Yeay, setelah menantikan kehadiran sang buah hati, akhirnya Mums dinyatakan hamil! Pastinya sangat menyenangkan sekaligus menegangkan ya, Mums. Nah, salah satu momen yang tidak ingin dilewatkan dan pastinya paling ditunggu selama proses kehamilan ini tentu saja adalah saat melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan.

 

Yup, selain bisa bertanya banyak hal mengenai kehamilan, selama pemeriksaan, Mums juga bisa mengetahui tumbuh kembang si Kecil dalam kandungan. Pastinya sangat menggembirakan ya, Mums.

 

Meski begitu, bagi Mums yang baru pertama kali menjalani kehamilan, mungkin waktu pemeriksaan kehamilan ini bisa menjadi hal yang cukup membingungkan. Mulai dari kapankah waktu terbaik untuk mengecek ke dokter kandungan, hingga seberapa sering harus melakukan pemeriksaan tersebut. Untuk membantu Mums, berikut ini uraian selengkapnya.

 

Kapankah Waktu Terbaik untuk Mengecek ke Dokter Kandungan?

Untuk memastikan kondisi kehamilan Mums tetap baik-baik saja, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan kandungan dengan jadwal sebagai berikut:

- Minggu ke-4 hingga 28: 1 kali kunjungan dalam sebulan.

- Minggu ke-28 hingga 36: 1 kali setiap 2 minggu.

- Minggu ke-36 hingga mendekati waktu persalinan: 1 kali setiap minggu.

 

Usahakan untuk tidak melewatkan jadwal pemeriksaan kandungan. Pemeriksaan kandungan penting untuk memastikan kondisi bayi dan juga Mums sendiri. Apabila ditemukan masalah selama kehamilan, diharapkan dengan adanya pemeriksaan, tindakan pencegahan dan juga pengobatan bisa dilakukan sedini mungkin.

 

Baca juga: Kunjungan Pertama ke Dokter Kandungan
 

Faktor Risiko yang Membutuhkan Waktu Pemeriksaan Kehamilan Lebih Sering

Jadwal pemeriksaan kehamilan yang telah direkomendasikan bisa mengalami beberapa perubahan, terutama jika dokter menemukan adanya faktor risiko dalam kehamilan Mums. Beberapa faktor risiko yang dimaksud antara lain:

 

1. Berusia 35 tahun ke atas

Wanita hamil dengan usia 35 tahun ke atas memiliki peluang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan kondisi cacat lahir. Selain itu, wanita hamil berusia 35 tahun ke atas juga memiliki risiko mengalami komplikasi yang lebih tinggi selama kehamilan. Maka dari itu, dokter biasanya akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan kandungan lebih sering dari yang telah direkomendasikan.

 

2. Memiliki masalah kesehatan yang sudah ada sebelum kehamilan

Bagi Mums yang memiliki riwayat diabetes atau tekanan darah tinggi, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih sering. Selama kehamilan dokter biasanya juga akan berupaya untuk mengontrol kondisi Mums agar tetap stabil sehingga tidak akan memengaruhi kehamilan ataupun kesehatan bayi. Masalah kesehatan lain seperti asma, lupus, anemia, atau obesitas mungkin juga memerlukan lebih banyak kunjungan untuk pemeriksaan.

 

3. Masalah medis yang berkembang selama kehamilan

Selama kunjungan prenatal, dokter akan memperkirakan kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi selama hamil. Ini termasuk preeklampsia atau tekanan darah tinggi yang berhubungan dengan kehamilan, dan diabetes gestasional, sejenis diabetes yang terjadi selama kehamilan. Apabila Mums mengalami salah satu dari kondisi ini, biasanya dokter akan meminta Mums untuk melakukan kunjungan pemeriksaan lebih sering.

 

4. Risiko persalinan prematur

Jika Mums memiliki riwayat persalinan prematur atau tanda-tanda mengalami persalinan prematur, biasanya dokter akan memantau kehamilan Mums lebih intens.

 

Baca juga: Kapan Sebaiknya Melakukan USG Kehamilan?

 

Selain Pemeriksaan Kandungan, Apa yang Perlu Dilakukan untuk Memastikan Kehamilan Senantiasa Sehat?

Pemeriksaan kandungan secara berkala sesuai waktu yang telah direkomendasikan menjadi salah satu upaya untuk menjaga kehamilan selalu sehat. Meski begitu, ada beberapa hal penting lain yang tidak boleh terlewatkan agar kondisi Mums dan juga si Kecil dalam kandungan selalu sehat, di antaranya:

 

1. Memperhatikan nutrisi

Mengonsumsi makanan bergizi selama kehamilan terkait dengan perkembangan otak janin yang optimal, berat lahir yang sehat, dan menurunkan risiko cacat lahir. Diet seimbang juga akan mengurangi risiko anemia, serta gejala kehamilan yang membuat Mums tidak nyaman seperti kelelahan dan morning sickness. Diet kehamilan yang seimbang meliputi protein, vitamin C, kalsium, buah-buahan dan sayuran, biji-bijian, makanan kaya zat besi, lemak yang cukup, dan asam folat.

 

2. Aktivitas fisik

Kehamilan tidak menjadi halangan untuk tetap bugar dengan melakukan aktivitas fisik ataupun olahraga ringan. Selain menyehatkan Mums, aktivitas fisik selama kehamilan juga bermanfaat bagia kesehatan janin.

 

Berolahraga 30 menit sehari terbukti dapat membantu sirkulasi, memperkuat otot, dan mengurangi stres. Meski begitu, penting untuk tetap berkonsultasi terlebih dulu pada dokter kandungan Mums mengenai olahraga atau aktivitas fisik apa yang disarankan.

 

3. Konsumsi suplemen dan vitamin prenatal

 

Folamil Genio - GueSehat.com

 

Sebagian besar nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan harus berasal dari makanan, tetapi suplemen dan vitamin prenatal juga tidak boleh Mums lewatykan manfaatnya. Perlu diingat bahwa selama hamil, Mums membutuhkan nutrisi 3 kali lebih banyak dari biasanya. Untuk itulah suplemen dan vitamin dibutuhkan, sehingga dapat membantu memberikan nutrisi tambahan yang dibutuhkan bagi perkembangan janin.

 

Salah satu kandungan dari suplemen dan vitamin prenatal yang memiliki banyak manfaat selama kehamilan adalah asam folat. Asam folat adalah jenis vitamin B yang dapat membantu menurunkan risiko anak mengalami cacat tabung saraf.

 

Kehamilan tentu menjadi momen berharga bagi Mums, sehingga Mums akan mengupayakan berbagai hal untuk menjaganya tetap sehat. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan juga mengonsumsi makanan bernutrisi, berolahraga, serta tidak melewatkan suplemen dan vitamin prenatal. (AS)

 

Baca juga: Pentingnya Zat Besi untuk Kehamilan dan Mencegah Anemia
 

Sumber

Healthline. "Maintaining a Healthy Pregnancy".

WebMD. "How Often Do I Need Prenatal Visits?".