Kalau membahas jamur, menurut Kamu jamur apa yang sangat terkenal di Jepang? Pasti Kamu akan menjawab jamur shitake, jamur yang terkenal memiliki rasa yang sangat enak. Tapi tahukah Kamu kalau selain jamur shitake masih ada jenis jamur lain yang sangat enak juga bermanfaat? Yup, jawabannya adalah jamur maitake. Namanya memang rada mirip dengan jamur shitake, tapi ini jenis jamur yang berbeda.

 

Apa itu jamur maitake? Jamur maitake (Grifola frondosa) merupakan salah satu jenis jamur pangan yang sangat populer di Jepang, baik di kalangan masyarakat setempat maupun para pelajar yang bersekolah di Jepang. Tidak hanya itu, jamur ini ternyata juga cukup dikenal di Amerika Serikat dengan nama Hen of the wood.

 

Jamur ini memiliki rasa yang cukup lezat dan cocok dikombinasikan dengan bahan makanan lainnya. Tekstur jamur maitake lembut seperti daging sapi dan harganya relatif terjangkau, terutama untuk kalangan mahasiswa. Orang Jepang menganggap jamur ini sangat istimewa.

Baca juga: Cara Menggoreng Makanan yang Benar dan Sehat

 

Tak hanya lezat, jamur ini juga kaya akan nutrisi. Setiap 100 gr jamur maitake segar mengandung 51 mg kolin, 9,1 mg niasin, 204 mg potasium, 10 mg magnesium, dan 1 mg kalsium. Kandungan 31 kalori di dalamnya memberikan energi yang cukup bagi orang yang sedang menjalani diet dan membatasi asupan karbohidrat. Menurut ahli jamur Amerika Serikat, Paul Stamets, rasa maitake sangat lezat, terutama bagian tubuhnya yang belum terbuka. Tingginya kandungan potasium membuat jamur ini efektif mengendalikan tekanan darah tinggi.

 

Maitake barasal dari bahasa Jepang, yang artinya 'jamur tarian'. Ini dikarenakan masyarakat akan menari kegirangan ketika menemukan jamur maitake. Dahulu di istana, kaisar akan membayar jamur maitake dengan perak seberat jamur kepada masyarakat. Pada zaman itu, yang mengonsumsi jamur ini hanyalah kalangan istana kekaisaran Jepang. Kaisar Jepang dan keluarganya mengonsumsi jamur maitake untuk menjaga kebugaran, mempertahankan vitalitas, dan memperlambat penuaan.

 

Di zaman modern sekarang, siapapun bebas menikmati maitake atau Grifola frondosa ini. Nama ilmiah dari jamur ini berasal dari griffin, yang bersumber pada grifon. Dalam mitologi Yunani, grifon berarti 'singa rajawali'. Makhluk ini bertubuh singa, tetapi bersayap dan berkepala rajawali. Singa merupakan raja rimba dan rajawali adalah raja udara. Griffin sejatinya penggambaran makhluk yang berkuasa atas hal itu. Maitake pun terkenal dengan julukan Raja Jamur.

 

Jamur maitake yang ditanam tanpa bahan kimia sangat cocok untuk dikonsumsi sebagai suplemen kesehatan. Profesor Hiroaki Nanba, periset di Universitas Kesehatan Kobe, Jepang, menjelaskan bahwa zat yang bernama betaglukan dalam maitake berkhasiat menjaga kesehatan dengan menetralkan radikal bebas.

Baca juga: 11 Makanan Ini Ternyata Berisiko Membuat Kamu Keracunan!

 

Radikal bebas memicu kerusakan berbagai jaringan dalam tubuh. Kerusakan jaringan itu kerap membuat sel bermutasi menjadi sel ganas penyebab kanker. Berbagai studi dan pengujian sejak 1998 mengungkapkan keampuhan betaglukan pada jamur maitake dalam melawan kanker. Suplemen kesehatan berbahan maitake juga efektif mencegah penurunan kesehatan atau gangguan metabolisme selama proses kemoterapi.

 

Lazimnya pasien yang sedang menjalani kemoterapi kerap kehilangan nafsu makan, mual, berdarah ketika berkemih, atau mengalami kerontokan rambut. Dengan mengonsumsi maitake, gejala-gejala itu tidak muncul. Proses penyembuhan pasca-pengangkatan sel kanker pun akan berlangsung lebih cepat.

Baca juga: Makanan yang Tepat saat Menstruasi

 

Tidak hanya di Jepang, jamur maitake juga terdapat di negara lain. Tiongkok menyebutnya hui shu hua, warga Italia menyebutnya signorina, sedangkan di Amerika disebut dengan nama hen of the wood. Di jepang sudah banyak perusahaan yang membudidayakan jamur maitake. Biasanya jamur akan diproduksi menjadi 3 hal, yaitu jamur segar, jamur kering, dan suplemen kesehatan. Di Indonesia, jamur maitake juga sudah banyak dijumpai di gerai pasar modern.

(Sumber: Argogatono Arie Raharjo)