Alergi makanan merupakan masalah yang sangat umum ditemui. Alergi kadang sudah bisa ditemui sejak bayi, ketika si Kecil mulai MPASI. Jenis makanan yang kerap memunculkan gejala alergi sehingga kulit si Kecil  merah-merah, muntah, atau mengalami gejala alergi lain bisanya telur atau udang.

 

Pada orang yang sensitif dengan bahan makanan tertentu, muncul respons imun yang tidak normal. Kondisi ini disebabkan karena sistem kekebalan yang salah mengenali beberapa protein dalam makanan sebagai berbahaya. Tubuh kemudian meluncurkan berbagai tindakan perlindungan, termasuk melepaskan bahan kimia seperti histamin, yang menyebabkan peradangan.

 

Sebenarnya, ada kemungkinan makanan apa pun bisa menyebabkan alergi, namun ada beberapa makanan yang paling sering menyebabkan alergi. Menariknya lagi, makanan ini sebenarnya dikenal sebagai beberapa makanan yang paling sehat. Nah, Mums dengan mengenali jenis makanan berikut, Mums akan lebih berhati-hati menyiapkan makanan untuk si Kecil dan anggota keluarga lainnya!

 

Baca juga: Apakah Bayi Bisa Mengalami Alergi ASI?

 

Makanan yang Sering Memicu Alergi

Berikut ini beberapa makanan yang sering memicu alergi dan kerrap tidak disadari:

 

1. Kerang

Kerang merupakan salah satu penyebab alergi makanan paling umum dan bisa muncul pertama kali di anak-anak atau setelah dewasa. Dalam keluarga kerang, kelompok krustasea, seperti udang, lobster, dan kepiting, menyebabkan reaksi alergi paling banyak.

 

Namun, banyak orang yang alergi terhadap kerang masih bisa makan moluska, seperti simping, tiram, dan remis, tanpa masalah. Sayangnya, di luar sana, semua jenis makanan laut sering kali disiapkan dan disajikan bersama. Jadi, jika kamu sangat reaktif terhadap salah satu kerang, sebaiknya hindari semuanya kecuali kamu tahu persis semua makanan tersebut disiapkan secara terpisah.

 

2. Kacang tanah

Alergi kacang tanah sebenarnya adalah kondisi yang sangat umum terjadi dan dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah dan berpotensi fatal. Meskipun penyebab seseorang mengembangkan alergi kacang tidak diketahui, namun orang dengan riwayat keluarga alergi kacang dianggap paling berisiko.

 

Seperti alergi lainnya, alergi kacang didiagnosis menggunakan kombinasi riwayat pasien, tes kulit, tes darah, dan makanan. Satu-satunya solusi yang efektif untuk masalah alergi kacang tanah ialah menghindari setiap produk dengan kandungan kacang tanah.

 

Baca juga: Jika Si Kecil Alergi Susu Sapi, Bagaimana Mengoptimalkan Tumbuh Kembangnya?
 

3. Gandum

Alergi gandum disebabkan karena salah satu protein yang terdapat dalam gandum. Alergi ini cenderung paling mempengaruhi anak-anak, tetapi banyak juga yang hilang seiring bertambahnya usia anak.

 

Alergi gandum biasanya memicu gejala, seperti masalah pencernaan, kulit gatal, muntah, ruam, bengkak, dan dalam kasus yang parah, anafilaksis. Alergi gandum seringkali disalahartikan sebagai penyakit celiac dan sensitivitas gluten non-celiac, yang dapat memiliki gejala pencernaan yang serupa.

 

Padahal, alergi gandum memicu respon imun terhadap salah satu protein yang terdapat pada gandum. Sedangkan, penyakit celiac dan sensitivitas gluten non-celiac disebabkan oleh reaksi kekebalan abnormal terhadap protein gluten yang ditemukan dalam gandum.

 

4. Ikan

Ikan dan kerang, meskipun sama-sama masuk dalam kategori seafood, namun keduanya tidaklah sama. Alergi terhadap ikan biasanya alergi terhadap ikan bersirip seperti tuna, halibut, atau salmon.

 

Anak dengan masalah alergi ikan mungkin juga memiliki alergi atau mungkin tidak alergi terhadap kerang dan sebaliknya. Sekali lagi, penting untuk berhati-hati terhadap kontak silang atau kontaminasi karena kerang dan ikan mungkin diproses secara bersamaan.

 

Baca juga: Bisakah Si Kecil yang Masih 1 Tahun Terkena Alergi?
 

5. Telur

Alergi telur menyebabkan ruam atau sakit perut tak lama setelah makan telur. Alergi telur berkembang ketika sistem kekebalan tubuh menjadi peka dan bereaksi berlebihan terhadap protein dalam putih telur dan atau kuning telur.

 

Pada alergi telur, tubuh melihat protein telur sebagai penyerbu asing dan mengirimkan histamin untuk menjaga tubuh, yang menyebabkan reaksi alergi. Alergi telur umumnya terjadi pertama kali pada anak-anak. Namun, sebagian besar kasus dapat diatasi saat anak beranjak remaja.

 

Tidak seperti intoleransi makanan, alergi makanan disebabkan oleh sistem kekebalan yang salah mengidentifikasi beberapa protein dalam makanan sebagai berbahaya. Alergi makanan dapat menyebabkan reaksi yang berpotensi mengancam jiwa, dan satu-satunya solusi untuk masalah ini adalah menghilangkan penyebab alergi dari diet. Jika Mums curiga si Kecil memiliki alergi makanan, bicarakan dengan dokter anak tentang hal itu untuk mendapatkan pemeriksaan.

 

Baca juga: Mums, Ini Gejala Intoleransi Laktosa pada Anak!

 

 

Referensi:

Thehealthy.com. Comon food allergies. 

Healthline.com. Food allergies.