Setelah mendapatkan nutrisi terbaik melalui ASI esklusif di 6 bulan pertama kehidupannya dilanjutkan MPASI, maka saat menginjak usia 1 tahun,  anak-anak sudah seharusnya mulai berlatih makan seperti orang dewasa. Menu untuk anak-anak haruslah mengandung nutrisi seimbang, terdiri dari kerbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral.

 

Mums mungkin juga menambahkan susu sebagai dukungan nutrisi untuk perkembangan tulang dan gigi si kecil. Selain sumber kalsium, susu adalah salah satu sumber protein hewani yang sangat baik untuk mendukung tumbuh kembang anak mulai usia lebih dari satu tahun. Bagaimana jika si kecil alergi susu sapi? Ada caranya Mums, yuk simak penjelasan ahli berikut ini!

 

Baca juga: Bisakah Si Kecil yang Masih 1 Tahun Terkena Alergi?

 

Mengenal Alergi Susu Sapi 

Kondisi tidak cocok susu sapi adalah salah satu tantangan kesehatan yang sering dialami oleh anak-anak. Gejala yang muncul dari kondisi ini bisa berbeda-beda pada setiap anak, tetapi umumnya berupa ruam merah yang gatal, bengkak, bersin-bersin, pilek, batuk, mata berair, sakit perut, muntah atau diare.

 

Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(K), M.Kes menyatakan bahwa selain menimbulkan gejala, kondisi si Kecil yang tidak cocok susu sapi juga membuatnya rentan mengalami kekurangan nutrisi penting, salah satunya adalah zat besi. Padahal, zat besi merupakan salah satu nutrisi esensial yang dapat mendukung si Kecil yang tidak cocok susu sapi, dapat tetap tumbuh maksimal.

 

“Risiko kekurangan zat besi pada anak yang tidak cocok susu sapi dapat disebabkan karena adanya pembatasan jenis asupan makanan yang tidak sesuai, serta adanya risiko inflamasi pada saluran cerna, sehingga dapat  menyebabkan si Kecil tidak memperoleh kecukupan asupan nutrisi penting,” jelas Prof. Budi dalam webinar yang diselenggarakan PT Sari Husada dan SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx, Rabu, 31 Maret 2021.

 

Lebih lanjut Prof. Budi menjelaskan, permasalahan anak yang tidak cocok susu sapi ini tidak bisa diremehkan, karena dampak dan prevalensi-nya yang umum ditemukan pada usia di  awal kehidupan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan nutrisi yang tepat dan adekuat pada awal kehidupan si Kecil, terutama bagi yang tidak cocok susu sapi.

 

Peran Mums di sini sangat penting, agar selalu tanggap dalam penanganan kondisi si Kecil. Saat mulai memberikan makanan tambahan selain ASI  setelah si kecil berusia 1 tahun dan ternyata si kecil tidak cocok dengan susu sapi, Mums tepat dapat meneruskan ASI sebagai merupakan terbaik bagi si Kecil.

 

"Segera konsultasikan dengan dokter anak untuk dapat diagnosa dan penanganan yang tepat. Mums dengan kondisi si Kecil yang tidak cocok susu sapi juga tidak perlu khawatir dalam pemenuhan nutrisinya karena sesuai anjuran tenaga kesehatan atau dokter terdapat beberapa pilihan pengganti protein susu sapi seperti Protein Terhidrolisa Ekstensif atau asam amino. Namun, jika terdapat kendala dalam memperoleh alternatif tersebut dapat diberikan Isolat Protein Soya sesuai dengan anjuran dan edukasi dari Dokter,” jelas Prof. Budi.

 

Prof Budi juga menjelaskan bahwa sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa pola pertumbuhan, kesehatan tulang dan fungsi metabolisme, penyerapan zat mineral tubuh, fungsi saraf, serta fungsi hormonal dari anak-anak yang mengkonsumsi Isolat Protein Soya tidak berbeda dengan anak-anak yang mengkonsumsi susu sapi.

 

Baca juga: Alergi Makanan yang Umum Dialami Bayi dan Balita

 

Risiko Kekurangan Zat Besi pada Alergi Susu Sapi

Ahli gizi Prof. DR. Dr. Saptawati Bardosono, MSc., menambahkan bahwa adanya pembatasan makanan yang tidak tepat pada si Kecil yang tidak cocok susu sapi dapat menyebabkan asupan nutrisi zat besi tidak adekuat.

 

Zat besi merupakan salah satu nutrisi penting untuk mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan fungsi kognitif si Kecil, termasuk bagi anak yang dengan kondisi tidak cocok susu sapi. Dengan mencukupi kebutuhan Zat Besi pada si Kecil, diharapkan dapat mendukung ia mencapai tumbuh kembang yang maksimal dan terhindar dari dampak buruk akibat kekurangan Zat Besi seperti prestasi akademik yang menurun, mudah terserang penyakit, gangguan permanen pada sistem motorik dan sensorik, serta pertumbuhan fisik yang terhambat.

 

“Namun tidak hanya Zat Besi, kombinasi Zat Besi dan Vitamin C dengan rasio yang sesuai dapat membantu meningkatkan penyerapan Zat Besi di dalam tubuh si Kecil. Oleh karena itu, penting untuk memberikan si Kecil sumber nutrisi yang kaya akan kedua nutrisi tersebut. Sumber makanan yang mengandung Zat Besi dapat diperoleh misalnya pada daging merah, ayam, ikan, sayuran dan bisa juga dilengkapi dengan susu berbasis isolat protein soya yang mengandung zat besi dan vitamin C agar ia bisa tetap tumbuh maksimal," jelas Prof. Tati.

 

Penanganan Alergi Anak dengan 3K Plus

Dalam rangka Pekan Alergi Dunia, PT Sari Husada menyempurnakan kampanye ‘Gerakan 3K’ dalam penanganan alergi pada anak menjadi menjadi 3K+, yaitu:

  • Kenali gejalanya
  • Konsultasikan ke dokter yang bisa dilakukan melalui telepon atau online agar Si Kecil mendapat penanganan yang tepat
  • Kendalikan faktor penyebab tidak cocok susu sapi dengan alternatif nutrisi yang tepat, serta
  • Kembangkan dan asah potensi prestasi si Kecil dengan stimulasi yang tepat agar ia tumbuh maksimal dan siap jadi Anak Generasi Maju. 

 

Nah, Mums tidak perlu risau lagi jika si kecil alergi susu sapi. Karena masih ada alternatif sumber nutrisi lainnya agar tumbuh kembangnya optimal!

 

Baca juga: Ini Perbedaan Alergi dan Intoleransi Makanan