Olahraga itu penting selama kehamilan supaya Mums tetap fit. Namun kalau Mums memiliki masalah kesehatan tertentu saat sedang hamil, sebaiknya tanyakan dengan dokter apakah aman untuk berolahraga. Mums juga perlu mengetahui tanda-tanda kapan harus berhenti olahraga saat hamil.

 

Konsultasikan dengan dokter jika Mums mengalami nyeri di bagian tubuh tertentu atau masalah kesehatan lainnya. Pada umumnya, Mums disarankan untuk langsung berhenti olahraga jika merasa tidak enak badan atau nyeri. Jadi, kapan harus berhenti olahraga saat hamil? Baca penjelasannya di bawah ini ya, Mums! 

 

Baca juga: Dapatkan Informasi Seputar Promil, Kehamilan, dan Tumbuh Kembang Langsung dari Ahlinya
 

Kapan Harus Berhenti Olahraga saat Hamil?

Pada trimester kehamilan berapa pun, jika mengalami gejala ini, maka Mums harus berhenti berolahraga:

  • Sulit bernapas
  • Merasa pusing
  • Mengalami nyeri dada
  • Detak jantung tidak beraturan
  • Perut terasa kencang
  • Keluar cairan atau air ketuban dari vagina
  • Mengalami perdarahan pada vagina
  • Mengalami nyeri perut
  • Mengalami nyeri panggul
  • Mengalami kelelahan
  • Mengalami kelemahan otot
  • Mengalami nyeri atau pembengkakan di bagian bawah kaki
  • Bayi dalam kandungan mengalami penurunan pergerakan

 

Bahkan, meski Mums hanya sebatas merasa tidak enak badan, tidak nyaman, atau merasa khawatir, maka ikuti insting Mums untuk segera berhenti olahraga dan beraktivitas. Konsultasikan kondisi Mums dengan dokter.

 

Baca juga: 3 Hal yang Harus Dihindari untuk Mengurangi Mual Berlebihan Saat Hamil


Jangan Berolahraga dalam Kondisi Ini

Selain mengetahui kapan harus berhenti olahraga saat hamil, Mums juga perlu tahu waktu atau kondisi di mana Mums dilarang untuk berolahraga:

  • Jika Mums sering mengalami kontraksi palsu (braxton hicks)
  • Jika cuaca atau udara sangat panas
  • Jika Mums mengalami perdarahan 
  • Jika Mums mengalami nyeri yang berada dalam di perut atau panggul

 

Hubungi dokter jika Mums mengalami nyeri perut atau panggul dan jika terdapat bercak darah dari vagina.

 

Jangan Olahraga Berlebihan

Hindari terlalu memaksakan diri Mums saat berolahraga karena bisa menyebabkan tubuh Mums mengalami kepanasan. Hal tersebut tidak baik untuk bayi. Mums diperbolehkan berolahraga hingga napas lebih dalam dan detak jantung lebih cepat, tetapi jangan sampai Mums tidak bisa berbicara karena sulit mengatur napas.

 

Kalau Mums mengikuti kelas olahraga atau olahraga di gym, beritahukan trainer atau instruktur bahwa Mums sedang hamil. Sebaiknya, Mums mengikuti kelas olahraga khusus untuk ibu hamil, sehingga lebih aman.

 

Baca juga: Beser Terus saat Hamil? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya, Mums!
 

Detak Jantung Ideal saat Melakukan Olahraga Aerobik saat Hamil

Penting bagi Mums untuk tahu detak jantung ideal saat melakukan olahraga aerobik selama hamil. Contoh olahraga aerobik adalah senam, berenang, berjalan kaki, dan banyak lagi. Berikut detak jantung ideal saat melakukan olahraga aerobik untuk ibu hamil:

  • Usia kurang dari 18 tahun: 140-155 detak per menit.
  • Usia 20-29 tahun: 135-150 detak per menit.
  • Usia 30-39 tahun: 130-145 detak per menit.
  • Usia di atas 40 tahun: 125-140 per menit.

 

Pastikan detak jantung Mums ideal dan tidak berlebihan saat sedang berolahraga. 

 

Konsumsi Makanan Sehat saat Hamil

Mums juga perlu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang saat hamil selain melakukan olahraga rutin. Mengonsumsi makanan yang bernutrisi akan memberikan energi untuk Mums dan bayi dalam kandungan. Konsultasikan dengan dokter tentang aturan makanan dan nutrisi yang Mums butuhkan selama hamil! (AS)

 

 

Referensi

Tommy's. When to stop exercising in pregnancy. Juli 2021.
RCOG. Recreational Exercise and Pregnancy: Information for you. 2006.