam setelah minum susu sapi, ada pula yang lebih lambat lebih dari 2 jam hingga 3 hari setelah minum susu sapi. Yang gejalanya muncul lebih lambat umumnya lebih ringan dibandingkan yang alergi tipe cepat,” jelas Frieda.

 

Perbedaan lainnya, alergi akan melibatkan gangguan di lebih dari satu organ. Jadi Mums, selain pipinya merah-merah dan gatal, biasanya disertai pula gejala lain yaitu napas sesak, usus bermasalah, atau kolik dan bisa muncul bersamaan.

 

Selain itu, gejala alergi biasanya terjadi pada bayi dengan riwayat alergi dari orang tua, atau saudara kandung, dan gejala akan menghilang jika menyingkirkan alergennya.

 

Baca juga: Saluran Cerna Sehat, Emosi Si Kecil pun Berkembang Baik

 

Cara Mengatasi Alergi dan FGID

Menurut dr. Frieda, baik FGID maupun alergi dapat menyebabkan anak kekurangan nutrisi. Oleh karena itu, keduanya harus ditangani dengan baik agar tidak mengganggu tumbuh kembang anak. Segera konsultasikan ke dokter apalagi jika ada tanda bahaya, yaitu berat badan dan tinggi badan tidak naik, muntah darah, feses disertai darah, dan lain-lain.

 

Mums bisa juga memanfaatkan Allergy-Tummy Checker yang dikembangkan Danone Specialized Nutrition Indonesia untuk membedakan gejala alergi dan gejala saluran cerna fungsional (FGID) pada si Kecil. Alat deteksi digital ini baru bisa dapat diakses di laman Bebeclub mulai tanggal 1 November 2021.

 

Baca juga: Mums, Penting Lho Deteksi Dini Alergi pada Anak. Cek di Tiga Organ Ini Ya!