Apakah Geng Sehat pernah diberi harapan palsu atau di-PHP? Harapan palsu adalah salah saru cerita yang sering kita dengar dalam romansa percintaan. Biasanya kisah iini terjadi di masa PDKT alias pendekatan. Nah apakah tujuan seseorang memberi harapan palsu?

 

Harapan palsu tidak akan terjadi, jika kedua belah pihak akhirnya menjadi sepasang kekasih. Berbeda cerita jika hanya salah satu pihak yang berharap, atau cinta bertepuk sebelah tangan. Pihak yang "menolak" menjadi tertuduh pemberi harapan palsu.

 

Pihak yang dikecewakan umumnya akan mengeluhkan pihak kedua dengan alasan sudah memberikan segala pengorbanan, kebaikan, dan segala hal lainnya. Terdengar ironis ya Geng, karena memang seharusnya baik laki-laki maupun wanita menggunakan alasan berbuat baik sebagai cara untuk mendapatlan hati orang yang disukai dalam fase pendekatan.

 

Baca juga: Cinta Kamu tak Berbalas? Kenali Tanda-tandanya!

 

Dia Pemberi Harapan Palsu atau Kamu yang Terlalu Berharap?

Daripada menuduh salah satu pihak sebagai pemberi harapan palsu, kenapa Kamu tidak melihatnya secara lebih holistik? Bagaimana jika sejak awal memang Kamu menjadi pihak yang memang terlalu banyak berharap?

 

Bisa jadi orang yang Kamu tuduh sebagai pemberi harapan palsu tidak merasa melakukan hal itu karena memang tidak ada rasa cinta pada dirinya sejak awal. Perlu diketahui, ada orang yang mau diajak jalan, makan, atau nonton bareng bukan berarti menyukaimu.

 

Bisa jadi mereka hanya sedang bosan dengan rutinitas kesehariannya, atau sekedar ingin bersenang-senang dengan teman. Bukan untuk menjalin hubungan romansa yang serius. Jika menggunakan logika berpikir kritis dan tidak terbawa suasana, tidak ada yang salah dengan memberi sikap seperti itu.

 

Bisa jadi yang memberikan Kamu harapan tentang perasaan tersebut adalah Kamu sendiri yang terlalu banyak berharap. Daripada hal tidak menyenangkan semacam itu terus terjadi, lebih baik Kamu melakukan jurus-jurus anti PHP di bawah ini:

 

1. Pastikan Dia Memang Memberi Harapan

Sebelum menuduh dia sebagai pemberi harapan palsu, pastikan terlebih dahulu jika dia memang memberimu harapan. Siapa tahu, dia tidak bermaksud memperlakukanmu spesial. Bisa saja dia memang memiliki sikap perhatian. Jangan langsung menyimpulkan terlalu cepat. Bukan berarti orang yang mau mengantarkan Kamu pulang, menemani makan itu memiliki rasa suka.

 

2. Coba Pantau Media Sosialnya

Sekarang stalking di media sosial sangat mudah. Hampir semua orang punya medsos. Nah, Kamu bisa mencari tahu aktivitas apa yang mencuri perhatiannya. Jika beruntung, Kamu bisa menemukan jejak berarti soal apakah dia sedang menyukai sesorang, atau apakah dia mempunyai teman dekat lain, atau bahkan sudah mempunyai kekasih. Dengan begitu, Kamu bisa memastikan bahwa dia tidak hanya bersikap baik hanya denganmu saja.

 

Baca juga: Ini Alasan Pria Jarang Umbar Kemesraan di Media Sosial

 

3. Cari Tahu Track Recordnya

Setiap orang memiliki sikap dan respon ‘suka’ yang berbeda-beda. Ada orang yang pemalu yang justru tidak bisa menunjukan perasaan terhadap orang yang disukai namun bisa bersikap terbuka kepada orang yang dianggap teman.

 

Karena itu, sebisa mungkin galilah informasi tentang sikapnya terhadap lawan jenis yang disuka. Cari tahu juga apakah sekarang dia diam-diam punya pacar? Apakah dia tipe yang suka gonta-ganti pasangan?

 

4. Perhatikan Kapan Saja Dia Mendekatimu

Coba evaluasi lagi, kapan dia biasa menghubungimu. Jangan sampai dia hanya mendekati ketika memiliki urusan penting. Atau lebih parah lagi ketika hanya dia yang memiliki urusan penting. Jika benar begitu, tentu kasusnya bukan karena dia benar-benar menyukaimu. Jika Kamu sesorang yang spesial untuknya, ia akan menghubungimu kapan saja ia merindukanmu.

 

5. Jangan Menganggap Dia Siapa-Siapa

Menjaga ekspektasimu sebelum kesengsem terhadap orang yang dianggap memberi harapan sangat penting ya Gengs. Daripada Kamu sakit hati, lebih baik Kamu tidak perlu memendam perasaan aoa-apa terlebih dulu.

 

Netralisir perasaanmu dengan menganggap sikap baiknya hanyalah karena wataknya yang ramah. Jika ia bersungguh-sunggu, ia pasti tidak akan membiarkanmu menebak-nebak terlalu lama.

 

Baca juga: Jangan Terbuai Kata Cinta yang Manipulatif Ini!

 

6. Menjadi Korban Itu Pilihan

Yang paling penting adalah bagaimana Kamu mencatumkan identitas sebagai ‘korban’. Tidak bisa dipungkiri di luar sana memang ada orang yang suka mempermainkan perasaan orang lain. Tapi disinilah momen di mana Kmau harus membuktikan kesanggupanmu untuk bertahan. Ia memang memberikan harapan palsu, tapi menjadi ‘korban’ adalah sebuah ‘pilihan’.

 

Kamu tidak harus merasa menjadi korban. Jangan mau menjadi pihak yang terus diinjak. Tenang saja, biarkan dia pergi dan tidak banyak menyalahkan. Suatu hari nanti, Kamu akan mendapatkan sesorang yang lebih baik dan menerimu apa adanya.

 

Baca juga: Apakah Ada Orang yang Tidak Pernah Merasakan Jatuh Cinta?

 

 

Sumber

Theodysseyonline.com. Girl given false hope.

Yaourtango.com. 5 signs youre relationship going nowhere.