Tidak selamanya si Kecil akan terus memakai popok. Biasanya, Mums akan mengajarkan potty training atau toilet training ketika si Kecil menginjak usia 2 tahun, yaitu melatih si Kecil untuk melakukan buang air kecil atau besar sendiri di toilet. Pasalnya, si Kecil kemampuan fisik maupun kognitifnya sudah baik. Jangan lakukan terlalu dini karena bisa menyebabkan kandung kemih si Kecil terluka.

 

Baca juga: 3 Buah untuk Melancarkan Buang Air Besar
 

Tidak disarankan untuk Mums terlambat mengajarkan toilet training kepada si Kecil karena bisa saja ia mengompol pada saat usia pra-sekolah. Agar latihan tidak terlalu dini ataupun terlambat, ada beberapa tanda yang harus Mums ketahui!

 

Kapan memulai toilet training?

Latihan toilet training bisa diterapkan kepada si Kecil jika ia sudah menunjukkan tanda-tanda dan ketertarikannya seputar toilet. Kebanyakan dari anak akan menunjukkan ketertarikannya pada hal ini di usia 2 tahun. Namun, jangan khawatir jika si Kecil belum menujukkan ketertarikannya sampai usia 3 tahun. Melatih toilet training memang membutuhkan waktu dan kesabaran.

 

Baca juga: Takut Pipis di Toilet Umum? Mungkin Kamu Mengalami Pee Shy!

 

Tanda si Kecil siap toilet training

Berikut tanda-tanda yang bisa menjadi acuan Mums si Kecil siap untuk diajarkan toilet training:

  • Tanda secara fisik. Dilihat dari fisiknya, si Kecil sudah mampu untuk berjalan dan berlari dengan stabil serta bisa mengontrol otot kandung kemihnya. Ia pun sudah bisa memprediksi dan memberi tahu kapan ia ingin buang air.
  • Tanda secara sikap. Si Kecil sudah bisa duduk dengan tenang dalam satu posisi selama 2 menit, tidak nyaman menggunakan popok, memberi tahu Mums jika ia ingin buang air kecil atau besar, menunjukkan tanda kemandirian, seperti membuka celananya pada saat ingin buang air, serta tertarik dengan potty seat.
  • Tanda secara kognitif. Si Kecil sudah bisa mengikuti beberapa perintah, mengatakan jika ia ingin buang air kecil atau besar, serta tertarik untuk melihat apa yang ada di dalam toilet.

 

Ajaklah si Kecil untuk belajar menggunakan toilet jika beberapa tanda di atas sudah ditunjukkan olehnya. Namun apabila si Kecil menolaknya, jangan dipaksa. Tunggu dan ulangi toilet training di lain waktu. Selain itu, proses mengajarkan toilet training harus menyesuaikan diri dengan rutinitas si Kecil.

 

Yang bisa Mums lakukan: 

Mums bisa menjadi role model untuknya serta mengajarkan kata-kata kepada si Kecil untuk mengistilahkan buang air kecil atau besar. Selain itu, Mums bisa menaruh potty seat si Kecil di kamar mandi. Buat sesi buang air menjadi senyaman dan semenyenangkan mungkin bagi si Kecil.

 

Hindari ini saat menerapkan toilet training!

  • Jangan menerpakan toilet training apabila dalam waktu dekat ia akan punya adik. Pasalnya, pelaksanaan toilet training bisa menjadi tidak fokus dan rutin.
  • Jangan memaksakan si Kecil untuk duduk di potty seat saat ia belum menginginkannya. Yang ada, si Kecil akan merasa tertekan dan terpaksa melakukannya.
  • Jangan membandingkan si Kecil dengan teman sebayanya yang sudah bisa menggunakan toilet dengan baik. Jika prosesnya terburu-buru, si Kecil justru akan semakin susah beradaptasi.
  • Jika si Kecil melakukan kesalahan dalam proses toilet training, jangan memarahinya.

 

Yang diperlukan dalam proses toilet training adalah kesabaran Mums dan rutinitas. Jadi, jangan memaksa si Kecil apabila belum menunjukkan tanda-tanda di atas, ya. Karena dengan memaksa, proses toilet training malah akan menjadi lama. (AP/AS)

 

Baca juga: Rutin Memotong Kuku untuk Kesehatan dan Kebersihan

 

Arti Warna Feses Bayi - GueSehat.com