Penyakit

Kanker Nasofaring

Deskripsi

Kanker nasofaring adalah penyakit di mana sel-sel ganas (kanker) terbentuk di jaringan nasofaring. Untuk memahami kanker nasofaring, ada baiknya mengetahui struktur dan fungsi nasofaring. Nasofaring berada di bagian atas tenggorokan (faring), belakang hidung dan di dekat pangkal tengkorak. Nasofaring berfungsi sebagai jalur udara dari hidung ke tenggorokan (dan akhirnya ke paru-paru).

 

 

Beberapa jenis tumor dapat berkembang pada nasofaring, yaitu yang jinak/benign/non kanker dan ada pula yang ganas/malignant/kanker. Tumor ganas/kanker yang paling sering ada pada nasofaring adalah nasopharyngeal carcinoma (NPC). Karsinoma adalah kanker yang dimulai pada sel-sel epitel yang melapisi permukaan internal maupun eksternal tubuh. Ada tiga jenis NPC tergantung bagaimana sel kanker terlihat di bawah mikroskop yaitu keratinizing squamous cell carcinoma, non-keratinizing squamous cell carcinoma, dan undifferentiated carcinoma.

 

Baca juga: Hati-hati, Ikan Asin Bisa Memicu Kanker Nasofaring

Pencegahan

Kebanyakan orang yang mengalami kanker nasofaring tidak memiliki faktor risiko yang dapat dihindari sehingga kanker nasofaring tidak dapat dicegah. Upaya yang dapat dilakukan adalah memperbaiki gaya hidup juga dengan mengurangi penggunaan tembakau ataupun alkohol yang juga terkait dengan faktor risiko sejumlah jenis kanker lainnya serta masalah kesehatan. Sehingga menghindari penggunaan tembakau dan alkohol dapat memiliki banyak manfaat. Upaya lainnya yang dapat dilakukan adalah rutin periksakan diri agar kondisi kesehatan tetap terkontrol dengan baik dan dapat mendeteksi penyakit dengan lebih cepat sehingga dapat mencegah perparahan.

Gejala

Seringkali sulit untuk mengenali kanker nasofaring karena gejalanya mirip dengan kondisi lain yang kurang serius dan penderita tidak memiliki gejala apapun sampai kanker mencapai stadium lanjut. Gejala kanker nasofaring yang sering muncul adalah benjolan atau massa di leher dan mungkin pula muncul di kedua sisi leher arah belakang. Gejala lain yang mungkin muncul adalah gangguan pendengaran, telinga yang berdengung, infeksi telinga yang berulang kambuh, hidung tersumbat, mimisan, sakit kepala, sakit di bagian wajah atau mati rasa, kesulitan membuka mulut, atau bisa juga penglihatan yang kabur. Infeksi telinga lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa.

 

Baca juga: Ini 5 Jenis Kanker Paling Langka di Dunia!

Penyebab

Penyebab pasti kanker nasofaring masih belum diketahui. Salah satu penyebab yang masih dalam masa penelitian adalah virus Epstein-Barr. Virus Epstein-Barr dapat menyebabkan sel-sel di nasofaring menjadi sel kanker walaupun kasusnya masih jarang. Banyak mengkonsumsi makanan seperti ikan atau daging yang diasinkan dapat meningkatkan kemampuan virus Epstein-Barr untuk menyebabkan kanker nasofaring. Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko terkena kanker nasofaring antara lain jenis kelamin (lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding wanita), etnis (beberapa etnis Asia maupun China lebih memiliki risiko tinggi dibanding etnis Amerika atau Eropa), dan faktor genetik maupun keturunan.

Diagnosis

Untuk mengetahui diagnosis penyakit tertentu, akan dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang lainnya yang diperlukan. Pada kasus kanker nasofaring, akan dilakukan wawancara terkait riwayat penyakit dan riwayat kesehatan lengkap untuk mengetahui gejala dan kemungkinan faktor risiko yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari tanda-tanda yang mungkin muncul khususnya bagian kepala, leher, hidung, mulut, tenggorokan, otot wajah, dan kelenjar getah bening di leher.

 

 

Untuk melihat langsung ke dalam nasofaring, diperlukan teknis khusus karena letaknya yang cukup jauh dan tidak mudah terlihat. Teknik yang bisa dilakukan adalah nasofaringoskopi langsung dan tidak langsung. Jika tumor terletak di bawah lapisan nasofaring (submukosa), maka memerlukan tes pencitraan penunjang (CT scan, chest x-ray, MRI scan,PET scan). Tes penunjang lainnya yang mungkin dilakukan adalah biopsi (biopsi endoskopi dan fine needle aspiration biopsy) dan tes darah.

 

Baca juga: Jumlah Tahi Lalat Bisa Menyebabkan Risiko Kanker

Penanganan

Setelah kanker nasofaring ditemukan dan ditentukan stadiumnya, maka dapat dilakukan pemilihan terapi pengobatan yang sesuai. Terapi yang diberikan disesuaikan dengan stadium kanker, kondisi keseluruhan kesehatan pasien, dan faktor lainnya yang mungkin berpengaruh. Beberapa pilihan terapi yang dapat diberikan pada pasien kanker nasofaring yaitu operasi, terapi radiasi, kemoterapi, dan targeted therapy. Setelah terapi, biasanya akan dilakukan follow-up bisa mingguan, bulanan, atau tahunan untuk melihat perkembangan penyakit dan keberhasilan terapi. Sangat penting untuk melaporkan atau mengkonsultasikan dengan tenaga kesehatan bila muncul gejala baru pascaterapi.

Rekomendasi Artikel

Hati-Hati Gejala Kanker Ini Mirip Flu!

Hati-Hati Gejala Kanker Ini Mirip Flu!

Deteksi dini dan terapi yang dilakukan Kim Woo Bin saat didiagnosis kanker nasofaring dapat meningkatkan peluang kesembuhan. Kenali gejala kanker yang mirip flu ini!

Hati-Hati, Ikan Asin Bisa Memicu Kanker Nasofaring

Hati-Hati, Ikan Asin Bisa Memicu Kanker Nasofaring

Ustad Arifin Ilham kembali dirawat di rumah sakit akibat penyakit kanker nasofaring yang dideritanya. Gengs, waspadai faktor risiko penyakit ini!

GueSehat

10 January 2019

Ayo, Tingkatkan Kesadaran Kamu Tentang Kanker Kepala dan Leher!

Ayo, Tingkatkan Kesadaran Kamu Tentang Kanker Kepala dan Leher!

Kasus kanker kepala leher semakin meningkat di Indonesia. Salah satu penyebab utamanya adalah rokok. Yuk ketahui lebih lanjut mengenai penyakit ini.

GueSehat

27 July 2018

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...